Saturday, October 31, 2015

PERINGATAN SEMUA ORANG KUDUS




Pesta  segala  Orang  Kudus :  1 ‑ 11 ‑ 1996
Why.7,2‑4.9‑14    1Yoh.3,1‑3  Mat.5,1‑12a
Paroki Kristus Raja Mbaumuku
Buka:
Pada hari ini kita merayakan pesta semua orang kudus. Predikat kekudusan mereka itu bukanlah sesuatu yang dipe­roleh dengan mudah melainkan lewat satu proses perjuangan yang panjang dan penuh tantangan. Ada banyak lapisan yang harus dilewati, ada banyak perhentian bakal menguji kela­yakan kita untuk masuk ke dalam persekutuan para kudus. Bacaan hari ini kiranya  mengajak kita untuk semakin beru­saha menjadikan hidup kita lebih dekat pada Allah. Kita berdoa semoga berkat doa para kudus kita pun dikuatkan dan disemangati dalam kehidupan kita untuk semakin menjadi layak untuk Tuhan dan sesama. Agar doa dan harapan itu berkenan pada Tuhan marilah kita akui kelemahan dan dosa kita.....
Renungan
Gereja umumnya menentukan hari‑hari tertentu untuk meng­hormati orang kudus tertentu. Dan hari ini ditetapkan  sebagai hari yang dikhususkan untuk menghormati semua orang kudus. Itu artinya ada banyak orang kudus lainnya yang tidak dikenal atau tidak tercantum di dalam daftar untuk diperingati satu persatu. Dan kalau gereja menetap­kan  demikian berarti pula bahwa mereka yang tidak disebut­kan secara khusus itu telah memenuhi kriteria standar un­tuk dikelompokkan sebagai orang‑orang kudus. Dan apa yang menjadi kriterianya mari kita melihat apa yang digambarkan  dan yang mau dikatakan ketiga bacaan hari ini.
Dalam ba­caan pertama  kita mendengarkan kisah pengelihatan Yohanes dalam kitab Wahyu. Pengelihatan Yohanes kelihatannya mena­rik sekaligus menegangkan karena di sana digambarkan mun­culnya kekuatan yang bakal menghancurkan. Namun usaha un­tuk merusakan bumi dengan segala isinya dibatalkan Allah karena hanya Allah sendiri yang berhak dan berkuasa. Kuasa Allah itu disimbolkan dengan meterai yang menentukan sah tidak suatu tindakan. Dan mereka yang dimeteraikan itu sangat banyak 144 ribu. Angka ini mempunyai arti simbolis yang mengacu kepada jumlah suku Israel dan dua belas ra­sul. Angka 12 itu dikalikan dengan seribu. Angka seribu berarti simbolis jumlah yang sangat banyak.
Angka yang disebutkan dalam bacaan pertama itu menggambarkan  bahwa keselamatan Allah itu berlaku untuk segala bangsa. Rahmat keselamatan Allah itu untuk semua bangsa yang ber­asal dari segala penjuru dunia. Keselamatan Allah itu me­lampui batas suku, bangsa dan bahasa. Dan orang banyak itu berdiri di hadapan Allah sambil bersembah sujud. Semua mereka itu berpakaian putih dan mereka semua baru keluar dari kesusahan yang besar. Pakaian mereka yang putih itu telah disucikan dan dibersihkan dalam darah Anak Domba. Mereka keluar dari kesusahan besar artinya mereka telah berjuang dalam kehidupannya untuk membela Kristus dan imannya. Mereka menantang semua bentuk kejahatan karena iman akan Kristus. Itulah yang menjadikan mereka masuk dan mengenakan jubah putih karena diselamatkan oleh Darah Kristus yang tersalib.
Lukisan kitab Wahyu dalam bacaan pertama ditergaskan lagi  dalam bacaan kedua. Yohanes menegaskan kembali bahwa derita dan tantangan merupakan jaminan untuk mendaptkan suatu model kehidupan yang paling sempurna yaitu kehidupan  manusia di hadapan Allah. Orang-orang dan siapa saja yang menambil bagian dalam derita dan perjuangan Yesus  akan memandang Yesus. Mereka yangturut dalam perjuangan misi Yesus sesungguhnya menjadi orang yang menaruh pengharapan dan iman kepada Kristus.  Upaya manusia untuk memandang Allah bagi Yohanes merupakan bukti nyata dan bukti terbesar tentang Allah yang men­cintai dan mengasihi manusia. Tuhan membuktikan kebesaran kasih-Nya dengan mengutus Putra-Nya men­yelamatkan manusia yang percaya.
Berdiri di hadapan Allah ternyata bukanlah satu perkara yang mudah. Injil yang kita bacakan dan dengarkan hari ini secara tidak langsung menampilkan kriteria dan patokan yang harus dipenuhi seseorang kalau ingin dikelompokkan sebagai orang kudus. Seting tempat kisah Injil tadi terjadi di atas sebuah bukit. Bukit itu sekarang dikenal sebagai bukit Sabda Bahagia. Tempat itu berdekatan dengan Kafernaum. Bukit Sabda Bahagia itu merupakan tempat yang paling indah pemandangannya karena dari atas bukit itu kita bisa menikmati pemandangan indah ke danau Galilea. Di Kafernaum kita temukan gereja pengangkatan Santu Petrus sebagai gembala dan gereja perbanyakan roti. Tidak jauh dari itu berdiri megah gereja Sabda bahagia yang dibangun dengan dinding delapan segi. Setiap diinding itu terlukis satu sabda bahagia yang kita cengarkan pagi ini. Bukit Sabda bahagia kini menjadi tempat para ahli menyelidiki dan merenungkan Kitab Suci dan  menjadi tempat orang berapa dan berpuasa. Sausana tempat itu sunggguh membantu orang untuk merenungkan delapan sabda bahagia hari ini.
Injil mewacanakan kebahagiaan dari atas sebuah bukit dan menawarkan kebahagiaan itu kepada siapa saja. Injil mau mengeaskan bahwa semua orang dipangggil untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan kebahagiaan yang dijanjikan itu menuntut perjuangan manusia karena jalan menuju kebahagiaan itu penuh rintangan. Semua orang yang mengharapkan kebahagiaan harus melewati tahap seleksi yang ketat. Ada delapan tempat seleksi yang harus dilewati sebelum orang sampai kepada Allah dan memandang wajah Allah seperti digambarkan dalam bacaan pertama. Pada ruangan seleksi pertama orang yang datang dicek segala barang yang dibawanya. Kalau ba­rangnya terlalu banyak orang itu dinyatakan gugur. Yang masuk mele­wati ruangan pertama adalah mereka yang miskin dalam Roh. Orang yang meleawi pintu itu akan berhadapan dengan tulisan: “Berbahagialah mereka yang miskin dalam Roh”.
Ruangan kedua yang dicek adalah mata dan pipi manusia. Kalau mata dan pipi seseorang yang masuk ke sana tampak kering mere­ka itu tidak layak untuk masuk tahap berikut. Mereka harus paham akan pesan kalimat: “Berbahagialah yang berduka cita karena mereka akan dihibur”. Ruangan se­leksi ketiga ujiannya lain lagi. Materi ujiannya adalah cara orang berbicara. Yang kata‑katanya lembut boleh masuk karena di tempat itu ada kalimat: “Berbahagialah yang lembut hati karena mereka akan mewarisi tanah pusaka”. Ruangan se­leksi keempat yang ditanyakan adalah jenis minuman kesukaan seseorang. Kalau orang hanya suka minuman keras beralkohol yang menyebabkan kemabukan orang itu tidak layak masuk ke ruangan itu karena di sana ada ayat yang berbunyi: :Berbahagialah mereka yang haus akan kebenaran. Pada ruangan seleksi kelima setiap orang diuji  emosinya. Orang yang cepat terharu, berempati boleh masuk se­dangkan yang tegar hati tidak dibiarkan masuk karena pada ruangan itu ada tertulis: “Berbahagialah orang yang berbe­laskasih karena Allah akan berbelaskasih kepadanya”. Pada ruangan seleksi keenam orang ditanya tentang isi hati yang sebenarnya. Dan orang yang berbicara tidak sesuai dengan isi hatinya tidak diperkenankan masuk karena  pada ruangan itu ada ayat yang berbunyi Berbahagialah mereka yang Suci Hatinya karena merekalah yang  boleh memandang wajah Allah. Ruangan seleksi ketujuh yang dilihat adalah apakah yang masuk itu berjalan bergandengan tangan dengan sesama­nya atau berjalan sendiri. Jika orang berjalan sendiri maka mereka akan dinyatakan gugur karena pada ruangan itu berlaku kriteria khusus. Pada ruangan itu ada ayat berbunyi: “Berbahagialah  yang berdamai dengan sesa­manya karena mereka itulah  yang disebut anak Allah”. Dan mereka yang lolos melewati tujuh tempat seleksi itu harus sampai pada tempat seleksi terakhir. Di tempat terakhir ini jurinya hanya melihat kondisi fisik manusia. Jika man­usia itu masih segar dan sehat maka ia tidak bakal masuk karena pada tempat seleksi terakhir itu orang harus memperlihatkan wajah yang lelah dan pasrah karena menderita demi Tuhan. Di ruangan terakhir itulah orang temukan tulisan: ”Berbahagialah mereka yang dianiaya dan difitnah karena mereka yang bakal mendapat ganjaran bersama Allah.
Orang kudus yang kita rayakan pestanya hari ini adalah mereka yang telah melewati delapan tempat pem­berhentian dan ujian itu. Mereka telah lolos seleksi yang ketat. Dari sini jelaslah bagi kita bahwa untuk mencapai kebahagiaan bersama Tuhan itu tidak mudah. Kita harus berjuang dari hari kehari untuk bisa  menembus kedelapan tahap ujian itu. Dan untuk itu semua harus sudah dimulai sejak kita hidup di dunia ini. Dan tentu semuanya itu di­kaitkan dengan segala bentuk panggilan hidup dan karya kita. Semua kita dipanggil kepada kekudusan dan Tuhan sudah menyiapkan begitu banyak kemungkinan dan peluang untuk menjadi kudus. Marilah kita berjuang terus maju menuju kekudusan dan semoga kelak kita juga menjadi orang yang bisa mele­wati ke delapan tempat ujian itu sehingga kita pun dapat memandang Kristus yang sebenarnya. Semoga.