Thursday, April 24, 2014

PASKA: MEMBAWA TERANG DAN DAMAI


Renungan Misa Paska Jumat, 25 April 2014
1Kor, 5,6-8  Mat.28,1-10
Keluarga Besar SMAK Frateran Malang

 Buka

Pada tempat pertama saya mengucapkan selamat Paska. Selamat karena kita dibebaskan dari perhambaan dan perbudakan dosa berkat senggsara, kematian dan kebangkitan Tuhan. Tuhan telah membebaskan  dan melepaskan  kita secara rohani. Dalam perayaan ini kita mau merayakan pesta pembebasan kita sekaligus memohon Tuhan agar hidup  dan karya kita berada dalam tuntutan terang dan rencana-Nya. Lebih dari itu kita  juga mau mengucapkan syukur kepada Tuhan untuk kehadiran dan penyertaan-Nya dalam seluruh aktivitas yang memungkinkan satu angkatan menyelesaikan tahap pendidikan mereka. Juga kita mengharapkan pendampingan Tuhan untuk mereka yang berniat bergabung dan yang masih bergabung di lembaga SMAK Frateran agar tetap mengalami sukacita dalam tugas dan karya. Marilah kita menyiapkan diri dengan mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita.

Renungan
 Selma Ottilia Lovisa Lagerloef (20-11-1858 s.d.16-03-1940) adalah seorang penulis terkenal asal Swedia. Dialah peraih nobel Sastra pertama asal Swedia tahun 1909. Dia terkenal sebagai penulis buku untuk anak-anak dan penulis legenda legenda. Puluhan kisah dan legenda yang dihasilkannya berisi aneka pesan bermakna bagi kehidupan manusia. Satu dari sejumlah kisah atau legenda yang ditulis Lagerloef saya angkat dalam rangka membantu dan menginspirasi kita dalam memaknai perayaan Paska yang kita rayakan hari ini.  Judul lengenda Selma Lagerloef yang saya pilih adalah The Flame yang bisa berarti lidah api, cahaya, sinar, terang. Apa yang dikisahkan Lagerloef dalam legenda The Flame itu? Lagerloef berkisah tentang seorang prajurit dari kota Florance, Italia Tengah. Ia menggambarkan watak prajurit itu sebagai seorang yang tegas, konsisten, berani, serius, loyal, ksatria, dan tidak mudah dikalahkan.  
Apa yang dibuat sang Prajurit? Ketika terjadi perang suci berkobar, sang sang prajurit meninggalkan kotanya pergi merebut tempat-tempat suci termasuk makam Yesus di Yerusalem. Ia berjuang dengan keyakinan bahwa Kristus sendiri akan menolongnya. Dalam keyakinan itu ia berhasil merebut kawasan makam kudus. Setelah kawasan itu direbut dari tangan musuh ia menyalakan ribuan lilin di tempat itu dan berdoa.
Prajurit itu berdoa di makam Yesus untuk mengucap syukur atas kemenangan yang diperoleh. Untuk mensyukuri kemenangannya dan sebagai bukti bagi warga kota Florance bahwa ia menang dalam pertempuran prajurit itu harus membawa tanda. Tanda itu, diharapkan bisa mendamaikan semua warga kota Florance yang lagi dilanda krisis perebutan kekuasaan. Prajurit itu tidak membawa jarahan emas dan barang berharga lainnya. Untuk membuktikan  kemenangannya sebagai prajurit Kristus ia hanya membawa ratusan lililin. Sebelum meninggalkan makam kudus prajurit itu berdoa memohonkan agar ia dapat membawa cahaya dan terang dari makam kudus untuk masyarakat Florance. Setelah menyalakan sebatang lilin prajurit segera menunggang kuda perangnya menuju kota Florance. Ia membawa lilin bernyala dari makan Tuhan sebagai tanda kemenangan. Dia yakin dan percaya bahwa cahaya yang dibawanya dari makan Tuhan  bisa mengubah keadaan seluruh warga kota Florence yang saat itu dilandai krisis dan perebutan kekuasaan.
Prajurit itu kembali dengan lilin bernayala di atas kuda perangnya. Sambil memacu kudanya ia harus menjaga agar lilin yang bernyala itu tidak padam diterpa angin. Kalau lilinnya hampir habis, maka ia berhenti sejenak melanjutkan cahaya itu dengan lilin yang baru. Jika angin kencang  menerpa nyala lilin itu si prajurit tidak kehilangan akal. Ia terpaksa harus menunggang kuda dengan posisi muka ke belakang agar lilin kecil itu tidak diterpa angin.
Orang-orang merasa heran menyaksikanna perilaku prajurit itu. Dalam perjalanan itu si prajurit dihadang gerombolan perampok dan mengambil semua perlengkapan perangnya. Dia dipaksa turun dari kudanya dan melepaskan semua perlengkapan militernya. Semua harta miliknya dirampas tanpa dilawannya karena ia hanya berkonsentrasi menjaga lilinnya tetap bernyala dan cahayanya bisa secepatnya sampai pada warga kota Florance. Lilin bernyala menjadi satu-satunya barang yang dipertahankannya dari ulah perampok. 
Semua warga Florence kagum atas usaha prajurit yang membawakan lilin bernyala itu melewati perjalanan panjang dan penuh tantangan. Ketika ditanya bagaimana caranya sampai lilin bernyala itu berhasil sampai kota Florance prajurit itu menjawab: Nyala lilin kecil ini menuntut perhatianku yang besar dan penuh. Nyala lilin ini tidak memperbolehkan saya memikirkan hal lainnya.  Demi cahaya lilin ini aku harus menerima risiko dilucuti dan dirampok. Meskipun lilin ini sudah sering luput dari bahaya, namun saya harus selalu berjaga-jaga agar lilin ini tidak dirampas dariku.  Lilin ini menjadi segalanya bagiku dan kubawa biar penduduk kota Florance ini tahu bahwa Kristus menang.  Cahaya lilin inilah yang akan membawa kesejukan dan kedamian buat semua penduduk kota Florence.
Dalam upacara cahaya malam paska semua kita secara bersama dan secara pribadi  telah menerima dan merasakan terang kebangkitan Tuhan. Cahaya dan terang kebangkitan yang kita terima itu merupakan barang berharga ibarat emas yang harus kita jaga dalam rangka menjamin keamanan hidup kita. Cahaya dan terang Tuhan itulah yang kita bawa, yang kita pelihara dan yang kita  bagikan dalam keseharian hidup kita. Dengan terang itu kita diharapkan untuk tidak lagi melintas di lorong yang gelap, dijalan-jalan kehidupan yang menyesatkan jiwa kita. Terang yang kita terima adalah senjata yang harus selalu kita bawa untuk memenangkan kehidupan.
Hari ini kita merayakan Paska berarti kita datang ke makam Tuhan untuk menyalakan lilin hati dan kehidupan kita. Harapnnya lilih hidup kita dapat membawa terang bagi orang lain melalui perbuatan baik, amal, dan kasih kita. Merayakan paska kebangkitan menuntut kita untuk menjadi manusia yang berguna bagi orang lain, menjadi sepotong lilin yang terus bernyala.  
Injil Matius tadi mengisahkan sejumlah perempuan yang berziarah ke makam Tuhan. Di makam itulah mereka menerima terang cahaya malaikat yang menjelaskan tentang keberadaan Yesus. Yesus telah bangkit dan sudah mendahului para murid ke Galilea tempat tugas sebelum ia disalibkan. Kelompok perempuan yang datang ke makam dikuatkan dan diingatkan malaikat agar tidak takut, untuk segera mengabarkan dan meneruskan pesan malaikat tentang kebangkitan Yesus. Sungguh mengejutkan dalam perjalanan untuk membawa kabar kebangkitan itu, mereka didatangi Yesus. Yesus menjumpai mereka sekaligus memberi sesuatu yang amat berharga yaitu SALAM, DAMAI. Perempuan yang mencari Tuhan itu menerima cahaya dan terang dari malaikat dan dilengkapi lagi dengan SALAM, DAMAI dari Tuhan sendiri. Yesus menghendaki agar semua orang yang mengalami kebangkitan harus segera kembali ke Galilea. Mengapa ke Galilea, karena Galilea adalah tempat Yesus menjalankan tugas rutinnya memberitakan kerajaan Allah dengan berbagai tanda heran. Kalau Yesus meminta siapa saja harus segera ke Glilea itu arti Yesus menginginkan agar pengalaman akan Yesus yang bangkit harus secepatnya membawa buah dan berkat dalam kehidupan harian, dalam tugas, karya pelayanan kita.
Bagaikan seorang prajurit hari ini semua kita datang menyalakan api lilin kehidupan kita pada Kristus sebagai Terang Dunia. Kita datang dengan satu niat, suatu janji untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti di dalam hidup kita baik sebagai guru, pendidik, pegawai, maupun sebagai peserta didik. Bagi mereka yang masih berjuang di SMAK Frateran, kita dituntut untuk menjadikan sekolah kita sebagai sebuah galilea yang memiliki keunggulan sebagai tempat Tuhan menjalankan karya agung  dan mulia. Bagi adik-adik yang telah menyelesaikan pendidkan di SMAK Frateran, Anda akan memasuki dunia baru, galilea baru tetapi yang Anda bawa adalah terang Tuhan yang sama. Terang-terang Tuhan itu telah Anda alami dan dapatkan dalam serangkaian proses yang telah dilalui. Karena itu, tetaplah menjadi sepotong  lilin yang terus bernyala karena Anda telah diproses di sekolah untuk menjadi sepotong lilin bernyala, menjadi diri pribadi yang memiliki keunggulan dalam aneka aspeknya.
 Bangkit bersama Tuhan, mau menjadi prajurit pembawa terang haruslah menjadi komitmen kita bersama yang merayakan paska. Kita telah menguburkan segala hal yang lama untuk menjadi manusia baru bersemangat baru dalam cara hidup yang baru. Marilah kita berusaha menjadi adonan baru untuk membawa terang dan Damai Tuhan. Berkat Tuhan untuk kita semua... Amin