Tuesday, October 15, 2013

Berpikir Positif

Reunungan Rabu Pekan ke-28 Thn C1; 16 Okt.2013
Rom.2,1-11;Luk.11,42-46
Komunitas Biara CCD, Malang
Renungan
Firman Tuhan yang disampaikan untuk kita pagi berbicara tentang sikap kita terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Sikap terhadap diri sendiri tidak terpisahkan dari sikap kita terhadap orang lain karena kita hidup bersama orang lain. Ketika kita menyadari bahwa ada orang lain di luar diri kita maka bersamaan dengan itu pula kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain. Dalam perbandingan itu0 kita akan menyadari bahwa kita berbeda dari yang lain. Kesadaran akan adanya perbedaan itulah yang membuat kita berpikir tentang diri kita sendiri dan berpikir tentang orang lain.
Dalam proses berpikir itu, biasanya pikiran kita diarahkan pada dua pilihan berpikir. Kita bisa berpikir positif tentang diri kita dan juga berpikir positif tentang orang lain. Cara berpikir sama-sama positif ini biasanya terjadi ketika kita berada dalam posisi yang relatif sama dan seimbang dalam pelabagai hal. Idealnya seperti itu tetapi dalam kenyataan tidak selalu demikian. Selalu saja ada yang kurang pada diri kita dan ada yang lebih pada orang lain. Begitu juga sebaliknya ada yang lebih pada diri kita dan kurang pada orang lain. Dalam kondisi yang tidak berimbang ini, biasanya manusia terjerumus untuk berpikir negatif terhadap dirinya dan juga berpikir negatif terhadap orang lain. Sikap mempersalahkan, menghakimi orang lain yang diwacanakan Paulus dalam bacaan pertama sesungguhnya berbicara tentang efek buruk dari cara berpikir negatif.
Sikap dan perilaku memperslaahkan, mengadili, menghakimi secara sepihak dalam kehidupan kita biasanya terjadi karena diri kita dikuasai model berpikir negatif. JIka kita berpikiran negatif terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain maka hidup kita akan terrsa sebagai beban untuk diri kita dan juga menjadi beban bagi orang lain. Bentuk konkretnya muncul dalam sikap-sikap mempersalahakan, mengadili orang secara tidak adil. Sebaliknya, jika kita berpikiran positif tentang diri kita dan tentang orang lain maka kehidupan kita menjadi modal untuk diri kita dan orang lain. Juga diri orang lain akan menjadi modal bagi perkembangan diri kita. Jawaban yang paling pas yang bisa kita berikan berkaitan dengan apa yang disampaikan Paulus  tadi adalah menata pikiran kita agar selalu dikuasai pikiran yang positif. Berpikir positif tentang diri dan orang lain adalah kunci utama meredam konflik dalam kehidupan bersama. Sikap menghakimi lahir dari cara pikir yang salah terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Semua perilaku tidak terpuji  terhadap diri sendiri dan terutama terhadapo rang lain selalu dan hampir pasti menginduk pada cara pikir yang salah.
Penggalan teks injil hari ini secara konkret mengungkapkan efek dari cara berpikir negatif yang mendominasi peilaku kehidupan orang farisi yang berhadapan dengan Yesus. Yesus mengcam orang farisi justru akrena mereka dikuasai pikiran negatif terhadap orang lain. Akibatnya mereka merasa diri paling benar dan paling suci lalu meremehkan orang lain. Orang farisi menilai segala sesuatu secara tidak berimbang karena pikiran mereka dikuasai hal-hal negatif. Prinsip keseimbangan tidak ada lagi pada praksis kehidupan orang farisi sehingga Yesus mengecam mereka bahkan mereka merasa terhina oleh kata-kata Yesus.
Yesus mengajak orang farisi sekaligus mengajak kita untuk berpikir dan hidiup secara seimbang antara kepentingan diri kita dengan kepentingan orang lain lain. Hanya dalam keseimbangan orang bisa menikmati dan memaknai kehidupans ecara lebih berarti dan bermartabat. Prinsip keseimbangan itu dirumuskan dalam kalimat injil ini: Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Artinya kalau kita berusaha agar kehidupan kita menjadi lebih baik, maka usaha orang lain menuju kebaikan jangan dihalang-halangi. Tentu saja kita tidak ingin mengalami nasib seperti orang farisi. Untuk itu kita harus menata prinsip dan cara berpikir kita dari negatif menjadi positif dan memainkan peran kita dari yang tidak seimbang menjadi semakin berimbang. Tuhan membekati kita.

No comments:

Post a Comment