Wednesday, August 7, 2013

SEMUA ORANG KUDUS

Pesta Semua Orang Kudus 1 November 1998

Mahasiswa/i UKM Kerohanian USD

Warat Minggu, 1 November 1998

=======================================

Why.23,1-6; 1Yoh.3,1-3; Mat.5,1-12a

Buka

Hari ini kita merayakan pesta untuk semua orang kudus. Mereka menjadi kudus karena telah mengisi kehidupan dan hari-hari hidup mereka dengan segala perbuatan yang baik. Dalam perayaan ini kita berdoa memohonkan secara khusus kepada santo dan santa pelindung kita masing-masing agar kehidupan kita selanjutnya disemangati oleh kebajikan dan segala kebiasaan baik mereka. Agar doa dan harapan kita berkenan pada Tuhan mari kita akui segala kelemahan dan dosa kita. Dosa terhadap diri sendiri, terhadap orang lain dan terhadap Tuhan sendiri.



Renungan

Ada sebuah cerita. Benjol adalah bocah cilik yang senang bermaian lompat-lompatan pada batu-batu besar di halaman rumahnya. Dasar anak kecil. Benjol bercakap-cakap dengan batu-batu itu. Dan katanya waktu itu semasa kehidupan si Benjol itu, batu-batu bisa berbicara dengan manusia. Dialog antara si Benjol dan batu itu terekam sebagai berikut: Benjol bertanya kepada batu itu. Hai batu batu besar, saya melihat anda tidak pernah berpindah-pindah tempat. Apa yang ada kerja di sini? Saya berbaring di atas tanah, jawab batu itu. Kalau musim hujan turun Anda buat apa? Saya berbaring di sini, jawab batu singkat. Kalau musim panas tiba anda berteduh di mana? Saya berbaring di sini. Kalau hari gelap anda mencari terang di mana? Saya tetap berbaring di sini, jawab batu lagi. Kemudian si Benjol berkata: sungguh malang nasib sebagi batu. Engkau hanya tahu berbaring di tempat yang sama. Engkau adalah barang yang paling malang di dunia ini. Lalu batu menimpal si Benjol dengan berkata. Maaf, saudara. Saya tidak pernah merasa sudah di sini. Saya sungguh berbahagia selama saya tetap berbaring di sini. Dan yang paling membahagiakan saya adalah saat saya menyaksikan kamu dengan gembira melompat-lompat di atas diriku. Aku Bahagia karena engkau mendapatkan kegembiraan. Sedih dan malang itu adalah pikiranmu. Saya sendiri tetap berbahagia dengan caraku seperti ini. Si Benjol malu karena dinasihati batu yang semula dianggapnya malang itu.

Kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan, kesuksesan itu sebenarnya merupakan gambaran situasi atau keadaan yang sulit diukur. Kegembiraan, kebahagiaan dan kesenangan itu memiliki mutu dan kadar yang relatif seubjektif sifatnya. Seorang yang hidup sederhana dan tidak memiliki apa-apa dalam mata seorang kaya raya mungkin melihatnya sebagai hal yang menyedihkan. Kemalangan. Demikian pula sebaliknya. Seorang yang kaya raya dalam pandangan orang yang sederhana mungkin menilainya sebagai hidup yang menggembirakan. Tetapi apakah hal itu benar, sulit dibuktikan. Orang yang tidak memiliki apa-apa mungkin dia merasa bahagia dengan cara seperti itu atau seorang yang memiliki segalanya belum tentu juga merasa bahagia dalam hidupnya. Batu untuk seorang anak seperti si benjo tadi dinilai sebagai hal yang menyedihkan. tetapi batu sendiri merasa senang dan bahagia. Yang menentukan kita bahagia atau tidak bahagia secara tepat dan pasti cumalah diri kita sendiri.

Hari ini kita merayakan pesta semua orang Kudus. Semua orang yang telah mendapatkan kebahagiaan yang kita yakini sebagai orang beriman telah hidup dalam persekutuan dengan Allah sendiri. Dan gambaran tentang kehidupan orang kudus itu tampak jelas digambarkan dalam bacaan yang kita dengar tadi. Dalam bacaan pertama kita mendengar tentang kisah pengalaman berupa pengelihatan Yohanes. Dalam pengelihatan itu Yohanes menyaksikan sejumlah besar manusia yang tak terhitung jumlahnya. Jumlah yang besar itu didatangi seorang malaikat dengan membawa stempel besar untuk ditempelkan kepada mereka semua. Mungkin meterai yang dibawa malaikat itu bisa dibayangkan seperti kain-kain yang bertuliskan pro refomasi yang kita ikatkan di kepala kita saat kita berdemostrasi ke alun-alun bulan Mei silam. Yohanes menampilkan satu gaya simbolisme aritmatis dengan penyebutan angka atau bilangan yang mempunyai arti khusus. Angka seribu dalam tafsiran kitab suci berarti sangat banyak dan 12 itu mengacu pada jumlah suku israel dan juga 12 rasul. Dan yang mengherankan adalah manusia dalam jumlah yang besar itu setelah dimeterai, diberi identitas menghadap ke sebuah singgasana (alun-alun surga) di mana Anak Domba duduk. Orang banyak itu bukan ke sana untuk berdemonstrasi dan membaca maklumat atau tuntutan agar presiden turun melainkan ke sana untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Semua mereka tertiarap karena marasa kecil di depan Anak Domba. Dan Yohanes menyebut ribuan manusia itu sebagai orang yang baru keluar dari kesusahan dan telah mencuci jubah mereka dengan darah Anak Domba. Mencuci dengan darah artinya mencuci kehidupan dengan perjuangan yang besar dalam tantangan yang maha dahsyat. itu artinya orang yang menghadap singgasana itu adalah orang yang telah menang dalam perjuangan hidupnya. Orang yang telah merayakan keidupannya sesuai dengan tuntutan Kristus. karena dalam bacaan kedua Yohanes sekali lagi menegaskan bahwa orang yang telah mengisi dan merayakan kehidupannya dengan baik dia itulah yang akan melihat Kristus dalam keadaan yang sebenarnya. Orang yang dapat mengadap Tahta Anak Domba bagi Yohanes adalah mereka telah menaruh harapan sepenuhnya kepada Kristus dan hidup dalam tuntunan kehendak Kristus itu. Yang menaruh harapan kepada Kristus menguduskan dirinya dan dijamin ada bersama Kristus.

Apa yang disampaikan atau digambarkan Yohanes baik dalam bacaan pertama maupun bacaan kedua pada dasarnya mau mengatakan bahwa hidup itu perjuangan yang harus dimenangkan. Orang kudus yang kita peringati hari ini adalah mereka yang berhak dan sepantasnya mendapatkan ganjaran karena mereka telah melakukan sesuatu yang baik, yang sesuai dengan tuntutan Tuhan sendiri. Tuhan memperhitungkan dan meperhatikan setiap derita dan kecemasan, bahkan setiap tetes air manusia yang berjuang dalam kehendak Tuhan. Tuhan akan rela setiap saat menolong orang yang mau berjuang dalam hidup. Orang paling bahagia saya kira adalah orang yang tahu apa yang dibuatnya dan merasa senang dengan perbuatan itu karena ia yakin perbuatan itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan orang yang paling menyedihkan adalah orang yang tahu apa yang dibuatnya, senang membuatnya tetapi perbuatan itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itu artinya tahu berbuat tetapi tidak tahu mempertanggungjawabkan perbuatan. Contoh kecil saja. Berpacaran itu orang tahu baik dan menyenangkan tetapi kalau masa berpacaran dipakai sebagai kesempatan melakukan perbuatan untuk menyenangkan diri sendiri dengan mengabaikan norma susila dan sopan santun, itu artinya kita berjalan dalam kehendak kita sendiri. Orang yang hidup menurut kehendak sendiri pada umumnya pandai membuat rekayasa. Dan rekayasa dalam konteks ini sama dengan menggali lobang menguburkan diri sendiri. Berpacaran yang tak tahu batas bisa melahirkan rekayasa yang mengorbankan kehidupan, mengorbankan adat istiadat, mengorban hati nurani.

Kita senang merayakan pesta semua orang kudus hari ini. Dan tentu kita juga punya cita-cita untuk menjadi orang yang berbahagia paling kurang dimulai dalam kehidupan sekarang ini. Dan untuk mencapai kebahagiaan itu ada banyak jalan. Penggalan Injil tadi memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam pandangan Yesus orang akan mendapatkan ganjaran berpakan kebahagiaan itu dengan pelbagai macam cara. Ada yang bahagia dengan jalan melepaskan diri dari segala sesuatu yang mengikat dirinya. Yesus memuji dan mengganjari mereka karena menghayati kemiskinan dalam Roh. Perjuangan dalam hidup juga berharga di mata Allah dengan penghiburanNya. Kebahagiaan diperuntukan yang berdukacita. Kebahagiaan juga dibangun dalam sikap yang lemah lembut dan dalam upaya menghadirkan kebenaran. Tuhan memperhitungkan kelemahlembutan yang dibagikan kepada orang lain. Kebahagiaan dapat ditemukan ketika orang rela berbagi derita dengan orang lain. Kebahagiaan dapat dipetik ketika orang mengusahakan perdamaian dalam hidup. Juga kebahagiaan dapat ditemukan dalam derita dan perjuangan karena nama Tuhan. Jadi ucapan bahagia yang disampaikan Yesus tadi merupakan alternatif yang dapat kita pilih. Bisa pilih lebih dari satu dan juga tidak dilarang kalau mau melilih semuanya. Mereka atau para kudus yang kita rayakan hari ini adalah mereka yang telah mendapat ganjaran karena telah memilih apa yang ditawarkan Yesus tadi.

Saudara/i. Kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh apa dan bagaimana model hidup kita tetapi leih ditentukan oleh bagaaimana kita merayakan dan mengisi kehidupan kita dengan hal yang berguna untuk orang lain. Batu yang yang berbaring di halaman yang berdialog dengan si benjol dalam ilustrasi awal tadi tetap merasa bahagia sebagai batu. Ia bahagia bukan karena tercipta sebagai batu melainkan karena ia mampu membuat sibenjol itu gembira dan senang menjalani kehidupannya sebagai seorang anak. Kebahagiaan batu itu terletak dalam kemampuannya memberikan kegembiraan kepada Si Benjol. Mudah-mudahan kita semua merasa bahagia dalam kehidupan kita karena kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Kalau kita mampu berbuat sesuatu yang baik dengan cara kita maka pasti Yesus selalu berbisik dalam kehidupan kita: berbahagialah engkau karena telah membahgiakan orang lain. Semoga.





Pringwulung, 31-10-’98

Rm. Bone Rampung Pr

No comments:

Post a Comment