Sabtu Pekan ke-17, 4
Agustus 2012
Yer. 26,11-16,24;
Mat. 14,1-12
Komunitas Frater BHK Malang
Renungan:
Hari ini kita peringati pesta Santu Yohanes Maria Vianey. Dia
dilahirkan di Prancis tahun 1786. Ketika masih kanak-kanak, ia menggembalakan domba
ayahnya. Ketika Yohanes berumur delapanbelas tahun, ia minta izin kepada ayahnya untuk menjadi
seorang imam. Ayahnya berkeberatan karena tenaganya dibutuhkan untuk mengerjakan
pertanian keluarga. Dua tahun
kemudian ayahnya memberikan mengabulkan permintaannya. Ketika belajar di
seminari dia termasuk orang yang dianggap paling bodoh terutama berkaitan
dengan penguasaan bahasa Latin. Dia terancam dikeluarkan dari seminari karena
kemampuan intelektualnya di bawah standar. Yang manarik dikisahkan bahwa ia
mencari jalan keluar dengan meminta bantuan orang kudus. Karena itulah ia
memutuskan untuk berangkat kapel St. Yohanes Fransiskus Regis, seorang kudus yang populer di Prancis masa itu. Ia berjalan 60 mil atau
hampir 100 km untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya. Di sana Yohanes
memohon bantuan doa St. Yohanes Regis. Sepulang ziarah itu ia bersikap tabah
menghadapi kesulitan studinya. Meski banyak yang meragukan, akihir dia
ditahbiskan menjadi imam dan ditempatkan di satu paroki yang mayoritas umatnya penuh
dengan pendosa dan pembangkang dan dibelenggu pelbagai penyakit masyarakat.
Menghadapi umat di Ars itu, Yaohanes
yang lemah secara intelektual beusaha menyakinkan dan menobatkan umatnya bukan
dengan pendidikan atau cara yang lain. Yang ia buat hanyalah berdoa dan
berpantang dengan intesi pertobatan bagi umatnya.Kekuatan daoa dan tapa bagi
silih dosa umatnya membuat umatnya berbalik dan bertobat. Umatnya merasa bahwa
pastor mereka itu orang kudus karena doa dan laku tapanya. Selama empat
puluh dua tahun ia mengabdi di Ars hingga meninggal tahun 1859 pada usia tujuh puluh
tiga tahun. St. Yohanes Vianney dinyatakan kudus pada tahun 1925 oleh Paus Pius
XI. Ada satu pesan penting berkaitan dengan doa yang mungkin baik untuk kita
maknai. Dia menulis:
“Doa
pribadi bagaikan jerami yang tercecer di sana sini; jika kamu membakarnya, akan
menghasilkan tebaran api kecil-kecil. Tetapi, kumpulkan jerami-jerami itu
menjadi satu berkas dan bakarlah, maka kamu akan mendapatkan suatu nyala api
yang besar, berkobar bagaikan pancang ke angkasa; doa bersama seperti itu.” ~ Ia
mau katakan doa pribadi itu baik tetapi berdoa bersama itu lebih baik lagi….
No comments:
Post a Comment