Pesta St.Alfons Maria Ligori, 1 Agustus 2012
Yer. 15:10,16-21; Mat. 13:44-46
Komunitas Frater BHK Malang
Renungan:
Nabi Yeremia berniat meninggalkan
tugasnya sebagai nabi. Maklum, dalam menunaikan tugasnya sebagai nabi, ia telah
menderita banyak: ditolak, diejek dan dianiaya. Menurut logika Yeremia, yang
menjadi nabi karena dibujuk oleh Allah seharusnya Allah membela dia dan
mengganjar musuh-musuhnya. Tetapi Allah membiarkan musuhnya, Yeremia lalu putus
asa, merasa diri celaka. Ia merasa Allah telah mengkhianati dan meninggalkan
dia bagai "sungai yang curang,air yang tidak dapat dipercaya".
Bagaimana reaksi Allah? Jika Yeremia mau kembali, Allah menerima, menyertai dan
melindungi dia dalam menunaikan tugas kenabiannya.
Apa yang menarik di sini? Solusi
ketika kita menghadapi tantangan, kesulitan bahkan derita dalam mengemban
sebuah tugas bukan lari meninggalkan tugas tersebut tetapi mengintrospeksi
diri, dan berdiam diri di hadapan Allah. St. Alfonsus de Liguori memberi
contoh. Ia selalu membawa pergumulan hidupnya di hadapan Sakramen Mahakudus,
hingga akhirnya ia berkata: "Ketahuilah bahwa seperempat jam di depan Yesus
dalam Sakramen Mahakudus, engkau akan mendapatkan lebih banyak daripada segala
perbuatan baik yang kaulakukan pada hari itu." Kedekatan dan
kebergantungan Alfons Maria Ligori pada kehadiran Tuhan ini membuat dikenal
sebagai ornag kudus termasuk ketika ia
masih hidup. Ada banyak cerita menarik seputar Maria Ligori ini. Dalam kesempat
berdoa dan bermeditasi ia sering mengalami ekstase seperti melayang-layang.
Lebih dari itu dia juga dikenal sebagai orang yang bisa hadir di dua tempat
yang berbeda dalam cara dan waktu yang sama atau apa yang dikenal sebagai
kehadiran bercorak bilokalitas. Kemampuan ini hanya bisa terjadi karena ia
telah menyatu dengan Yesus. Ia telah menjadikan Yesus sebagai ladang yang
berlimpahkan rahmat.
Yesus membandingkan Kerajaan Allah itu
dengan harta yang terpendam di ladang. Orang rela menjual segalanya dan membeli
ladang itu. Kita diundang untuk mencari dan mengumpulkan harta yang bisa
bertahan hingga kekal. Itulah iman kepada Yesus. Itulah harta yang menjadi
jaminan keselamatan dan masa depan kita. Namun, apakah jerih payah kita setiap
hari terarah akan harta yang bertahan hingga kekal? nKita akui salah dan dosa
kita…
No comments:
Post a Comment