Friday, August 3, 2012

SABTU BIASA PEKAN XVI THN B


Pekan Biasa ke-16 Tahun B2. Sabtu,28 Juli 2012
Yer.7,1-11;  Mat 13:24-30
Frateran BHK Malang
Renungan
Baik dan buruk adalah fakta kehidupan. Kehidupan manusia sepanjang zaman diwarnai hal baik dan hal buruk. Kebaikan dan keburukan adalah dialektika kehidupan yang menuntut manusia menentukan pilihan dalam memaknai kehidupannya. Kehidupan manusia sejak awal hanyalah kebaikan karena manusia dari semula diciptakan sebagai yang terbaik. Manusia ibarat tanaman gandum yang Tuhan tempatkan di ladang kehidupan dengan harapan pada waktunya akan menghasilkan panen yang berlimpah.
Injil hari ini berkisah tentang perumpamaan rumput lalang di antara gandum. Gandum itu benih yang baik dan sengaja ditanam agar tumbuh dan menghasilkan sesuatu bagi kehidupan. Sementara itu ilalang seperti yang kita ketahui  merupakan tanaman perusak yang  menghalangi pertumbuhan gandum. Jika ilalang dibiarkan hidup lama bersama dengan gandum, maka pertumbuhan gandum tidak akan sempurna. Gandum tidak akan menghasilkan bulir yang bisa memberikan harapan bagi petani yang menanamnya. Itulah sebabnya pengagrap lahan gandum itu mengusulkan agar ilalang itu segera dicabut.
Sayangnya, pemilik lahan garapan tidak menanggapai usulan yang logis dan praktis itu.  Sikap  pemilik lahan amat cermat. Ia tahu apa akibatnya kalau ilalang pengganggu gandum itu dicabut segera. Ia takut jangan-jangan gandum itu ikut tercabut. Bagi pemilik lahan upaya pengenalan akan ilalang di antara gandum itu membutuhkan proses yang panjang. Bagi pemilik lahan rumput akan diketahui dengan sendirinya ketika sampai pada musim panen. Si tuan lahan menunggu waktu panen tiba.
Kalau saja kehidupan kita dengan orang lain itu ibarat sebuah lahan maka tentu saja kita inginkan lahan kehidupan ditumbuhi tanaman yang baik dan berguna. Tendensi pada kebaikan adalah kodrat manusia, karena manusia berasal dari kebaikan dan berjalan menuju kebaikan. Arah hidup menuju kebaikan itu dalam kenyataannya terganggu karena ada yang berlaku ibarat rumput liar. Kenyataan seperti itu, bisa saja membuat kita seperti si penggarap lahan yang berpikir logis, praktis untuk segera mencabut rumput liar itu. Injil hari ini memberikan kita pesan penting tentang perlunya dan pentingan proses perjenernihan sikap dan pandangan terhadap hal yang mengganggu hidup kita. Tuhan mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran menghadapi hal dianggap mengganggu hidup kita. Kita bukanlah pemilik lahan. Kita hanyalah orang upahan. Karena itu eksekusi itu hak prerogatif Tuhan pemilik lahan. Kalau kita sudah tergolong gandum, Tuhan menghendaki agar kita tetap bertahan sebagai gandum sampai hari Tuhan tiba. Dengan demikian, Tuhan akan sama-sama merangkul kita untuk hidup abadi. Rumput liar itu urusan Tuhan pemilik kehidupan.

No comments:

Post a Comment