Wednesday, August 7, 2013

MI NGGU BIASA KE-6 TAHUN A

Minggu Biasa ke-6 Th.A1 14 Pebruari 1999

Sir.15,15-20 1Kor.2,6-10 Ma.5,17-37

Tamansari Yogyakarta



Buka



Para penjual biasanya selalu berkata bahwa barang yang dijualnya bermutu baik dan barang yang asli. Bukan tiruan. Barang asli sama dengan barang yang sebenarnya tanpa dicampur dengan unsur lain. Semua orang memang ingin mendapatkan sesuatu yang asli. Tetapi, dalam kehidupan orang justru banyak menampilkan hal yang tidak asli. Alasannya karena manusia cenderung merasa dirinya lebih baik, lebih benar dari orang lain. Akibat selanjutnya orang akan berusaha membenarkan diri sendiri dengan pelbagai alasan. Dari sini, lahirlah diri pribadi yang tidak asli lagi. Dalam perayaan ini kita mohonkan rahmat Tuhan bagi kita semua agar kita mampu menampilkan cara hidup kita yang sebenarnya bersama orang lain. Kita mohon semangat kejujuran, keterbukaan, dan kerendahan hati. Untuk itu kita akui segala kelemahan dan dosa kita yang membawa kita pada kesombongan dan ketertutupan diri terhadap sesama kita dan terhadap Tuhan… Saya mengaku…



Renungan



Hidup kita manusia penuh dengan pelbagai kemungkinan. Hal yang mebuat hidup kita terasa bagus menyenangkan justru karena kapada kita diberikan sekian banyak kemungkinan. Berbagai kemungkinan itu menuntut manusia untuk menentukan pilihan yang membantunya mengembangkan diri dalam hidup yang konkret. Semua kemungkinan itu adalah tawaran bebas untuk manusia. Apa yang disampaiakn dalam bacaan hari ini pada dasarnya bekaitan dengan masalah sikap dan pilihan manusia terhadp sekian banyak kemungkinan yang disiapkan Allah. Dalam bacaan pertama Kitab Putra Sirakh menampilkan dua pilihan yang berlawanan. Materi yang disiapkan adalah air dan api. Manusia tinggal pilih. Tentu dengan risikonya masing-masing. Pilih air ya mungkin membuat orang basah, pilih api ya mungkin membuat orang terbakar dan kering. Lebih jauh lagi Tuhan menawarkan pilihan antara hidup dan dan mati. Manusia bebas menentukan pilihan. Dan Tuhan, hanya akan menilai pilihan manusia. Tuhan akan memperhatikan orang yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan artinya orang melakukan sesuatu dan memutuskan sesuatu berdasarkan kehendak dan petunjuk Tuhan. Bukan membuat pilihan dan membuat keputusan atas pertimbangan dan kepentingan pribadi atau sentimen tertentu. Dan justru manusia terkadang mengalami perbenturan satu sama lain ketika orang membuat pilihan dan menentukan keputusan atas kehendak manusia sendiri. Keputusan yang berdasarkan pertimbangan pribadi itu terkadang pula muncul dalam sikap dan tindakan yang tidak konsisten, Kejujuran dan keterbukaan adalah ciri-ciri orang yang membuat pilihan dan keputusan dalam dan karena kehendak Tuhan. Tetapi, ketika pilihan dan keputusan itu dibuat karena ada pertimbangan tertentu di situlah muncul sikap manusia yang tidak lagi konsisisten. Manusia akan berusaha membolak-balikkan apa yang sebenarnya. Kehendak manusia dan pertimbangan yang sangat pribadi dari manusia akan dianggap sebagai kendak Allah. Dan orang mulai meng-ya-kan yang sebenarnya tidak dan menidakkan yang sebenarnya ya. Orang akan mengangguk kalau ia tidak setuju dan menggeleng kalau ia setuju. Dan justru itu yang terbalik dari kenyataan yang konkret.

Sikap manusia yang selalu berlawanan dengan sikap Allah menguasai kehidupan masyarakat Korintus. Paulus memberikan awasan seperti dalam bacaan kedua bahwa manusia seharusnya membagikan hikmat dan kebijaksanaan Allah. Manusia justru menutup hatinya untuk mendengar hikmat dan kebenaran Allah. Manusia cenderung menganggap dirinya menjadi manusia yang paling benar dari orang lain. Orang lupa bahwa dalam diri setiap orang Allah telah mengaruniakan hikmat dan kebenaran. Hanya orang yang rendah hati dan jujur mampu melihat bahwa kebenaran Allah ada dalam diri setiap orang. Kalau hal itu sungguh diyakini, maka orang pasti tidak dengan mudah mengganggap orang lain salah dan diri sendiri yang paling benar. Penyakit menganggap diri paling benar itu menjadi penyakit terbesar yang menimpa semua manusia. Sikap itulah awal segala bentuk tragedi dalam pelbagai model dan bentuk kehidupan.

Penggalan Injil yang kita baca mengingatkan kita semua bahwa kita sebagai orang beriman telah mendengar dan mendapat firman untuk tidak melakukan segala sesuatu yang berlawanan dengn kehendak Allah. Bagian terakhir dari injil tadi kiranya menjadi bahan permenungan sepanjang hidup kita. Jika ya hendaklah kamu katakan ya dan jika tidak hendak kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Yesus menuntut konsistensi dalam pilihan dan sikap hidup. Pilihan dan keputusan yang kita lakukan harus tegas dan selalu dalam kehendak Tuhan. Bukan dalam kehendak dan pertimbangan pribadi kita. Kalau pilihan dan keputusan itu hanya mengandalkan diri, karena merasa yang paling benar maka itulah hal yang lebih. Dan yang lebih itu datangnya dari si jahat menurut Injil tadi. Bagi Yesus pilihan dan keputusan itu harus tegas dan jelas. Tidak ada pilihan ya dan tidak sekaligus seperti dalam Kuis siapa Dia. Di hadapan sesama manusia mungkin manusia bisa membolak balikkan ya menjadi tidak atau tidak menjadi ya. Untuk itu, orang umumnya dengan mudah mengucapkan sumpah bahwa apa yang dikatkannya benar. Tentu saja itu namanya sumpah palsu. Injil justru menolak pelbagai bentuk sumpah palsu untuk membenarkan diri.

Sabda Tuhan itu memang tajam dan terdengar pahit, namun sabda yang tajam dan pahit itu bertujuan menyempurnakan cara hidup kita dari waktu ke waktu. Sabda Tuhan hari ini mungkin banyak mengkritik pilhan dan setiap model keputusan yang kita lakukan dari saat ke saat dalam pelbagai situasi kehidupan kita. Hidup kita itu dibentuk dan berjalan dalam proses memilih dan memutuskan. Bacaan hari ini memberikan pedoman bagi kita agar kita tidak terjebak dalam pilihan dan keputusan yang hanya menguntungkan diri kita. Tuhan menuntut kita untuk jujur dan terbuka dalam perjalan hidup dan karya kita. Api, air, hidup, mati tawarkan kepada semua manusia. Manusia tinggal memilih dan harus dapat menerima risiko pilihan dan keputusannya. Mudah-mudahkan kita menjadi penerus kehendak Allah dan bukan memanipulasi kehendak Allah dalam kehendak diri pribadi kita. Amin



Rm.Bone Rampung Pr

No comments:

Post a Comment