Saturday, May 16, 2015

RENUNGAN MISA REKOLEKSI DOSEN STKIP RUTENG

Misa Penutupan Rekoleksi Para Dosen STKIP Ruteng
Sir. 48,1-4; 9-11; Luk.2,41-52
Sabtu, 13 Desember 2014

Bacaan
Sirakh 48,1-4; 9-11;
48:1 Lalu tampillah nabi Elia bagaikan api, yang perkataannya laksana obor membakar. Kelaparan didatangkan-Nya atas mereka, dan jumlah mereka dijadikannya sedikit berkat semangatnya. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu, dan siapa boleh bermegah-megah bahwa sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dengan kasih mereka, sebab kamipun pasti akan hidup pula.
Luk.2,41-52
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Renungan Misa
Kisah injil tadi menyebutkan dua tempat yaitu Nasareth dan Yerusalem. Nasaret disebutkan sebagai tempat asal perjalanan Yesus dan kedua orangtua-Nya Maria dan Yosef. Teks injil ini merupakan salah satu penggalan kisah dari keluarga Nasaret. Dari teks ini kita dapat menemukan banyak pesan berkaitan dengan kehidupan keluarga Katolik. Untuk itu kita bisa lihat berdasarkan ayat-ayat teks tadi.
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ayat ini menggambarkan kesetiaan, kepatuhan, ketaatan Maria dan Yosef sebagai orangtua untuk memenuhi aturan adat budaya Yahudi. Sebagai orangtua atau pasutri Maria dan Yosef pertama kali ke Yerusalem justru ketika Maria hamil dan melahir Yesus di Kandang Betlehem. Sejak saat itu Keduanya tidak kembali ke Nasaret tetapi mereka harus mengunsi ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus yang dicari Raja Herodes. Perjalanan dan pelarian mereka ke Mesir ditempuh selama tiga tahun. Mereka bersembunyi di Mesir yang sekarang dikenal dengan sebutan gereja Gantung selama satu tahun.
Saya sudah melihat tempat keluarga kudus itu bersembunyi di Gereja Gantung di tepi sungai berdekatan dengan bekas istana dan sinagga Firaun. Setelah usia Yesus 4 tahun Herodes meninggal sehingga keluarga kudus kembali ke Nasaraet. Mereka mengungsi butuhkan waktu tiga tahun perjalanan waktu kembali kemungkinan lebih lama karena tidak takut dikejar sehingga kemungkinan mereka butuhkan waktu lebih lama sekitar 8 tahun sehingga tiba di Nasaret pada saat Yesus memasuki usia 12 tahun. Sekadar perbandingan: bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Israel selama 40 tahun.
Sebagai pasangan yang taat pada budaya Maria dan Yosef harus ke Yerusalem bersama Yesus dengan warga Nasaret lainnya. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Perjalanan dari Nasareth ke Yerusalem itu sangat jauh dan injil mencatat mereka berjalan 3 ketika harus kembali Yerusalem mencari Yesus. Kemungkinan 3 hari itu cepat karena mereka mau secepatnya temukan Yesus. Kalau normal kemungkinan berminggu-minggu. Bulan Juli lalu saya dengan bus ke Danau Tiberias butuhkan waktu 8 jam. Kota Nasaret masih jauh lagi karena untuk bisa ke sana kita harus dengan perahu berlayar di danau Galilea dan dari sana terus ke Kafernaum belasan kilo meter dan dari Kafernaum ke Nasaret berjarak 31 km.
Gambaran ini sengaja saya sampaikan agar kita sungguh menyadari betapa Maria dan Yusef sebagai orangtua menjalankan tugas tanggung jawab mereka secara luar biasa. Tanggungjawab mereka juga diuji dengan kasus menghilangnya Yesus yang kemudian ditemukan di Yesusalem di dalam Bait Allah. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Kasus menghilangnya Yesus ini membuat keduanya harus segera kembali ke Yerusalem dan menempuh jarak yang begitu panjang. Sudah satu hari mereka tinggalkan Yerusalem dan baru hari keempat mereka menemukan Yesus. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Hal yang mengejutkan Yesus ditemukan di dalam Bait Allah. Berada di antara para ahli agama dan asyik bersoal jawab dengan mereka. Keletihan mereka mencari selama 4 hari seakan terhapus oleh kenyataan bahwa Yesus berada di Bait Allah dan dikagumi banyak orang termasuk kelompok ahli agama dan ahli hukum taurat.  Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
Yesus berada di bait Allah berarti dia berada di pusat iman Yahudi. Yerusalem yang diyakini sebagai tempat tnggal Yahwe di pilih Yesus sebagai rumah Bapa-Nya. Ia sengaja ada di sana untuk membuktikan kepada orangtuanya dan orang banyak bahwa Ia harus berada di dalam dan dekat pada Allah yang disebutnya sebagai Bapa. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Dari jawaban dan kata-kata Yesus jelas bagi kita bahwa keduanya juga harus belajar untuk berada dekat dengan Allah yang hadir dalam kenisah di Yerusalem. Di sana Maria dan Yusef belajar untuk dekat selalu pada Tuhan mesekipun masih banyak hal yang belum mereka mengerti. Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Setelah kedua orangtua Yesus menyaksikan apa yang seharusnya dilakukan di Bait Allah yaitu mendalami dan memhami Firman Allah atau Kitab Taurat mereka harus berjalan lagi ke Nasaret bersama Yesus. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. 
Maria dan Yosef kembali bersama Yesus dan terus menjalankan tugas tanggungjawab mereka terhadap masa depan tugas panggilan Yesus. Dalam asuhan kedua orangtua itulah Yesus bukan saja bertumbuh secara fisik menjadi semakin besar, tetapi lebih dari itu ia bertumbuh dalam relasi dengan Tuhan dan sesama. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Maria dan Yosef berhasil membimbing Yesus untuk menjadi semakin berhikmat yang memungkinkan Dia dikasih Allah dan dikasihi manusia.

Tentu saja ini hanya sepenggalan kisah keterlibatan Maria dan Yosef sebagai orangtua dalam kehidupan Yesus. Kita semua percaya bahwa misi Yesus menebus dan menyelamatkan manusia tidak bisa lepas dari peran kedua orangtua fisiknya ini. Dari penggaan injil ini paling kurang kita diiingatkan lagi bahwa menjadi keluarga berspirit rajawali adalah menjadi keluarga yang unggul dalam pengorbanan, unggul dalam kesetiaan, unggul dalam ketekunan dan ungggul dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Marilah kita belajar pada semangat keluarga Kudus yang telah mendahului kita menjadi keluarga Rajawali. Semoga

No comments:

Post a Comment