Wednesday, August 7, 2013

MINGGU BIASA KE-17 TAHUN A

Minggu Biasa ke 17 thn.A.2 28 Juli 1996

1Raj.3,5.7 12; Rom.8,28 30; Mat.13,44 52

Paroki Santa Anna Jakarta



Buka

Pilihan kita untuk mengimani dan mengikuti Kristus membawa tuntutan yang besar. Iman kita menuntut kita agar menjadikan kehidupan kita sesuai dengan pola Yesus yang kita imani. Yesus adalah satu satunya pola dasar dan forma utama yang membentuk keseluruhan pola tindak kehidupan kita. Lebih jauh dari itu mengimani Kristus berarti pula telah menjadikan Yesus sebagai harta berharga yang tidak dapat diperjualbelikan atau ditukar dengan barang apa saja. Semuanya itu menuntut manusia untuk mendarasari hidupnyapada satu pengertian yang benar tentang iman dan kehidupannya sebagai orang beriman. Kurang lebih hal hal serupa inilah yang menjadi inti pewartaan dan permenungan kita melalui firman Tuhan hari ini. Kita berdoa memohon kekuatan dalam penghayatan iman kita di tengah masyarakat. Agar doa dan harapan kita berkenan kepada Yuhan marilah terlebih dahulu kita berpantas diri di hadapan tuhan dan sesama dengan mengakui segala kelemahan dan dosa kita.



Renungan



Harian Pos Kota Edisi Minggu 21 Juli 1996 pada halaman 8 memuat sebuah artikel berupa ulasan singkat perihal suatu paket acara yang akan ditayangkan TVRI pada awal Agustus 1996. Ulasan itu berkaitan dengan sebuah drama Komedi berjudul "Pengertian". Ulasan Pos Kota itu menarik untuk dikaji dan disimak lebih menda¬lam karena ulasannya dikemas dalam judul yang simpatik yaitu: Drama Komedi pengertian, Suami Lepas dari kekangan Istri". Menurut pengulas drama itu menampilkan kemelut yang menimpa sebuah rumah tangga. Pak Kabul adalah nama sang suami yang selalu mendapat tekanan dari sang istri bernama Bu Lulu. Bu Lulu ini mengekang suaminya dengan pelbagai macam tuntutan berupa sejumlah uang, perhiasan, dan harta lainnya. Pak Kabul yang berlatar bela¬kang tidak punya pekerjaan tetap jelas tidak dapat mengabulkan semua tuntutan sang istri. Badai topan seakan bertiup kencang menerpa pelayaran bahtera keluarga Pak Kabul. Pak Kabul telah berjuang maksimal sekadar mendongkrak pendapatan keluarga sekadar menghidupi istri dan keluarganya. Jalan cerita Drama itu memang belum diketahui pasti namun Harian Pos Kota telah membuat prediksi dan estimasi bahwa Drama itu akan berakhir dengan menyenangkan atau bercorak Happy Ending. Akhirnya yang bernada Happy Ending itu terjadi ketika dengan PENGERTIAN sang suami lepas dari kekan¬gan sang istri. Kemelut yang mengacam kerukunan keluarga Pak Kabul teratasi ketika Pengertian dijadikan andalan. Bahtera rumah tangga itu terhindar dari karam ketika pengertian terjadi antara Bu Lulu dan Pak Kabul. Pengertian berhasil mengatasi terpaan taupan kehidupan keluarga.

Tantangan dan kesulitan itu merupakan bagaian dari kehidupan manusia. Tidak seorangpun di dunia ini yang hidupnya bebas dari kesulitan dan tantangan meski sekecil apa pun. Tantangan untuk mempertahankan hidup umumnya mendatangkan pelbagai kecemasan dalam diri manusia. Semua kita berjuang agar terhindar dari pelbagai kesulitan namun suatu kehidupan tanpa tantangan adalah suatu kehidupan tidak berisi. Tantangan dalam arti tertentu sangat diper¬lukan karena dalam dan melalui tantangan itu orang dipicu dan dipacu untuk berjuang. Tantangan memungkinkan manusia mengalami dinamika dalam kehidupan. Tantang memungkinkan orang lebih aktif dan kreatif. Kehidupan manusia zaman sekarang ini juga tidak luput dari tantangan. Kemajuan dunia yang kian menggelobal telah menjadikan manusia dan kehidupannya sebgai tempat bertumpuknya pelbagai macam masalah. Tantangan itu bisa datangnya dari diri sendiri, dari orang lain dan juga dari pelbagai jenis kebutuhan yang memang sulit dipenuhi. Tentu kita akan bersyukur jika kita tidak mengalami kemelut seperti yang dialami keluarga Pak Kabul yang hidupnya bercorak Senin Kamis dalam ilustrasi awal tadi. Dalam tantangan itu kebijaksanaan seorang juga teruji. Kebi¬jaksanaan itu akan tampak dalam apa yang disebut Pengertian. Hanya lewat pengertian orang bakal terbebas dari tantangan hidup.

Pengertian itu tidak sama dengan pengetahuan. Orang boleh saja berpengetahuan namun belum tentu orang itu berpengertian. Hampir semua manusia berpengetahuan namun tidak semuanya berpengertian. Pengetahuan adalah ukuran kualitas intelek akal budi. Sedangkan Pengertian adalah ukuran kualitas manusia dalam hubungan dengan kemampuannya untuk mengintegrasikan, menjaga keharmonisan, antara akal dan perasaan, antara akal dan hati. Berpengertian berarti hati sebagai pusat monitor dan stasiun pengendali kehidupan mendapat tempat dan peranan utama dalam mengendalikan kehidupan. Berpengertian berarti adanya keharmonisan dalam menata keseluru¬han pola perilaku yang melibatkan akal tetapi dikendalikan hati. Banyak masalah, persoalan, pergesekan, percekcokkan dalam kehi¬dupan kita muncul bukan karena orang tidak memiliki pengetahuan tetapi justru karena orang kurang berpengertian. Orang yang dilengkapi pengertian umumnya mudah menghadapi pelbagai realitas kehidupan dan akan secara bijaksana menyikapi realitas.

Firman Tuhan yang menyapa kita lewat ketiga bacaan yang kita dengar hari ini pada dasarnya mau menggarisbawahi peran sentral Pengertian dalam mengatasi pelbagai probelematika kehidupan. Dalam bacaan pertama kitab Pertama Raja Raja coba menampil profil manusia yang menjadikan Pengertian sebagai titik pijak dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan. Pilihan yang dibuat Salomo terhadap pelbagai kemungkinan yang ditawarkan Allah meru¬pakan contoh yang patut diteladani. Kepada Raja Salomo ditawarkan untuk meminta apa saja termasuk harta, kekuasaan, umur yang panjang, nyawa para musuh dan lain lain. Tetapi, apa yang terjadi justru sebaliknya karena Salomo tidak memilih apa apa dari ke¬mungkinan yang ditawarkan itu. Ia meminta sesuatu yang lain sama sekali namun yang diyakininya lebih berharaga dari semua kemung¬kinan yang ditawarkan itu. Ia hanya meminta sebutir Mutiara yaitu HATI yang mampu memahami dengan penuh pengertian berhadapan dengan bangsa yang dipimpinnya.Sebagai pemimpim Salomo semestin¬ya meminta harta kekayaan untuk memenuhi segala kebutuhan pokok rakyatnya. Sebagai orang berkuasa Salomo semestinya meminta umur yang panjang biar harta kekayaan yang telah terkumpul tidak beralih kepada bangsa lain dan biar berkuasa sampai mati. Sebagai penguasa boleh saja Salomo mengorbankan nyawa dan kehidupan mereka yang dianggapanya sebagai pengacau dan perebut kekuasaan. Sebagai penguasa ia boleh menghukum mereka yang beraksi mendekati predikat tindakan makar dan yang berjuang menumpas dan membungkam setiap mulut yang mengganggu stabilitas dan coba mengkritik sekelompok elite penguasa. Semua itu tidak dipilihnya. Baginya semua hal itu akan datang dengan sendirinya jika orang memiliki Hati dan Pengertian dalam memahami bangsanya.

Pilihan dan sikap Salomo adalah pilihan dan sikap yang tepat. Pilihannya sekaligus mengkritik praktik kehidupan manusia sepanjang zaman yang cenderung mengutamakan harta kekayaan, kuasa dan jabatan dengan cara yang halus mendepak bisikan Hati Nuraninya yang mendengungkan nilai kemanusiaan dan keadilan. Pilihan Salomo adalah kritikan tajam terhadap setiap praktik hidup yang menjaga kemapanan dengan dalih yang selalu mulia demi stabilitas dan loyalitas yang pada dasarnya menghasilkan loyolitas. Pilihan Salomo mengkritik pola hidup manusia yang tidak mau membiarkan orang lain berkembang dengan memberikan kesempatan untuk bermain dalam percaturan kehidupan dengan dalih bahwa orang lain itu belum berpengalaman. Salomo mengkritik sikap memvonis kalah pihak lain sebelum bertanding. Kemenangan bukan lagi hasil suatu pertan¬dingan melainkan hasil perumusan pihak yang mau memancing kepen¬tingan dirinya.

Salomo telah memberikan contoh memilih yang tepat dan meminta yang tepat kepada Allah. Dia hanya membutuhkan Hati yang mampu mengerti dan memahami kebutuhkan bangsanya. Kita semua adalah orang yang mengimani Kristus karena itu pilihan kita hendaknya berpedoman pada kehendak Kristus. Santo Pulus dalam bacaan kedua tadi mengimbau semua jemaat yang ada di kota Roma agar hidup seturut kehendak Kristus. Paulus sudah melihat adanya gejala dalam kehi¬dupan jemaat Roma yang cenderung mengutamakan harta kekayaan dan kuasa yang persis berlawanan dengan kehendaki Kristus. Mereka semua lupa bahwa mereka juga dipanggil dalam persekutuan dengan Putra untuk serupa dengan Putra. Paulus menyadarkan mereka bahwa Yesus adalah Pola utama sehingga manusia beriman harus menyesuai¬kan dirinya untuk ditempatkan secara pas pada pola utamanya. Mereka hidup menyimpang dan tidak bisa ditempatkan lagi dalam forma dan cetakan biru yaitu Kistus. Mereka banyak yang hanya mengandalkan kepalanya dalam kehidupan dan mengabaikan hatinya. Tangan mereka tidak lagi berfungsi sepeti yang diharapkan karena banyak yang dipakai untuk menyempurnakan kejahatan mereka. Mereka sudah mencari jalannya dan polanya sendiri.

Memiliki Hati yang mampu memahami dan menegerti seperti Salomo atau hidup menyerupai Kristus seperti harapan Paulus memang bukan¬lah perkara yang gampang. Perikope Injil Mateus tadi paling kurang memberikan gambaran kepada kita betapa sulitnya kita menjadi orang yang memiliki Hati dan Pengertian dalam menghadapi problem dalam kehidupan ini. Walaupun demikian orang beriman tetap didorong untuk mendapatkannya. Hati dan pengertian itu adalah bagaikan harta dan Mutiara yang berharga. Injil mengisahkan kebiasaan orang semasa Yesus yang tidak mau harta kekayaannya menjadi incaran perampok dan pencuri. Itulah sebabnya mereka berusha menyembunyikannya dalam tanah. Di mana mereka menyembun¬yikannya haruslah dilengkapi dengan tanda sebab jika tidak maka harta itu akan hilang. Yesus coba mengangkat dan membanding¬kan Kerajaan Allah itu seumpama Harta yang terpendam yang pada akhirnya ditemukan para pembajak ladang.

Harta yang berhasil ditemukan pembajak membuat ia tidak segan segan menjual segala harta kekayaannya karena ia tahu bahwa harta yang di dapatinya akan jauh lebih besar deri segala yang telah dimili¬kinya. Ia berperinsip mengorbankan sedikit untuk mendapatkan seban¬yak banyaknya. Cerita Yesus ini masih dijelaskan lagi dengan kisah tentang kehidupan para nelayan dengan tugas mereka sebagai penjala ikan, Dalam menjalan ikan sang nelayanpun diberikan kesempatan memilih ikan yang layak konsumsi atau tidak. Hal ini mengaskan kebenaran bahwa dalam kehidupannya manusia tidak bebas dari penentuan sikap dalam memilih sesuatu. Ikan yang baik, harta dan mutiara yang dikatakan dalam Injil tidak lain aadalah pilihan akan harta surgawi yang menjamin masa depan manusia. Diri dan kehidupan Yesus adalah mutiara dan Harta berharga yang nyata untuk manusia. Ketika berhadapan dengan Kristus sebagai Mutiara dan harta berharga orng dituntut untuk segera menentukan sikap dan pilihannya entah memilih Yesus atau memilih harta kekayaan dan kuasa.

Pertanyaan refleksi yang perlu direnungkan adalah: Apakah saya mampu memilih secara tepat dan memilih yang terpenting? Manakah yang terpenting bagi diri saya? Apakah saya berani melepaskan yang lain demi Kristus atau sebaliknya saya menukarkan Yesus dengan segala hal yang lain? Yesus yang kita imani hendaknya tidak diperlakukan sebagai barang yang mudah diperjualbelikan apalagi digadaikan untuk hal yang spele. Kita sendiri bisa mera¬sakan dan mungkin juga melihat bahwa pada zaman ini Yesus mudah dipertukarkan dan dilelangkan. Demi harta kekayaan dan Kuasa Yesus dijual pengikutnya dengan mengabaikan ajaran dan tuntutan imannya. Di zaman ini terkadang Yeus digadaikan dan dilelang para remaja dengan sepenggal cinta antara manusia. Orang melepaskan imanya hanya karena terpaut pada seseorang. Semuanya itu merupa¬kan kemelut yang melanda kehidupan kita. Untuk mengatasi semuanya itu maka kita hanya membutuhkan Hati yang bening dan dan pengertian yang polos dalam bersikap dan memilih. Semoga Drama kehidupan kita dapat berkahir dengan Happy Ending seperti penga¬laman Keluarga Pak Kabul karena kita juga memiliki Pengertian dan Hati. Semoga....

No comments:

Post a Comment