Wednesday, October 16, 2013

SANTO IGNATIUS DARI ANTIOKHIA

Reunungan Kamis Pekan ke-28 Thn C1; 16 Okt.2013
Rom.3,21-30;Luk.11,47-54
St. Ignasius dari Antiokia  Komunitas Biara CCD, Malang
Buka
Hari ini kita mengenangkan pesta St. Ignasius dari Antiokia, seorang Uskup dan martir. Dikisahkan bahwa dalam masa pemerintahan kaisar Trajanus, banyak orang kristen dikejar, dianiaya dan dibunuh karena menolak perintah untuk menyembah kaisar sebagai dewa. Banyak orang menolak menyembah kaisar termasuk Ignatius yang saat itu menjadi Uskup di Antiokhia.
Ketika Ignasius menjdi uskup Antiokia, datanglah kaisar ke tempat itu untuk menghukum sendiri setiap orang yang berani melawan perintahnya itu. Ketika orang kristen, termasuk Ignasius dihadapkan kepadanya, sang kaisar bertanya kepada Ignasius: “siapakah engkau, hai orang jahat yang tidak menaati perintahku?” “Jangan menyebut jahat orang yang membawa Tuhan dalam dirinya. Akulah Ignasius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus, yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami.” Dialah yang paling layak untuk disembah. Jawaban tersebut membuat sang kaisar marah dan menghukum Ignasius dan teman-teman dengan memasukkan mereka ke kandang singa. Satu hal yang perlu kita teladani dari orang kudus ini, bahwa sebelum dihukum, Ignasius menasihati St. Polikarpus dan umatnya yang masih hidup agar: menjadikan iman dan ekaristi sebagai kekuatan utama dalam menghadapi kesulitan apa saja, termasuk hukuman mati sekalipun. 
Renungan
Dalam kehidupan yang biasa setiap hari,  kita menemukan kenyataan  ada banyak alasan dan argmentasi yang membuat seseorang itu berbangga. Ada yang berbangga kalau harta berlimpah. Ada yang berbangga jika berjabatan dan posisi penting dalam instnasi pemerintahan. Ada yang berbangga kalau mendapatkan gelar sebanyak-banyak.. Kebanggaan-kebanggaan serupa itu sering membuat orang memilih jalan pintas.. Itulah sebabnya kita jumpai banyak orang yang menepuh jalan pintas untuk cepat kaya. Menggunakan jalan pintas biar disebut pintar, menempuh jalan pintas untuk mendapatkan kuasa dan jabatan.  Berbangga karena kaya, karena pintar, atau menjadi pejabat dengan jalan pintas adalah kebanggaan semu. Mengapa? Karena  kebanggaan seperti itu dibangun di atas fondasi yang rapuh, mengabaikan perilaku yang didasarkan pada kebenaran.
Surat Paulus yang ditujukan kepada jemaat Roma dan kepada kita hari ini, mengingatkan kita untuk memiliki kebanggan yang kokoh sebagai orang yang mengimani Kristus. Kebanggaan yang didasarkan pada kebenaran iman pada gilirannya melahirkan pelbagai praktik hidup yang menggairahkan. Bagi Paulus, manusia sesungguhnya tidak mempunyai dasar untuk berbangga dan memegahkan diri. Satu-satu dasar pembenaran pemuliaan dan pemeghan diri manusia adalah Iman. Iman dan beriman adalah tonggak penting tempat kita berdiri untuk bermegah dalam Tuhan. Manusia dibenarkan oleh iman akan Tuhan. Yesus menjadi tokoh anutan kita dalam usaha mencapai pembenaran itu.
Iman sebagai dasar pembenaran  memungkinkan orang percaya masuk di dalam kemegahan bersama Tuhan. Injil  memberikan kita gambaran nasib orang Farisi yang berbangga dan bermegah tanpa dasar. Mereka membangkan diri sebagai orang paling baik, paling taat pada hukum dan merasa diri paling hebat. Bagi Yesus orang farisi akan menerima nasib tak lebih dari seorang penjaga kemaaan atau satpam yang hanya bertugas memegang kunci pintu bagi orang  yang percaya kepada Kristus. Kata Yesus, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan tetapi kamu sendiri tidak masuk ke dalam.
Semua kita merindukan agar pada waktunya dapat bermegah di dalam Tuhan karena kita beriman kepada-Nya. Untuk itu kita dituntut hidup secara benar dalam tuntunan Tuhan. Santo Ignatius dari Antiokhia yang kita rayakan pestanya hari ini adalah contoh dan anutan kita dalam hal membela iman dan kebenaran. Semoga semangat santo Ignatius ini mewarnai dan meresapi seluruh arah gerak dan dinamika kehidupan dan keberimanan kita. Kasih dan rahmat Tuhan akan tetap menyertai kita…
Hal diperlukan dari kita adalah cara hidup yang benar sesuai dengan tuntutan iman kita

No comments:

Post a Comment