Wednesday, August 7, 2013

MINGGU KOMUNIKASI

Minggu Paska ke-7 Th.A1 Hari Komunikasi Dunia

Kis.1,12-14; 1Petr.4,13-16 Stasi Godean



Buka

Hari ini kita memasuki Minggu ketujuh masa Paska. Dan bebarapa hari lalu kita merayakan kemenangan Yesus sebagai tokoh dan pejuang kebenaran melalui penderitaan berhadapan dengan politik dunia manusia. Yesus telah naik ke surga untuk menjadi media alat, sarana yang mengantarai kita dengan Allah. Karena itu tepat sekali kalau pada hari Minggu ini gereja sedunia merayakan hari Komunikasi sedunia. Paus dalam surat gembalanya untuk hari kumunikasi Dunia ke 33 tahun ini menegeraisbawahi peran Yesus sebagai pengantara yang bersikap ramah yang membawa semua manusia ke ke rumah Bapa. Marilah dalam perayaan ini kita berdoa semoga kita semua sebagai pengikut Kristus dapat juga menjadi alat dan media yang ramah yang bisa menghantar orang lain agar semakin dekat pada Allah. Kita berdoa secara khusus untuk kepentingan negara kita menjelang pesta demokrasi yang saat ini dibayangh-bayangi hal yang suram. Mudah-mudahkan Tuhan memberikan jalan terbaik bagi bangsa kita sekaligus menjauhkan dari kita segala hal yang tidak kita inginkan. Untuk itu mari kita awali perayaan ini dengan mengakui kelemahan dan dosa kita.



Renungan

Umat beriman sekalian yang terkasih

Hari Rabu yang lalu saya bersama semua team pendidikan dari Forum Rektor berangkat dari kampus Universitas Islam Indonesia menuju Kaliurang untuk mengadakan traning/latihan pendidikan bagi para pemilih. Sopir yang membawa kami kebetulan belum tahu persis tempat atau Wiswa di mana latihan itu dilaksanakan. Karena itu kernek bus turun dan bertanya kepada beberapa orang. Dua orang pertama yang ditanyai mengaku tidak tahu wisma yang kami tujui. Ketika ditanya mereka hanya menjawab tidak tahu. Kemudian sopir bertanya pada pengawai pos retribusi. Dan mereka memberikan pebjelasan yang rumit. Nanti dari sini Lurus terus, sampai di bundaran belok ke kiri, terus ke uatara sedikit ambil kanan dan jalan mentok ambil ke selelatan. Setelah berputar sekian lama sopir belum berhasil membawa kami ke tempat tujuan. Sopir bingung dengan petunjuk orang yang ditanyai. Kami semua yang berada di dalam bus juga turut bingung. Lalu ditanyakan kepada seorang anak muda. Anak muda itu lansung naik ke bus karena mau menunjukkan secara langsung tempat itu sehingga kami sampai di tempat bersangkutan.

Umat beriman terkasih

Apa yang saya alami dalam cerita tadi sebenranya adalah pengalaman berkaitan dengan masalah komunikasi. Mereka yang hanya menjawab tidak tahu adalah orang yang tidak dapat diajak untuk memberikan petunjuk yang baik bagi orang lain. Petugas pos retribusi memberikan jawaban yang rmah namun sayang informasinya terlalu berbelit-belit dan tak jelas. Penjelasannya membingungkan. Sedangkan pemuda yang terakhir dia bukan saja seorang yang ramah tetapi menjadi orang yang patut dipercayai dan diandalkan karena ia langsung berjalan bersama kami yang bingung menemukan tempat yang sebenarnya. Di sana ada kebingungan dan ada orang yang sebenarnya dapat membantu membebaskan orang lain dari kebingungan itu.

Umat beriman terkasih

Saya kira kebingungan yang paling dekat dengan kita saat ini adalah kebingungan menghadapi pesta demokrasi atau pemilu. Kita semua seakan berada dalam sebuah bus yang akan membawa kita ke sebuah puncak yang menjanjikan segala yang baik. Sayangnya kita bingung karena ada banyak jalan dan tikungan yang harus kita lewat. Kita juga mungkin bertemu dengan orang-orang yang tidak memberikan petunjuk yang pas untuk kita. Kita mungkin berhadapan dengan orang yang berpura-pura ramah tetapi tetap membuat kita bingung. Kita semua mau merayakan pesta demokrasi dan di hadapan kita terdapat 48 partai yang tentu saja membuat kita bingung. 48 partai itu yang tercatat di lembaga Pemilihan Umum namun ada satu yang tidak tercatat di LPU. Yang tidak tercatat itu adalah partai pilihan bebas semua rakyat berdasarkan bisikan nurani yaitu memilih untuk tidak memilih. Memilih untuk tidak memilih itu juga satu pilihan kalau memang kita tak dapat menemukan penunjukjalan yang ramah dan jujur.

Umat beriman terkasih

Saat ini adalah saat di mana orang mau mengangkat dirinya sebagai petujuk jalan. Para pemimpin partai dan simpatisan partai tertentu berjuang untuk menjadi petunjuk jalan bagi warga yang lagi bingung. Dan kita tidak bisa menghindarkan diri dari hal itu. Namun satu hal penting untuk kita adalah bersikap kritis dan bila perlu ‘mencurigai’ mereka yang berpura pura ramah namun menyesatkan. Dalam konteks seperti itu maka tentulah sangat tepat kalau tahun ini Paus kita menekankan adanya komunikasi yang ramah dan benar. Untuk itu tema hari Komunikasi Dunia tahun ini yang dituangkan dalam Surat Gembala Paus adalah Media Masa: Sahabat Ramah bagi Semua Orang yang Mencari Bapa. Tema ini sangat menarik karena media harus menjadi sahabat yang ramah untuk semua dalam rangka menuju Bapa. Dalam konteks yang lebih luas media diartikan setiap orang yang dapat menyampaikan pesan yang bisa menghantar sesamanya pada jalan yang benar. Gambaran tentang diri manusia sebagai media tampak dalam bacaan-bacaan tadi. Dalam bacaan pertama kita mendengar bagaimana para murid bersatu dengan tekun dalam doa bersama. Kebersamaan yang mereka ciptakan itu terjadi karena mereka telah mendapat petunjuk yang benar yaitu Yesus Kristus sendiri. Meski demikian menjadi pengikut Kristus harus berhadapan dengan tantangan. Bacaan kedua memberikan gambaran tentang tatangan itu. Penderitaan meru-pakan bagian lain dari pilihan mengikuti Kristus. Dan dalam situasi negara kita saat ini yang semakin tidak menentu kita dingatkan oleh Petrus dalam bacaan kedua tadi. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh, pencuri penjahat atau pengacau. Kalau kita mau pakai istilah yang sekarang sebenarnya bacaan kedua melarang kita untuk menjadi provokator. Dan kemungkinan untuk muncul provokator saat ini memang sangat besar.

Yesus adalah alat media yang paling ramah yang menghantar manusia kepada Bapa. Penggalan Injil Yohanes tadi sangat jelas menyampaikan bahwa Yesus telah datang untuk menjadi pengantara, media, alat yang menghubungkan antara yang insani dan yang ilahi. Yesus datang untuk memberitakan tentang Bapa kepada dunia manusia sekaligus berusaha untuk secara ramah membawa manusia menuju bapa. Dalam doa Yesus tadi kita mendengar perkataan yesus ini: Aku telah menyatakan namuMu kepada semua orang yang engkau berikan kepadaKu dan mereka telah menuruti FirmanMu. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu betasal dari padaMu. Keramahan Allah telah dikabarkan Yesus kepada Dunia manusia melalui cara hidupNya. Dan keramahan Allah itulah yang menuntut manusia berjalan di jalan benar menuju Allah di mana Yesus telah mendahului kita semua. Yesus tetap menjamin keselamatan bagi kita sang pengikutNya sebagaimana Ia ungkapkan dalam Doa melalui Injil tadi. Aku berdoa untuk mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu.

Kita bisa membaca, mendengar, melihat pelbagai hal yang baik dan hal buruk melalui pelbagai jenis media masa. Kita baca di surat kabar, kita dengar di radio, kita saksikan di televisi segala peristiwa yang dialami manusia. Ada yang menggembirakan ada pula yang menyedihkan. Yesus sebagai surat kabar Allah, Yesus sebagai radio Allah, Yesus sebagai televisi Allah. Yesus sebagai media komunikasi dari Allah telah memberitakan, memperdengarkan dan merlihatkan gambaran kehidupan yang menyenangkan. Ia menjanjikan kehidupan yang membahagiakan setelah melewati tahap penderitaan. Dan Ia sudah pergi mendahului kita, tetapi RohNya masih menyertai kita agar kita semua juga menjadi alat, media yang membawa kegembiraan bagi orang lain. Dan dalam situasi negara dengan kondisi politik seperti ini kita ditantang untuk menampilkan diri sebagai alat, media dari Tuhan untuk membawa hal yang menyejukkan. Karena itu Pesta demokrasi pemilu yang akan kita ikuti hendaknya membuat kita sadar bahwa itulah jalan bagi kita mempertontonkan hal yang baik dan bukan kerusuhan atau keonaran. Kita memperjuangkan demokrasi bukan berarti kita bertindak sesuka hati kita. Kita memperjuangkan demokrasi artinya kita harus mampu mendengarkan orang lain, mendengarkan diri serta bisikan nurani. Akhirnya saya mau sampaikan bahwa hendaknya kita lebih cermat menerima pelbagai macam janji yang digelar dalam kampanye partai yang akan segera kita masuki. Yesus dalam ajaran dan cara hidupNya sebenarnya telah memperjuangkan demokrasi itu. Namun kita semua tahu justru penguasa masa itu tidak menerima Dia. Mungkin dalam sejarah politik (partai) di negara kita ini ada yang mengalami nasib seperti Yesus. Dan saya pikir mungkin partai yang banyak kesulitan dalam perjuangannya itu lebih banyak muatan kebenarannya. Yesus lebih banyak diam, Yesus lebih banyak dikhianati namun kedia ia diakui sebagai orang yang dibenarkan Allah. Marilah kita berjuang untuk dibenarkan Allah dan bukan semata mata mau dibenarkan oleh manusia. Amin.

No comments:

Post a Comment