Pesta segala Orang
Kudus : 1 ‑ 11 ‑ 1996
Why.7,2‑4.9‑14 1Yoh.3,1‑3
Mat.5,1‑12a
Paroki Kristus Raja
Mbaumuku
Buka:
Pada hari ini kita
merayakan pesta semua orang kudus. Predikat kekudusan mereka itu bukanlah
sesuatu yang diperoleh dengan mudah melainkan lewat satu proses perjuangan
yang panjang dan penuh tantangan. Ada banyak lapisan yang harus dilewati, ada
banyak perhentian bakal menguji kelayakan kita untuk masuk ke dalam
persekutuan para kudus. Bacaan hari ini kiranya
mengajak kita untuk semakin berusaha menjadikan hidup kita lebih dekat
pada Allah. Kita berdoa semoga berkat doa para kudus kita pun dikuatkan dan
disemangati dalam kehidupan kita untuk semakin menjadi layak untuk Tuhan dan
sesama. Agar doa dan harapan itu berkenan pada Tuhan marilah kita akui kelemahan
dan dosa kita.....
Renungan
Gereja umumnya menentukan
hari‑hari tertentu untuk menghormati orang kudus tertentu. Dan hari ini
ditetapkan sebagai hari yang dikhususkan
untuk menghormati semua orang kudus. Itu artinya ada banyak orang kudus lainnya
yang tidak dikenal atau tidak tercantum di dalam daftar untuk diperingati satu
persatu. Dan kalau gereja menetapkan
demikian berarti pula bahwa mereka yang tidak disebutkan secara khusus
itu telah memenuhi kriteria standar untuk dikelompokkan sebagai orang‑orang
kudus. Dan apa yang menjadi kriterianya mari kita melihat apa yang
digambarkan dan yang mau dikatakan
ketiga bacaan hari ini.
Dalam bacaan pertama kita mendengarkan kisah pengelihatan Yohanes
dalam kitab Wahyu. Pengelihatan Yohanes kelihatannya menarik sekaligus
menegangkan karena di sana digambarkan munculnya kekuatan yang bakal
menghancurkan. Namun usaha untuk merusakan bumi dengan segala isinya
dibatalkan Allah karena hanya Allah sendiri yang berhak dan berkuasa. Kuasa
Allah itu disimbolkan dengan meterai yang menentukan sah tidak suatu tindakan.
Dan mereka yang dimeteraikan itu sangat banyak 144 ribu. Angka ini mempunyai
arti simbolis yang mengacu kepada jumlah suku Israel dan dua belas rasul.
Angka 12 itu dikalikan dengan seribu. Angka seribu berarti simbolis jumlah yang
sangat banyak.
Angka yang disebutkan dalam
bacaan pertama itu menggambarkan bahwa
keselamatan Allah itu berlaku untuk segala bangsa. Rahmat keselamatan Allah itu
untuk semua bangsa yang berasal dari segala penjuru dunia. Keselamatan Allah
itu melampui batas suku, bangsa dan bahasa. Dan orang banyak itu berdiri di hadapan
Allah sambil bersembah sujud. Semua mereka itu berpakaian putih dan mereka
semua baru keluar dari kesusahan yang besar. Pakaian mereka yang putih itu
telah disucikan dan dibersihkan dalam darah Anak Domba. Mereka keluar dari
kesusahan besar artinya mereka telah berjuang dalam kehidupannya untuk membela
Kristus dan imannya. Mereka menantang semua bentuk kejahatan karena iman akan
Kristus. Itulah yang menjadikan mereka masuk dan mengenakan jubah putih karena
diselamatkan oleh Darah Kristus yang tersalib.
Lukisan kitab Wahyu dalam
bacaan pertama ditergaskan lagi dalam bacaan
kedua. Yohanes menegaskan kembali bahwa derita dan tantangan merupakan jaminan
untuk mendaptkan suatu model kehidupan yang paling sempurna yaitu kehidupan manusia di hadapan Allah. Orang-orang dan
siapa saja yang menambil bagian dalam derita dan perjuangan Yesus akan memandang Yesus. Mereka yangturut dalam
perjuangan misi Yesus sesungguhnya menjadi orang yang menaruh pengharapan dan
iman kepada Kristus. Upaya manusia untuk
memandang Allah bagi Yohanes merupakan bukti nyata dan bukti terbesar tentang
Allah yang mencintai dan mengasihi manusia. Tuhan membuktikan kebesaran
kasih-Nya dengan mengutus Putra-Nya menyelamatkan manusia yang percaya.
Berdiri di hadapan Allah
ternyata bukanlah satu perkara yang mudah. Injil yang kita bacakan dan dengarkan
hari ini secara tidak langsung menampilkan kriteria dan patokan yang harus
dipenuhi seseorang kalau ingin dikelompokkan sebagai orang kudus. Seting tempat
kisah Injil tadi terjadi di atas sebuah bukit. Bukit itu sekarang dikenal
sebagai bukit Sabda Bahagia. Tempat itu berdekatan dengan Kafernaum. Bukit
Sabda Bahagia itu merupakan tempat yang paling indah pemandangannya karena dari
atas bukit itu kita bisa menikmati pemandangan indah ke danau Galilea. Di Kafernaum
kita temukan gereja pengangkatan Santu Petrus sebagai gembala dan gereja
perbanyakan roti. Tidak jauh dari itu berdiri megah gereja Sabda bahagia yang
dibangun dengan dinding delapan segi. Setiap diinding itu terlukis satu sabda
bahagia yang kita cengarkan pagi ini. Bukit Sabda bahagia kini menjadi tempat
para ahli menyelidiki dan merenungkan Kitab Suci dan menjadi tempat orang berapa dan berpuasa.
Sausana tempat itu sunggguh membantu orang untuk merenungkan delapan sabda
bahagia hari ini.
Injil mewacanakan
kebahagiaan dari atas sebuah bukit dan menawarkan kebahagiaan itu kepada siapa
saja. Injil mau mengeaskan bahwa semua orang dipangggil untuk mendapatkan
kebahagiaan. Dan kebahagiaan yang dijanjikan itu menuntut perjuangan manusia
karena jalan menuju kebahagiaan itu penuh rintangan. Semua orang yang
mengharapkan kebahagiaan harus melewati tahap seleksi yang ketat. Ada delapan
tempat seleksi yang harus dilewati sebelum orang sampai kepada Allah dan
memandang wajah Allah seperti digambarkan dalam bacaan pertama. Pada ruangan
seleksi pertama orang yang datang dicek segala barang yang dibawanya. Kalau barangnya
terlalu banyak orang itu dinyatakan gugur. Yang masuk melewati ruangan pertama
adalah mereka yang miskin dalam Roh. Orang yang meleawi pintu itu akan
berhadapan dengan tulisan: “Berbahagialah mereka yang miskin dalam Roh”.
Ruangan kedua yang dicek
adalah mata dan pipi manusia. Kalau mata dan pipi seseorang yang masuk ke sana
tampak kering mereka itu tidak layak untuk masuk tahap berikut. Mereka harus
paham akan pesan kalimat: “Berbahagialah yang berduka cita karena mereka akan
dihibur”. Ruangan seleksi ketiga ujiannya lain lagi. Materi ujiannya adalah
cara orang berbicara. Yang kata‑katanya lembut boleh masuk karena di tempat itu
ada kalimat: “Berbahagialah yang lembut hati karena mereka akan mewarisi tanah
pusaka”. Ruangan seleksi keempat yang ditanyakan adalah jenis minuman kesukaan
seseorang. Kalau orang hanya suka minuman keras beralkohol yang menyebabkan
kemabukan orang itu tidak layak masuk ke ruangan itu karena di sana ada ayat
yang berbunyi: :Berbahagialah mereka yang haus akan kebenaran. Pada ruangan
seleksi kelima setiap orang diuji emosinya.
Orang yang cepat terharu, berempati boleh masuk sedangkan yang tegar hati tidak
dibiarkan masuk karena pada ruangan itu ada tertulis: “Berbahagialah orang yang
berbelaskasih karena Allah akan berbelaskasih kepadanya”. Pada ruangan seleksi
keenam orang ditanya tentang isi hati yang sebenarnya. Dan orang yang berbicara
tidak sesuai dengan isi hatinya tidak diperkenankan masuk karena pada ruangan itu ada ayat yang berbunyi
Berbahagialah mereka yang Suci Hatinya karena merekalah yang boleh memandang wajah Allah. Ruangan seleksi
ketujuh yang dilihat adalah apakah yang masuk itu berjalan bergandengan tangan
dengan sesamanya atau berjalan sendiri. Jika orang berjalan sendiri maka
mereka akan dinyatakan gugur karena pada ruangan itu berlaku kriteria khusus.
Pada ruangan itu ada ayat berbunyi: “Berbahagialah yang berdamai dengan sesamanya karena mereka
itulah yang disebut anak Allah”. Dan
mereka yang lolos melewati tujuh tempat seleksi itu harus sampai pada tempat
seleksi terakhir. Di tempat terakhir ini jurinya hanya melihat kondisi fisik
manusia. Jika manusia itu masih segar dan sehat maka ia tidak bakal masuk
karena pada tempat seleksi terakhir itu orang harus memperlihatkan wajah yang
lelah dan pasrah karena menderita demi Tuhan. Di ruangan terakhir itulah orang
temukan tulisan: ”Berbahagialah mereka yang dianiaya dan difitnah karena mereka
yang bakal mendapat ganjaran bersama Allah.
Orang kudus yang kita
rayakan pestanya hari ini adalah mereka yang telah melewati delapan tempat pemberhentian
dan ujian itu. Mereka telah lolos seleksi yang ketat. Dari sini jelaslah bagi
kita bahwa untuk mencapai kebahagiaan bersama Tuhan itu tidak mudah. Kita harus
berjuang dari hari kehari untuk bisa
menembus kedelapan tahap ujian itu. Dan untuk itu semua harus sudah
dimulai sejak kita hidup di dunia ini. Dan tentu semuanya itu dikaitkan dengan
segala bentuk panggilan hidup dan karya kita. Semua kita dipanggil kepada
kekudusan dan Tuhan sudah menyiapkan begitu banyak kemungkinan dan peluang
untuk menjadi kudus. Marilah kita berjuang terus maju menuju kekudusan dan semoga
kelak kita juga menjadi orang yang bisa melewati ke delapan tempat ujian itu
sehingga kita pun dapat memandang Kristus yang sebenarnya. Semoga.