Sabtu Pekan Biasa
ke-15 thn.B/2 21 Juli 2012
Komunitas
Frater BHK Malang
Buka
Konflik,
salah paham, perselisihan sering muncul dalam kehidupan kita manusia. Ada
banyaka alasan yang melahirkan koflik dan salah paham seperti itu. Ketika
konflik itu muncul dalam kehidupan bersama yang diperlukan adalah menemukan
jalan keluar agar konflik itu teratasi secepatnya dan tanpa efek ganda yang
berkelanjutan. Yesus memberikan kita resep untuk menghindari konflik terbuka
denagn mencari jalan lain yang nilainya lebih tinggi. Marilah kita berdoa
memohon kekuatan Tuhan agar kita selalu menemukan jalan terbaik dalam pelbagai
pengalaman salah paham dengan sesama kita. Kita akui salah dan dosa kita
Renungan
Seringkali
banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam
diri kita ketika menghadapi situasi persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita
untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tetapi mencari jalan keluar
yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk
membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan ia menantang
mereka. Yesus memutuskan mencari jalan lain yang lebih bermakna dengan memutuskan
untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada harus
terjebak dalam situasi itu. Pilihan Yesus menandakan kedewasaan cara berpikir
dan cara bertindak.
Nabi mengecam penguasa
yang memimpin rakyat dengan tangan besi. Secara terang nabi mengatakan bahwa
kepemimpinan demikian merupakan perbuatan dosa yang dimulai dengan kata: "celakalah",
menyusul hukuman dari Tuhan dan akibatnya. Bahkan nabi menggambarkan kejahatan
itu sebagai kerakusan dan mental haus akan kekuasaan. Tuhan tidak menghendaki
penderitaan yang diakibatkan oleh penguasa demikian.Untuk itulah Tuhan mencabut
kuasa dari pemimpin yang lalim sehingga penguasa it kehilangan kekuasaannya.
Penderitaan rakyat
akibat kepemimpinan tangan besi juga dialami oleh Yesus. Bedanya, penginjil
dengan mengutip nabi Yesaya mengatakan bahwa Yesus tidak pernah membalas
rencana jahat kaum Farisi terhadap diri-Nya. Yesus lebih memilih menghindari
mereka dengan menyembuhkan orang sakit dalam beraneka kesulitan. Segala
penderitaan-Nya disampaikan-Nya kepada Bapa lewat doa. Yesus Hamba Allah tahan
menderita sehingga berkenan pada Bapa-Nya.
Kita pun hendaknya
memandang Yesus sebagai Hamba karena dia solider dengan manusia dengan rela
kehilangan keilahian-Nya untuk semakin serupa dengan kita. Dia tidak menuntut
apa pun, tetapi memperhatikan sesama yang menderita. Inilah hati Yesus, hati
Allah kita. Yesus merupakan teladan cinta kasih. Perjumpaan dengan-Nya
hendaknya memperkaya perasaan dan sikap kita.
No comments:
Post a Comment