Friday, August 3, 2012

RABU BIASA PEKAN XV THN B


Rabu Pekan Biasa ke-15 thn.B/2  18 Juli 2012
Komunitas Frater BHK Malang

Buka
Lembah atau dataran rendah biasanya menjadi lahan yang subur bagi bertumbuh dan berkembangnya segala tanaman yang menjamin hidup manusia.  Kita manusia umumnya lebih suka mengagumi puncak gunung yang tinggi menjulang. Kita sering lupa dan tak sadar kalau gunung dikatakan tinggi itu ditentukan oleh dalamnya lembah. Hari ini Tuhan mengajak kita semua untuk mengagumi lembah yang rendah sebagai  analogi atau perbandingan agar kita belajar untuk terus bersikap rendah hati. Andaikan benih-benih kesombongan mulai muncul dan bertumbuh dalam hidup kita, baiklah kita akui pada awal perayaan sehingga kita berkenan merayakan misteri keselamatan ini.

Renungan
Nabi Yesaya dalam bacaan pertama mengangkat kisah keseombongan dan keangkuhan manusia. Yesaya menggambarkan kesombongan manusia itu dalam perbandingan dengan pelbagai peralatan yang merasa diri dapat melakukan sesuatu atas kekuatannya sendiri. Yesaya menggambarkan keangkuhan sikap dan cara hidup manusia seperti cambuk, kapak, tongkat yang dapat bertindak perkasa. Sikap sombong dan angkuh seperti itu merupakan sikap yang tidak dapat didamaikan dengan kehendak Tuhan. Kesombongan manusia yang terwakilkan dalam diri raja Asyur berakhir dengan kisah kehidupan yang tandus kering dan hangus terbakar di hadapan kuasa kebesaran Tuhan. Keangkuhan dan kesombongan menjerat manusia ke dalam malapetaka yang mencelakakan. Kesombongan akan terbakar di hadapan kekuasaan Tuhan.
Hal senada diperjelas dan dipertegas lagi dalam warta injil Matius tadi. Kesombongan dan keangkuhan bukanlah jaminan bagi manusia. Dalam konteks warta injil Matius hari ini, kita disadarkan bahwa tidak ada satu hal pun yang ada pada manusia yang harus dijadikannya sebagai alasan untuk bermegah dan membanggakan diri. Di mata Tuhan tidak ada orang yang hebat. Di mata Tuhan semua manusia sama. Tuhan tidak membuat pengelompokan manusia berdasarkan tingkat kepintaran dan kecerdasan. Mengapa hal itu tidak terjadi? Jawabannya ada dalam injil tadi. Injil menegaskan bahwa hal yang besar disembunyikan bagi mereka yang cerdik dan pintar tetapi Tuhan nyatakan dan tunjukkan kepadaorang kecil dan sederhana. Dengan injil hari ini kita disadarkan betapa kesederhanaan hidup itu menjadi kunci untuk pembuka gudang kebijaksanaan Allah. Hal yang bersar dinyatakan kepada orang yang kecil dan sederhana tetapi disembunyikan kepada orang yang cerdik pandai. Sabda ini, mengajak kita untuk menemukan kehendak Allah dalam perkara-perkara yang kecil dan sederhana. Tuhan hadir, ada dan berkarya dalam perkara yang kecil dan sederhana. Kita berdoa memohonkan semangat kerendahan hati dan kesederhanaan hidup agar Tuhan membuka perbendaharaan kebijaksanaan ilahi-Nya untuk hidup dan karya kita.
Tingginya gunung selalu diukur dari kedalam lembah. Lembah yang dalamlah yang menentukan tingginya sebuah gunung. Tingginya derajat kemanusiaan dan karakter diri pribadi kita dalam konteks Firman Tuhan hari ini juga diukur dari kedalaman lembah kerendahan hati kita. Tuhan bantulah kami mencontohi kerendhaan hati Putra-Mu. Amin

No comments:

Post a Comment