Friday, August 3, 2012

JUMAT BIASA PEKAN XV THN B


Jumat Pekan Biasa ke-15 thn.B/2  20 Juli 2012
38:1-6.21-22; 7-8; Mat 12.1-8
Komunitas Frater BHK Malang
Buka

Hidup manusia yang sudah berbudaya biasanya teratur. Keteratusan itu terlahir dari adanya aturan. Aturan itu terlahir dari adanya kebutuhan dalam kehidupan bersama. Cara memberi isi dan memaknai aturan itu harus mengabdi kepada manusia yang melahirkannya. Bukan sebaliknya. Pemaknaan yang benar atas aturan, norma, konstitusi atau apun namanya menjamin kelangsungan kebersamaan hidup. Hari ini diajak untuk mengevaluasi kembali semua hal yang mengatur kehidupan kita dalam terang sabda Tuhan.

Renungan
Dalam tradisi dan kehidupan jemaat perjanjian lama, seorang nabi biasanya dilihat sebagai orang yang memilki kedekatan dengan Tuhan. Sebagai orang yang dekat dengan Tuhan nabi, bisa dimintai bantuannya untuk memecahkan pelbagai masalah yang membelit manusia. Salah satu tugas seorang nabi adalah menafsir kejadian dan arah sejarah bangsa Israel dalam terang cahaya ilahi. Artinya, dalam konteks kedekatan relasi dengan Allah nabi menjalankan peran yang bisa memediasi kepentingan manusia  dalam relasi dengan dengan Tuhan. Tugas itu dilaksanakan Yesaya sebagi salah seorang nabi perjanjian lama. Ia ditentukan Tuhan untuk bertindak  menyelamatkan Raja Hiskia. Hiskia yang nyaris bergelar almarhum karena menderita sakit akhirnya terluputkan karena Tuhan bertindak. Tindakan Tuhan itu disalurkan melalui sang nabi.
Bacaan pertama hari ini pada hakikatnya menampilkan dua variabel pokok penentu  kehidupan. Variabel pertama berkaitan dengan pola, model, kualitas peribahasa, perilaku, peritindak  manusia berhadapan dengan Tuhan. Pada variabel ini nasib kehidupan manusia ditentukan oleh kesetiaannya kepada Tuhan. Dari sini jelas bahwa yang mempertahankan kesetiaan pada jalan yang benar berarti ia mempertahankan kehidupannya. Hiskia tergolong orang yang setia di hadapan Tuhan. Kita mendengarkan bagaimana Hiskia berdoa memohon agar Tuhan mengingat kesetiaan Hiskia dan melakukan apa yang baik di hadapan Tuhan. Varibel kedua adalah Kecintaa Allah untuk menyertai orang yang setia dan hidup secara benar. Pertemuan dua variabel kesetiaan manusia dan kesetiaan Tuhan melahirkan kehidupan. Doa permohonan Hiskia mendapat respon dari Tuhan melalui nubuat nabi Yesaya: Yesaya membawa berita sukacita untuk Hiskia, berupa penghargaan, bonus kehidupan karena kesetiaan. Pesan Tuhan untuk Hiskia ada dalam kata nabi Yesaya ini: Hiskia, Tuhan telah mendengarkan doamu dan Ia mengabulkannya dengan memperpanjang umurmu 15 tahun lagi.
Bonus kehidupan 15 tahun, bertahan hidup 15 tahun setelah sebelumnya hampir Almahum bukanlah soal sederhana. Itu jelas menjadi Tanda betapa Allah mencintai manusia sekaligus betapa manusia itu setia dalam tugas dan pangggilan hidupnya. Saya kira, kita semua juga memiliki kerinduan untuk mendapatkan bonus kehidupan seperti Hiskian. Kuncinya, Kesetiaan kita dalam pengertian seluas-luasnya, kesetiaan kita pada tugas panggilan kita.
Pengalaman Raja Hiskia yang dicintai Allah mirip dengan pesan Injil hari ini. Injil dalam bahasa yang lain mau menegaskan bahwa kehidupan manusia yang terjamin justru karena Kestiaan Tuhan dan komitmen Tuhan pada urusan manusia dan bukan pada urusan hukum. Pesan Injil hari ini cukup sederhana, yakni hukum harus diimbangi dengan cinta sehingga kita mengerti apa makna yang terdapat dalam aturan, hukum itu. Dengan mengerti makna hukum secara benar orang akan lebih bijaksana menilai kesalahan dan perbuatan seseorang dalam terang dan kebenaran.
Yesus tidak pernah belajar hukum  pada fakultas hukum di mana pun tetapi hari ini dia menegaskan hakikat hukum yang benar yang bisa menjamin kehidupan. Hidup kita tidak nbisa lepas dari aturan, hukum baik dalam pengertian umum maupun dalam pengetian khusus. Setiap bentuk hidup bersama, komunitas, tarekat, biara juga ada aturan, konstitusi. Semuanya itu dirumuskan untuk memperlancar bukan untuk menghambat dan memperbudak. Warna Lampu lalulintas itu baru bermakna kalau orang tetap setia pada arti warna itu. Coba bayangkan kalau sebagian pengguna jalan hari ini menggantikan makna lampu merah yang bermakna harus berhenti tetapi diubah maknanya berarti berjalan terus maka kita akan terjadi kekacauan lalulintas  banyak nyawa melayang. Yesus mengecam ahli Taurat yang membolak balikkan pemaknaan hukum. Yesus yang adalah jalan kebenaran dan kehidupan memiliki otoritas  atas hukum karena kehidupan itu ada mendahului hukum. Aturan, konstitusi, peraturan Gereja tidak otomatis menyelamatkan manusia. Manusialah yang menyelamatkan diri mereka melalui perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan menyelamatkan kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya dan Sabda-Nya adalah pelita yang mengarahkan hidup kita ke terang dan kebenaran. Tuhan Yesus, bukalah hati dan pikiran semua orang yang terlibat dalam dunia hukum, agar seperti Engkau, menghayati hukum yang manusiawi dan adil karena Engkau Setia mencintai manusia. Amin.

No comments:

Post a Comment