Rabu Pekan Biasa ke-15 thn.B/2 18 Juli 2012
Komunitas
Frater BHK Malang
Buka
Lembah atau dataran rendah biasanya
menjadi lahan yang subur bagi bertumbuh dan berkembangnya segala tanaman yang
menjamin hidup manusia. Kita manusia
umumnya lebih suka mengagumi puncak gunung yang tinggi menjulang. Kita sering
lupa dan tak sadar kalau gunung dikatakan tinggi itu ditentukan oleh dalamnya
lembah. Hari ini Tuhan mengajak kita semua untuk mengagumi lembah yang rendah
sebagai analogi atau perbandingan agar
kita belajar untuk terus bersikap rendah hati. Andaikan benih-benih kesombongan
mulai muncul dan bertumbuh dalam hidup kita, baiklah kita akui pada awal
perayaan sehingga kita berkenan merayakan misteri keselamatan ini.
Renungan
Nabi
Yesaya dalam bacaan pertama mengangkat kisah keseombongan dan keangkuhan
manusia. Yesaya menggambarkan kesombongan manusia itu dalam perbandingan dengan
pelbagai peralatan yang merasa diri dapat melakukan sesuatu atas kekuatannya
sendiri. Yesaya menggambarkan keangkuhan sikap dan cara hidup manusia seperti
cambuk, kapak, tongkat yang dapat bertindak perkasa. Sikap sombong dan angkuh
seperti itu merupakan sikap yang tidak dapat didamaikan dengan kehendak Tuhan.
Kesombongan manusia yang terwakilkan dalam diri raja Asyur berakhir dengan
kisah kehidupan yang tandus kering dan hangus terbakar di hadapan kuasa
kebesaran Tuhan. Keangkuhan dan kesombongan menjerat manusia ke dalam
malapetaka yang mencelakakan. Kesombongan akan terbakar di hadapan kekuasaan
Tuhan.
Hal
senada diperjelas dan dipertegas lagi dalam warta injil Matius tadi.
Kesombongan dan keangkuhan bukanlah jaminan bagi manusia. Dalam konteks warta
injil Matius hari ini, kita disadarkan bahwa tidak ada satu hal pun yang ada
pada manusia yang harus dijadikannya sebagai alasan untuk bermegah dan
membanggakan diri. Di mata Tuhan tidak ada orang yang hebat. Di mata Tuhan
semua manusia sama. Tuhan tidak membuat pengelompokan manusia berdasarkan
tingkat kepintaran dan kecerdasan. Mengapa hal itu tidak terjadi? Jawabannya
ada dalam injil tadi. Injil menegaskan bahwa hal yang besar disembunyikan bagi
mereka yang cerdik dan pintar tetapi Tuhan nyatakan dan tunjukkan kepadaorang
kecil dan sederhana. Dengan injil hari ini kita disadarkan betapa kesederhanaan
hidup itu menjadi kunci untuk pembuka gudang kebijaksanaan Allah. Hal yang
bersar dinyatakan kepada orang yang kecil dan sederhana tetapi disembunyikan
kepada orang yang cerdik pandai. Sabda ini, mengajak kita untuk menemukan
kehendak Allah dalam perkara-perkara yang kecil dan sederhana. Tuhan hadir, ada
dan berkarya dalam perkara yang kecil dan sederhana. Kita berdoa memohonkan
semangat kerendahan hati dan kesederhanaan hidup agar Tuhan membuka
perbendaharaan kebijaksanaan ilahi-Nya untuk hidup dan karya kita.
Tingginya
gunung selalu diukur dari kedalam lembah. Lembah yang dalamlah yang menentukan
tingginya sebuah gunung. Tingginya derajat kemanusiaan dan karakter diri
pribadi kita dalam konteks Firman Tuhan hari ini juga diukur dari kedalaman
lembah kerendahan hati kita. Tuhan bantulah kami mencontohi kerendhaan hati
Putra-Mu. Amin
No comments:
Post a Comment