Saturday, October 26, 2013

Senin Pekan Biasa ke-28 Thn.C1 14 Okt 2013

Renungan
Ada beberapa popkok pikiran penting yang kiranya bisa kita dapatkan dari dua bacaan hari ini.  Melalui bacaan pertama Paulus menjelaskan sekaligus mempertanggungjawabkan  apa yang menjadi dasar aktivitasnya dalam mewartakan  Injil. Paulus meyakinkan jemaat Roma bahwa tugas, panggilan untuk mewartakan Injil sesungguhnya bukanlah hal yang baru karena Injil yang  berisi tentang kabar sukacita tentang Kristus itu sudah lama disampaikan dalam nubuat para nabi. Surat Paulus dalam bacaan pertama ditujukan kepada orang Roma yang sering mempersoalkan asal usul Yesus  dengan segala kuasa yang dimiliki-Nya.  Paulus menegaskan bahwa pengikut Kristus dipanggil untuk tugas penting yaitu menuntun orang sampai pada kepada iman akan Kristus. Jemaat Roma, tampaknya belum menyadari dan juga belum yakin bahwa mereka juga terpanggil untuk tugas pemberitaan Injil sehingga Paulus memberikan mereka peringatan dan awasan. Bagi Paulus panggilan untuk mengambil bagian dalam pewartaan injil itu merupakan panggilan menuju kekudusan. Semua orang dipanggil untuk kekudusan tetapi tidak berarti yang dipnaggil itu sebelumnya telah menjadi kudus. Santu Agustinus menegaskan bahwa kita dipanggil  bukan krena kita sudah menjadi orang kudus tetapi  justru kita akan menjadi kudus karena dipanggil Tuhan. Non Ideo vocati quia sancti setd ideo sancti quia vocati.
Injil Lukas  hari ini menarasikan  tentang interaksi Yesus dalam pewartaaanya berhadapan dengan orang yang tidak beriman kepada-Nya. Dalam nada yang lumayan kasar Yesus menyebut sekelompok orang yang apatis terhadap pesan pewartaan Yesus ebagai orang jahat yang tidak mudah dicarikan tandingannya. Yesus berhadapan dengan satu generasi  yang dikalim-Nya sebagai angkatan jahat. Kualifikasi kejahatan mereka diukur berdasarkan kemampuan mereka memaknai aneka tanda yang menggambarkan pesan-pesan Tuhan. Semua pewartaaan Yesus tentang Bapa tidak sampai masuk  apalagi mersepai perilaku dan cara pandang karena mereka masih menuntut adanya tanda-tanda yang membuktikan identitas Yesus sebagai Allah. Untuk mengubah cara pandang dan sikap angkatan yang jahat itu Yesus mengangkat tokoh perjanjian Lama yaitu Nabi Yunus yang ditugaskan menyelamatkan ornag Niniwe. Yunus  sesungguhnya menjadi tanda besar  bagi manusia.  Selain tokoh Nabi Yunus, Yesus juga mencoba merujuk Salomo sebagai Raja yang bijaksana. Yesus menegaskan dirinya sebagai orang yang melampaui Yunus dan Salomo.
Dari bacaan hari ini kita yang beriman akan Kristus dan merasa terpanggil untuk mewartakan Kristus  Kita disadarkan sebagai orang terpanggil menuju kekudusan. Benih kekudusan itu telah tertanam dalam diri setiap kita sejak kita dipersatukan dengan Kritus.. Pencapaian kekudusan itu dapat diwujudkan dalam usaha mengenal kehadiran Tuhan dengan segala kemuliaannya melalui pengalaman keseharian hidup.  Setiap hari bukannya TUuan tidak memberikan tanda untuk kita maknai tetapi justru karena setiap hari kita selalu merasa semuanya biasa-biasa saja dan tidak ada apa-apanya. Mari kita mengasah ketajaman rasa dan mata batin kita agar merasakankehadiran  kebesaran Tuhan setiap saat dalam runtintas keseharian kita. Amin.

No comments:

Post a Comment