Wednesday, August 7, 2013

MINGGU PASKA 4A

Minggu PASKA 4 Tahun A 28 4 1996

Kis.2,14a.36 41 1Pet.2,20b 25 Yoh.10,1 10



Buka

Semua manusia menginginkan hidupnya bahagia dan berjuang agar bebas dari pelbagai macam tantangan yang membahaya¬kan. Jalan keluar yang diperoleh dalam pelbagai kemelut kehidupan terasa sebagai pintu yang membebaskan. Yesus hari lewat firman Tuhan yang kita dengar dan renungkan mengisahkan kepada manusia bahwa diriNya adalah Pintu yang bakal dilewati semua manusia yang akan mendambakan kehidu¬pan dan keselamatan. Yesus adalah pintu yang memungkinkan semua manusia dapat kembali kepada gembala dan pengasuh utamanya yaitu kebahagiaan bersama Allah. Hari ini Yesus mau memanggil semua manusia untuk semakin mendekatkan diri padaNya sebagai pintu yang menjanjikan keselamatan. Hari ini juga gereja berdoa secara khusus bagi panggilan hidup manusia. Hari Minggu panggilan hari ini adalah hari khusus buat kita merenungkan panggilan hidup kita masing masing. Dan apapun jenis panggilan kita itu semua adalah cara kita untuk mendekatkan diri pada Kristus sang pintu utama keselamatan kita. Kita mau bertobat seandainya kehidupan kita bukannya mendekatkan kita pada Kristus tetapi seba¬liknya karena kelemahan kita. Kita mohon kerahiman Tuhan....



Renungan:

Tahun 1996 menurut penanggalan China disebut sebagai tahun tikus. Tahun Tikus demikain diyakini sebagai tahun yang diwarnai dengan pelbagai peristiwa seperti banjir serta kebakaran di mana mana. Ramalan itu memang seakan menjadi kenyataan ketika kepada kita disuguhkan pelbagai berita yang menyedihkan menyusul terjadinya peristiwa kebakaran yang menelan banyak korban. Beberapa waktu lalu kita me¬nyaksikan di televisi atau membaca di surat kabar tentang semua hal itu. Diberitakan antara lain: sebuah bus penum¬pang yang memuat sejumlah manusia hangus terbakar pada ruas jalan kota Jakarta. Hampir semau penumpangnya ter¬panggang. Tim penyelamat dan pencari fakta menemukan da ging manusia itu bertumpuk di dekat pintu bus. Sementara itu terjadi kebakaran di sebuah Toko swalayan yang menelan korban manusia. Tim pencari fakta menemukan tumpukan abu dari tubuh korban yang terperangkap di dekat pintu keluar. Semua mereka mati terbakar dekat pintu. Itu jelas bagi kita mereka sebenarnya berjuang untuk keluar melalui pintu itu sehingga bisa menyelamatkan diri.

Saudara/i... Saya yakin semua kita tahu apa itu pintu, di mana biasanya letak pintu, apa fungsi sebuah pintu, apa syarat sebuah pintu yang baik dan lain lain. Semua rumah itu punya pintu dan umumnya pintu dan letak pintu menentu¬kan bagian depan rumah kita. Pintu dengan merupakan pintu utama. Sedangkan pintu belakang umumnya berkaitan dengan segala hal yang bersifat rahasia. Kalau seorang tamu mam¬pir ke sebuah rumah dan kebetulan tuan rumah ketiadaan gula dan harus memintanya pada tetangga untuk menjamu tam¬unya maka tata adat ketimuran kita mengharuskan seorang anak yang pergi meminta gula itu harus lewat pintu bela¬kang dan diusahakan agar tidak boleh terlihat sang tamu. Inilah untungnya sebuah rumah yang memiliki pintu bela¬kang. Mungkin dari sinilah munculnya istilah main pintu belakang untuk perjuangan tak jujur dan halal. Tentu ger¬ak tipu serupa itu tak akan terjadi kalau rumah hanya terdiri dari satu pintu saja.

Perkara tentang pintu ini diangkat juga oleh Yesus dalam penggalan Injil Yohanes yang kita dengar tadi. Yesus secara sengaja memilih pintu karena semua orang tahu apa itu pintu dengan fungsinya. Yesus bertolak dari penga¬laman biasa manusia sehingga pewartaanNya bukan merupakan sesuatu yang asing bagi mereka. Para pendengarNya tahu apa itu pintu dan peranannya. Kisah bertumpukan jenasah dalam cerita awal tadi sebenarnya mau melukiskan juga bahwa orang tahu peranan pintu sebagai tempat mereka bisa ke¬luar dari ancaman maut. Orang juga tahu bahwa pintu itu mempunyai bahasa tertentu yang melukiskan kepribadian dan watak manusia. Hal itu dijelaskan juga oleh Yesus dalam Injil. Cara orang bersikap terhadap pintu menentukan wa¬tak orang tersebut. Rumah yang pintunya selalu terbuka membahasakan bahwa penghuninya adala htipe manusia yang terbuka dan rela menerima siapa saja. Rumah yagn pintunya selalu terbuka adalah cermin keadaan lingkungan yang aman dan tertib. Orang yang keluar masuk lewat pintu biasanya paling kurang adalah seorang tamu yang berkehendak baik. Tetapi ketika kita menyaksikan seorang manusia masuk keda¬lam sebuah rumah lewat lobang yagn lain selain pintu maka jelas bagi kita bahwa orang itu pasti gelarnya agak lain. Orang seperti itu kalau menurut Yesus tadi patut diberi gelar istimewa yaitu pencuri. Di sini pintu memberikan gelar pada manusia entah manusia baik atau manusia pen¬curi.

Saudara/i... Yesus hari ini berbicara tentang pintu kan¬dang sekawanan domba. Dan dijelaskan bahwa yang dimaksud¬kan pintu itu adalah Yesus sendiri dan kawanan domba itu adalah manusia. Dengan menampilkan diri sebagai pintu maka diharapkan semua yang mengikuti Kristus itu dapat menggu¬nakan pintu itu dengan baik untuk keluar dari pelbagai an¬caman. Yesus sebagai satu satunya pintu yang harus dilalui semua kawanannya. Dan gelar pintu yang diberikan kepada Yesus ini sebenarnya menunjukkan beberapa kebenaran beri¬kut ini: Yesus sebagai pintu kepada Domba juga berarti Ye¬suslah jaminan yang menghantar domba ke tanah lapang yang hijau. Yang menghidupkan. Yesus sebagai pintu berarti ha¬nya dengan memahami Yesus kita bisa memahami Allah yang tak kelihatan. Yesus adalah wujud Allah yang kelihatan pada manusia. Dan sebagai pintu Yesus berada di depan. Dan sebagai gembala Dia berada di depan dan semua dombaNya akan mengikuti Dia ke mana Dia akan pergi. Yesus menghan¬tar dombaNya kepada Bapa dalam jalur yang sama yang dipi¬lih dan ditempuhnya dengan segala resikonya.

Sdra/i menjadikan Yesus sebagai pintu dan sekaligus seba¬gai gembala yang menghantar kita kepada keselamatan diba¬hasakan dalam bacaan kedua tadi sebagai upaya kita untuk kembali kepada gembala dan pengasuh kita. Surat Petrus tadi menegaskan bahwa pengalaman manusia yang mengambil bagian dalam pengalaman Yesus sama artinya manusia sudah kembali kepada Bapa dan pengasuh kita. Yesus menderita bu¬kan karena kejahatannya melainkan karena kebaikan. Inilah logika Allah yang terkadang berlawanan dengan logika kita manusia. Untuk Allah menderita karena berbuat baik adalah satu karunia. Untuk manusia menderita karena berbuat baik sulit dimengerti. Dan Yesus sendiri sudah mengalami nasib yang pertama. Ia menderita bukan karena kejahatan. Sikap¬nya juga lain dari sikap manusia. Ia tidak membalas segala penghinaan yang didengarnya dari musuhnya. Ia sampai mati di salib tanpa reaksi perlawanan apa apa. Dan justru kare¬na itu manusia diselamatkan. Oleh bilur bilurnya kita diselamatkan. Sikap dan cara Yesus ini justru mau membuka mata manusia untuk melihat secara benar bahwa memang Yesus itu berperan sebagai pintu yang akan dilalui manusia per¬caya menuju Bapa. Yesus sebagai pintu yang terus terbuka kepada manusia, domba yang sebelumnya tersesat karena men¬cari jalan di luar yang telah ditentukan. Yesus telah men¬jadi pintu terdepan yang tetap terbuka bagi manusia yang mau mengikuti jejakNya. Yesus sebagai pintu yang terbuka yang memungkinkan manusia kembali kepada gembala dan pen¬gasuh kita yaitu Allah sendiri...

Kisah tentang peranan Yesus sebagai gembala dan pintu yang menentukan jalan kehidupan manusia merupakan bahan utama yang dipakai dalam pewartaan para Murid Yesus. Para murid Yesus lewat Kisah Para Rasul dalam bacaan per¬tama tadi menegaskan dalam kotbah mereka kepada semua orang keturunan Israel untuk segera menerima Yesus sebagai Tuhan dan Almasih. Petrus bersama termannya berkotbah berapi api tentang Yesus yang menjadi pintu keselamatan buat manusia. Kotbah dan pewartaan mereka mendapat perha¬tian dan simpati yang luas. Setelah heran mereka lalu ber¬tanya tentang langkah apa yang perlu mereka ambil. Mereka mencari tahu perbuatan dan tindakan yang perlu. Dan Petrus memberikan satu jawaban sebagai syaratnya. Itu bertobat dan memberikan diri dibaptis. Mereka harus bertobat dan dibaptis karena janji keselamatan itu juga berlaku untuk mereka yang tidak bertobat, untuk keturunan mereka dan un-tuk mereka yang jauh tersesat dari jalan sang gembala uta¬ma yaitu Kristus. Dan setelah mereka tahu apa yang harus dibuat mereka pun memberikan dirinya dibaptis. Kerelaan itu adalah tanda bahwa mereka telah mengenal satu pintu yang benar menuju keselamatan kekal. Mereka terpanggil un¬tuk melepaskan jalan lama mereka. Mereka dipanggil dari cara hidup mereka yang suka lompat pagar atau tak setia. Kini mereka seakan terancam maut, kini mereka merasa diri diancam kematian dan kebakaran. Kesadaran itu mendorong mereka untuk segera mencari pintu keluar untuk menyelamat¬kan diri dan hidup mereka. Dan itu mereka temukan dalam diri Yesus.

Kita semua sebagai orang yang menerima Kristus mau tak mau harus menjadikan Kristus sebagai pintu yang menjamin keselamatan kita. Kristus itu adalah gembala yang mengenal kita secara pribadi. Kita yang telah memilih Kristus sebagai Tuhan berarti kita harus selalu berjalan dalam dan melallui pintu itu dan bukannya lewat pintu yang kita buat sendiri menurut keinginan kita. Kalau kita men¬cari pintu sendiri maka jangan terkejut kita mendapat ge¬lar sebagai pencuri atau perambpok. Dan tentu kita tak suka digelar demikian. Karena itu barangkali kita juga bisa beratnya seperti orang orang dalam bacaan pertama tadi. Apa yang harus kita perbuat untuk menjadikan Yesus sebagai Pintu?

Hari ini ditetapkan sebagai Hari Panggilan. Dan tentu ba¬guslah kalau dalam terang Firman Tuhan yang kita dengar hari ini kita kembali merenungkan panggilan kita. Apakah kita yang berada di sini sudah memilih pintu yang benar sesuai dengan kemampuan kita? Apakah kita tergolong domba yang setia, taat dan mendengarkan suara sang gembala agung yang hadir dalam diri orang tua kita, pendidik kita, pem¬bina kita, pemimpin kita dan dalam diri sesama kita. Sdra/i... Kita semua berada di tempat ini karena kita men¬dengar panggilan yang sama untuk semakin mendekatkan diri pada Kristus Sang Pintu Keselamatan kita. Kita dipanggil untuk selalu melewati pintu keselamatan dalam pelbagai bentuk bidang tugas kita. Kita sebagai siswa berusaha mendekatkan diri pada Kristus Sang Pintu dan Gembala jika kita dari hari ke hari menyadari tujuan keberadaan kita di lembaga ini. Untuk apa kita berada dan datang ke lembaga ini? Para Pembina dan Pendidik juga berusaha mendekatkan diri pada Pintu Keselamatan dengan berusaha setia menja¬lankan tugas dan pengabdian mereka. Para Suster juga beru¬saha mendekatkan diri pada Kristus Sang Pintu dalam pen¬gorbanan dan tugas mereka. Para karyawan/wati juga ter¬panggil mendekatkan diri pada Kristus lewat tugas dan pelayanan mereka. Marilah kita berjuang selalu mendekatkan diri pada Kristus Sang Pintu Kehidupan kita, bukan cuma saat kita terancam bahaya tetapi dalam setiaap tugas yang kita laksanakan.... Semoga.



No comments:

Post a Comment