Pekan Biasa ke-16 Tahun B2. Sabtu,28 Juli 2012
Yer.7,1-11; Mat 13:24-30
Frateran BHK Malang
Renungan
Baik dan buruk adalah
fakta kehidupan. Kehidupan manusia sepanjang zaman diwarnai hal baik dan hal
buruk. Kebaikan dan keburukan adalah dialektika kehidupan yang menuntut manusia
menentukan pilihan dalam memaknai kehidupannya. Kehidupan manusia sejak awal
hanyalah kebaikan karena manusia dari semula diciptakan sebagai yang terbaik.
Manusia ibarat tanaman gandum yang Tuhan tempatkan di ladang kehidupan dengan
harapan pada waktunya akan menghasilkan panen yang berlimpah.
Injil hari ini berkisah
tentang perumpamaan rumput lalang di antara gandum. Gandum itu benih yang baik
dan sengaja ditanam agar tumbuh dan menghasilkan sesuatu bagi kehidupan. Sementara
itu ilalang seperti yang kita ketahui merupakan tanaman perusak yang menghalangi pertumbuhan gandum. Jika ilalang dibiarkan
hidup lama bersama dengan gandum, maka pertumbuhan gandum tidak akan sempurna.
Gandum tidak akan menghasilkan bulir yang bisa memberikan harapan bagi petani
yang menanamnya. Itulah sebabnya pengagrap lahan gandum itu mengusulkan agar ilalang
itu segera dicabut.
Sayangnya, pemilik lahan
garapan tidak menanggapai usulan yang logis dan praktis itu. Sikap
pemilik lahan amat cermat. Ia tahu apa akibatnya kalau ilalang
pengganggu gandum itu dicabut segera. Ia takut jangan-jangan gandum itu ikut
tercabut. Bagi pemilik lahan upaya pengenalan akan ilalang di antara gandum itu
membutuhkan proses yang panjang. Bagi pemilik lahan rumput akan diketahui
dengan sendirinya ketika sampai pada musim panen. Si tuan lahan menunggu waktu
panen tiba.
Kalau saja kehidupan kita
dengan orang lain itu ibarat sebuah lahan maka tentu saja kita inginkan lahan
kehidupan ditumbuhi tanaman yang baik dan berguna. Tendensi pada kebaikan adalah
kodrat manusia, karena manusia berasal dari kebaikan dan berjalan menuju
kebaikan. Arah hidup menuju kebaikan itu dalam kenyataannya terganggu karena
ada yang berlaku ibarat rumput liar. Kenyataan seperti itu, bisa saja membuat kita
seperti si penggarap lahan yang berpikir logis, praktis untuk segera mencabut rumput
liar itu. Injil hari ini memberikan kita pesan penting tentang perlunya dan
pentingan proses perjenernihan sikap dan pandangan terhadap hal yang mengganggu
hidup kita. Tuhan mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran menghadapi hal
dianggap mengganggu hidup kita. Kita bukanlah pemilik lahan. Kita hanyalah
orang upahan. Karena itu eksekusi itu hak prerogatif Tuhan pemilik lahan. Kalau
kita sudah tergolong gandum, Tuhan menghendaki agar kita tetap bertahan sebagai
gandum sampai hari Tuhan tiba. Dengan demikian, Tuhan akan sama-sama merangkul
kita untuk hidup abadi. Rumput liar itu urusan Tuhan pemilik kehidupan.
No comments:
Post a Comment