Wednesday, August 7, 2013

MINGGU PRAPASKA KE-5A

HARI MINGGU PRAPASKA KELIMA TAHUN A

Yeh.37,12-14; Rom.8,8-11; Yoh.11,1-45



Dua minggu yang lalu saya sempat memberika n renungan rekoleksi kepada sekelompok mahasiswa UGM di Wisma Salam Yogya. Dalam rekoleksi itu para peserta diajak untuk melihat Arti dosa dan makna tobat. Sesudah renungan para peserta diberi juga kesempatan mengikuti jalan salib. Mereka membentuk kelompok kecil terdiri dari empat orang. Secara bersama-sama mereka memanggul sebuah kayu salib yang cukup berat sambil jalan berlutut dari stasi ke stasi. Mereka diberi kesempatan untuk menghayati penderitaan Kristus di jalan salib. Sesudah kegiatan yang meletihkan itu, yang memakan waktu 2 jam. Seorang peserta, dalam pertemuan pribadi dengan saya mengungkapkan pengalaman rohaninya, Ia mengatakan begini; Jalan salib ini menyadarkan aku bahwa aku sudah hidup kembali. Lalu saya mengatakan, “mengapa kamu sampai mengatakan begitu”. Ia jawab, dosa dan kelemahanku selama ini telah membuat aku mengambil suatu kesimpulan bahwa aku telah mati, tidak pantas dekat dengan Tuhan. Tetapi jalan salib tadi telah menyadarkan aku bahwa Yesus telah menghidupkan aku kembali dan saya merasa Tuhan begitu dekat dengan saya.

Misi utama kedatangan Yesus adalah membawa “hidup” ke dunia. Hal ini sangat jelas telah dikemukakan dalam ketiga bacaan tadi. Dalam bacaan pertama, melalui nabi Yehezkiel Tuhan berfirman:” “Aku akan memberikan RohKu ke dalam kamu, sehingga kamu hidup kembali”. Memberikan roh artinya memberikan hidup. Dalam bacaan kedua, St.Paulus mengatakan:”Roh yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut akan menghidupkan tubuhmu yang fana”. Roh yang telah membangkitkan Yesus, memberikan hidup kepada manusia. Dan dalam Injil. Yesus secara menakjubkan menghidupkan kembali Lazarus yang telah 3 hari meninggal dunia.

Mengapa Yesus perlu membawa “hidup” ke dunia ? Apakah di dunia tidak ada hidup. Jawabannya, ada juga dalam ketiga bacaan tadi yakni sebab dunia telah menjadi “kubur”.

Apa artinya kubur. Setiap kita, pasti sudah melihat kubur atau pekuburan. Kubur itu didefinisikan atau diartikan rumah untuk orang mati. Pekuburan itu, perkampungan orang-orang yang telah mati.

Kubur tidak hanya diartikan lurus sebagai rumah tinggal untuk orang mati secara fisik. “Kubur” di sini harus diterjemahkan secara luas. Kubur adalah suatu simbol / lambang adanya “kematian”, simbol tidak adanya hidup. Tidak pernah kubur itu dikaitkan dengan orang hidup. Tetapi kubur selalu dikaitkan dengan orang mati. Hanya orang mati yang memerlukan kubur, hanya orang mati yang perlu dikuburkan.

Orang mati di sini juga jangan diartikan secara sempit sebagai kematian fisik. Tetapi dalam pengertian yang luas; termasuk juga dalam pengertian ,” kematian jiwa”./ kematian rohani. Dengan orang berbuat dosa sebenarnya ia telah membuat kubur bagi jiwanya.

Yesus datang membawa hidup kepada orang-orang yang berada dalam kubur. Baik kubur secara fisik, contohnya seperti Lazarus dalam Injil tadi,Ia mati secara fisik, sebagai orang mati, ia masuk dan berada dalam kubur, di kubur ia tidak dapat memberi apa-apa selain menyebarkan kebauan / kebusukannya kepada orang lain. Tetapi Yesus datang memberi hidup kepadanya dan iapun bangkit dan hidup.

Yesus tidak hanya datang membangkitkan orang yang berada dalam kubur fisik, tetapi juga dan terutama mau memberi hidup, mau membebaskan semua orang yang terkubur dalam pengertian yang luas.Yesus datang membawa hidup kepada manusia yang jiwanya telah mati dan berada dalam kubur. Sebagai contoh, seperti dalam cerita awal saya tadi, Yesus datang membebaskan seorang mahasiswa yang merasa dirinya telah terkubur oleh dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Yesus datang memberi hidup kepadanya, membangkitkan semangatnya, membangkitkan kembali imannya, membangkitkan pengharapannya yang selama ini terkubur.

Apa pesannya untuk kita dari bacaan tadi. Lazarus dalam Injil tadi adalah wakil dari manusia-manusia dan kita-kita ini yang telah menciptakan kubur bagi diri kita sendiri. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita telah menciptakan dan membangun sejumlah kubur dalam arti yang luas. Oleh perbuatan kita, oleh tingkah laku kita, oleh sikap hidup kita, oleh tutur kata kita, kita telah membuat kubur, menggali kubur untuk diri kita. Kita ibarat lazarus yang telah mati dan berangkat menuju kubur yang telah kita ciptakan sendiri. Dan di dalam kubur yang kita ciptakan itu, kita menghayati kematian dan kebusukan kita. Kristus datang membawa hidup kepada kita. Ia sendiri berkata: Akulah kebangkitan dan kehidupan. Itu berarti pada Yesus ada hidup dan hidup itu hendak diberikannya kepada kita agar kita keluar dari kubur yang telah kita ciptakan sendiri.

Masa prapaskah merupakan masa untuk keluar dari kubur dosa yang telah kita bangun dan berlangkah menerima tawaran “hidup” yang diberikan Kristus kepada kita.Masa prapaskah merupakan masa untuk bangkit dari segala hal yang membuat kita selama ini seolah-olah tertidur dalam kubur.

Kita kembali ke cerita awal tadi, kiranya dengan cerita tadi memberi inspirasi dan pesan bagi kita untuk melihat kembali perjalanan hidup kita yang membuat kita merasa telah mati, telah terkubur tetapi dihidupkan kembali oleh Yesus. Yesus telah memberi hidup kepada manusia agar manusia tidak terkubur lagi dalam dosa-dosanya.Semoga.

Tias Dalem, 17 Maret 2002.





No comments:

Post a Comment