RENUNGAN HARI MINGGU BIASA XI THN B1
Yeh
17:22‑24; 2Kor
5:6‑10; Mrk
4:26‑34
Paroki
Kristus Raja Mbaumuku
==========================================
Buka
Hari ini Yesus menerangkan kekuatan 'Kerajaan Allah' melalui perumpamaan tentang tanaman. Yesus menerangkan bagaimana iman itu
tumbuh berkembang dalam hidup kita. Pada mulanya sangat kecil bahkan mungkin
tidak kelihatan, tetapi lambat laun iman itu akan berkembang yang akhirnya
menghasilkan buah. Iman adalah
proses seseorang mengenal Kristus sebagai juru selamat, bagaimana memahami kasihnya
yang agung , memhami jalan-jalannya yang membebaskan. Beriman adalah proses menyerahkan diri kepada Tuhan untuk
berbuahkan segaa hal baik dalam kehidupan nyata. Iman akan bertumbuh dan
berkembang kalau dipelihara, disiram, dengan cara hidup yang benar. Damai dan
sukacita adalah buah dari iman yang ada dan berkembang dalam kehidupan oang
percaya.
Renungan
Saya yakin sebagian besar dari kita
yang hadir ini pernah melihat atau memakan buah durian.
Bagi yang tidak biasa durian itu pasti dijauhi karena baunya tak sedap. Bagi
orang yang sudah biasa, bau kulit durian dikalahkan oleh enaknya isi durian
itu. Itulah
paradoks dan misteri durian berbau tetapi disukai orang. Sebelum orang membelah buah durian kita bisa menebak berapa jumlah biji yang ada di dalam sebuah durian. Bisa satu, dua, tiga, empat, dan paling
tinggi 12. Tetapi tidak ada satupun dari antara kita yang bisa menembak berapa
buah durian yang bisa dihasilkan dari satu biji durian jika ditanam, bertumbuh,
dan berbuah. Hanya Tuhan yang bisa pastikan jumlah buah durian dari sebiji
durian yang ditanam. Ketika kita mengupas kacang tanah kita bisa pastikan ada
berapa biji di dalam satu kacang tanah itu, tetapi tidak seorang pun yang bisa
menembak berapa jumlah kacang tanah yang dihasilkan kalau satu biji itu ditanam,
dipeliharan dan berisi. Sekali lagi hanya Tuhan yang tahu pasti. Kita bisa
deretkan contoh-contoh lain tetapi pada intinya mau dikatakan kepada kita bahwa
setiap saat sebenarnya Tuhan melakukan mukjizat dan karya agung bagi kehidupan
manusia. Setiap saat sesungguhnya Tuhan melakukan perkara besar dalam kehidupan
kita agar kita mengimani Dia dan hidup menurut kehendak Tuhan.
Firman Tuhan yang menyapa kita
melalui bacaan hari ini secara amat jelas menggambarkan betapa dasyatnya karya
Tuhan itu. Melalui bacaan hari ini Tuhan mau menegaskan bahwa perkembangan
Kerajaan Allah itu tidak kelihatan tetapi dahsyat dan luar biasa. Perkembangan
kerajaan Allah itu diumpamakan dengan pertumbuhan sebatang pohon atau sebuah
biji sesawi. Sampai saat ini banyak sekali tanaman unggul yang dihasilkan
dari rekasaya teknologi dan ilmu
pengetahuan. Kita mengenal padi unggul, mangga unggul, kopi unggul, tomat
unggul, jagung unggul, dan lain-lain. Keunggulan dari tanaman yang dihasilkan
dalam rekayasa teknologi itu tidak akan diketahui unggul tanpa harus ditanam.
Bibit-bit unggul itu memerlukan lahan. Padi unggul membutuhkan lahan atau sawah
untuk membuktikan keunggulanya. Mangga ungggul membutuhkan lahan tempat mangga
ditanam dan bertumbuh. Sampai saat ini belum ada temuan dan hasil rekayasa
teknologi pertanian yang bisa menghasilkan padi unggul tanpa lahan. Keunggulan
satu jenis bibit sangat ditentukan kondisi lahan dan tempat orang menamnya dan
bahgaimana tanaman itu dipelihara dan dirawat. Keunggulan sebuah benih tanaman
sangat bergantung pada kondisi lahan dan proses pemeliharaannya. Tidak ada pohon atau tanaman yang langsung
tumbuh tanpa ditanam. Tidak ada tanaman unggul yang ditanam menghasilkan buah
buah yang banyak tanpa proses pemeliharaan yang baik. Hasil tanaman yang banyak
mengandaikan orang memiliki lahan dan pernah menanam. Tidak ada pohon mangga
atau biji jagung yang langsung tumbuh tanpa ditanam di tanah. Tidak ada petani
padi atau jagung yang tanam langsung memanen. Normalnya dan biasanya ada pelu
lahan, perlu waktu menanam, perlu waktu pemeliharaan dan akhirnya perlu waktu
untuk memetik hasil. Itulah logika alam yang tidak mungkin dibolak-balik. Semua
orang mengerti dan memahami itu secara alamiah. Kita manusia hanya tahu kalau
kita menanam sesuatu di kebun atau di sawah atau dalam polibag, sesuatu itu
dipelihara, dijaga dengan baik maka pada akhirnya kita akan memetik hasil yang
berlimpah. Hasil selalu menjadi taget akhir dan semua mengharapkan agar
hasilnya maksimal dan berlimpah.
Bacaan pertama dan Injil secara jelas
menyampaikan kepada kita bahwa hasil yang didapatkan merupakan akibat dari
tindakan sebelumnya. Nubuat Yehezkiel menegaskan bahwa untuk menghasilkan pohon
aras yang tinggi dan kuat Tuhan sendiri melakukannya. Tuhan sendiri menanam
pohon aras di atas sebuah gunung yang tinggi. Aku sendiri akan mengambil carang
dari puncak pohon aras dan menanamnya di puncak gunung yang tinggi. Pohon itu
menjadi pohon yang hebat dan menjadi tempat binatang berteduh dan dan burung
bersarang. Dalam cara yang lain penginjil Markus menggambarkan bahwa biji pohon
dan biji sesawi yang baik akan bertumbuh hanya kalau orang menanamnya pada
lahan yang baik, memeliharanya dengan baik dan tekun. Menanam dan merawat,
menabur dan memelihara adalah dua kata kunci, dua kata penting yang harus kita
maknai dalam kehidupan kita sebagai pesan Tuhan hari ini untuk kita.
Tidak ada pohon atau tanaman yang
langsung berbuah tanpa ditanam dan tak ada sesuatu yang ditanam mengasilkan
buah tanpa pemeliharaan yang tekun dan setia. Firman Tuhan hari ini mewacanakan
persoalan benih kerajaan Allah yang harus bertumbuh dan menghasilkan buah. Itu
artinya harus ada lahan, harus ada aktivitas, harus ada mental yang tekun dan
setia. Benih Kerajan Allah yang akan bertumbuh dan berkembang menghasilkan buah
membutuhkan lahan baik, membutuhkan usaha yang tekun dan setia.
Adakah dari antara kita ini yang
belum menerima benih unggul dari Tuhan? Tidak ada orang beriman yang tidak
diberi benih unggul itu. Semua kita telah menerima benih kerajaan Allah itu
ketika kita dibaptis. Diri kita sejak menerima pembaptisan sesunggguhnya telah
menjadi lahan paling subur yang memungkinkan benih kerajaan Allah itu bertumbuh
dan berkembang menjadi pohon yang menjadi tempat perteduhan dan perlindungan
bagi apa saja dan siapa saja ibarat pohon rimbun tempat orang berteduh dan
burung bersarang karena merasa nyaman. Kita harus berbangga karena kita telah
menjadi lahan dan ladang Tuhan bagi bertumbuhnya benih kerajaan Allah yaitu
iman. Iman yang ditanamkan di kedalam dan di dalam diri kita harus dipelihara,
disuburkan, ditumbuhkembang dengan usaha yang tekun dan setia. Kita dituntut
untuk bertumbuh dan berkembang dan menghasilkan buah-buah iman.
Buah-buah iman
itulah yang harus ditaburkan, ditanamkan kepada siapa saja, di mana saja dan kapan
saja. Kita semua dituntut Tuhan untuk melakukan itu dalam cara dan bentuk yang
cocok dan pas dengan tugas panggilan kita. Kita tidak perlu berpikir apa
hasilnyda dan berapa besar hasilnya karena hasil dari apa yang kita tanam itu
urusan Tuhan. Kitan hanya berkewajiban menabur, menanam dan memelihara benih
iman dan Tuhan yang menentukan hasilnya.
Berhadapan dengan benih iman,benih firman Tuhan kita harus menjadi
seorang penanam/penabur yang tekun dan setia, di hadapan benih dan firman Tuhan
kita harus menjadi penyiram yang tekun dan setia agar iman dan benih kerajaan
Allah itu terus berkembang. Kita dituntut untuk menjadi penanam dan penyiram
benih kerajaan Allah yang kecil itu. Dalam cara dan porsi yang berbeda kita
harus menjalankan peran agar benih kerajaan Allah itu bertumbuh dan berbuah dan
bukanya mati dan kering di tangan kita. Kita dituntut untuk bekerja sama dan
sama-sama bekerja memperluas kerajaan Allah tanpa mempersoalkan apa peran kita.
Kita bisa menjadi penabur atau penanam, kita bisa juga menjadi penyiram dan
pemelihara iman itu. Paulus mengingatkan kita akan peran kita dalam membesarkan
benih kerajaan Allah ibarat ia mengingatkan pengikut Apolos dan pengikutnya
yang bertengkar tentang siapa yang paling bersaja mewarkan Kristus yang bangkit
apakah pengikut Apolos atau pengikut Paulus. Kepada umat di Korintus Paulus
menegaskan "Siapakah Apolos? Siapakah Paulus? Mereka adalah pelayan‑pelayan
Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing‑masing menurut jalan yang
diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos menyiram, namun Allah yang
memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun
yang menyiram adalah sama; dan masing‑masing akan menerima upahnya sesuai
dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu
adalah ladang Allah, bangunan Allah" (1Kor 3:5‑59).
Sekali lagi dalam perkataan Paulus
ini ada tiga utama dan penting hal yang mau dikatakan yaitu ladang/lahan, menanam, dan meniram. Dalam
perkataan Santu Paulus ini ada dua proses utama dalam pertumbuhan atau
perkembangan Kerajaan Allah. Pertama adalah proses menanam dan kedua adalah
proses menyiram. Dua proses menanamMasih ada satu proses lain sebenarnya, yakni
proses me dan menyiram adalah prasyarat utama sebelum proses proses
memetik/memanen. Supaya bisa memetik, mesti juga menanam dan menyiram. Tanpa
menanam dan menyiram, orang tidak bisa memetik. Demikian mau dikatakan bahwa
setiap proses dari suatu pertumbuhan atau perkembangan sama nilainya, sama
pentingnya, sama gunanya.
Kita semua telah menerima benih
kerajaan Allah itu dalam bentuk iman kita. Kalau benih kerajaan Allah itu iman
kita dan kita harus menanam dan menyiramnya artinya kita punya harapan akan
memetik hasilnya. Hasil yang akan dipetik itu harus bisa berguna tidak saja
untuk diri sendiri tetapi harus lebih berguna bagi orang lain. Tuhan menuntut
kita untuk bertumbuh dan berkembang ibarat pohon yang menjadi tempat perteduhan
dan perlindungan. Untuk itu kita harus selalu menanam dan menyiram benih iman
itu kepada orang lain melalui cara kerja, perilaku, peri tindakan, peribahasa
kita dalam kehidupan pada setiap konteks dan lingkus tugas kita. Sebagai
orangtua kita memelihara dan menyuburkan iman itu dalam keluarga dengan cara
hidup yang mengutamakan damai, saling memaafkan, saling menguatkan, saling
memperhatikan. Sebagai pegawai, guru, pendidik kita bisa menanam dan
menyuburkan iman itu di tempat kerja kita yang mewujud dalam disiplin kerja,
ketekunan, kesetiaan, kejujuran, keteladanan. Sebagai petani, pedagang kita
menanam dan menyiran benih kerajaan Allah itu dalam cara kerja yang jujur,
tekun dan setia. Sebagai apa saja kita yang beriman dituntut untuk menjadi seorang
Paulus yang menanam atau menjadi Apolos
yang menyiram. Entah penanam atau penyiram yang pasti Tuhan yang memberi
pertumbuhan sehingga iman yang kita tanam, iman yang kita siram pada akhirnya
menghasilkan buah.
Kita harus menghasilkan buah itulah tujuan akhir dari proses
hidup kita dalam iman. Mengapa? Karena menurut Paulus tadi kita semua pada
waktunya harus menghadap takhta pengadilan Kristus. Dalam pengadilan itulah
setiap orang, setiap kita, memperoleh apa yang patut kita diterima, sesuai
dengan apa yang kita lakukan selama hidup kita, baik atau jahat. Kata nabi
Yehezkiel dalam bacaan pertama, pada kahirnya Tuhanlah yang bisa menjadikan
pohon kering menjadi hijau atau sebaliknya menjadikan pohon yang hjau menjadi
kering. Kita mendambakan akhir yang baik karena itu awali dan jalanilah
kehidupan ini dengan baik sesuai keinginan Tuhan. Mengawali hidup secara baik,
menjalani kehidupan yang baik secara baik, pasti akhirnya kita mendapatkan
kebaikan itu.
Dua biji kacang tanah yang ditanam di dalam satu lubang
berdiskusi dalam tanah. Mereka diskusikan tentang pilihan mau bertumbuh atau
tidak. Kacang pertama ia memilih untuk bertumbuh dngan alasan biar nanti
memberi hasil untuk petani yang menanmnya. Kacang kedua memilih tidak mau
bertumbuh karena takut mati diserang bekicot. Kacang yang mau bertumbuh itu
kemudian dipelihara tuannya, dijaga agar tidak diserang bekicot sampai kahirnya
menghasikan satu kilo kacang tanah yang bisa menjadi benih lagi. Kacang yang
tidak mau bertumbuh didapati tuannya membusuk.
Kita semua adalah benih unggul
karena iman. Kita hanya memilih mau bertumbuh atau tidak. Semoga pesan firman
Tuhan hari ini membantu dan mengingatkan kita untuk memaknai panggilan hidup
iman kita secara sempurna. Amin.
Rm.Bone Rampung, Pr
MINGGU BIASA XI/B/2015
Yeh 17:22-24 2Kor 5:6-10 Mrk 4:26-3
======================================
Buka
Injil karangan Markus hari ini berceritera
tentang Yesus, yang berbicara tentang Kerajaan Allah dengan menggunakan
perumpamaan tentang benih, yang tumbuh di ladang. Palestina adalah daerah tanah
kering, banyak padang pasir dan berbatu-batu, jarang turun hujan, dan panas
terik karena matahari. Karena itu Yesus berbicara dengan bahasa kehidupan
masyarakat pertanian. Semua orang menantikan kedatangan Kerajaan Allah, sebagai
suatu masyarakat di mana segenap penghuninya hidup bersama sebagai saudara
dengan kasih, damai dan sejahtera.
Renungan
Yesus memperkenalkan Kerajaan Allah, yang
diwartakan dan didirikan-Nya, secara sederhana dan sesuai dengan keadaan medan
pertanian rakyat. Seorang petani tahu dan melaksanakan apa yang harus dilakukannya
untuk menanam tubuh-tumbuhan atau menaburkan benih di ladang. Apa yang ditanam
atau benih yang ditaburkan akan bekerja sendiri. Si petani hanya harus menjaga
dan merawatnya, sampai akhirnya dapat berbuah dan dimanfaatkan. Tetapi
bagaimana terjadinya proses yang berjalan dalam perkembangan tanaman itu, si
petani tidak tahu. Ia hanya tahu hasilnya.
Di zaman
Yesus masyarakat Yahudi mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah. Tetapi
masing-masing orang atau kelompok mempunyai gambaran tentang Kerajaan Allah
yang berbeda-beda, menurut caranya masing-masing. Karena Palestina waktu itu
dikuasai pemerintahan Romawi, ada kelompok orang yang berkeyakinan, bahwa hanya
dengan melawan penjajahan Romawi dengan kekerasanlah Kerajaan Allah akan
datang. Ada pula kelompok yang terdiri dari kaum Farisi. Mereka punya
kepastian bahwa Kerajaan Allah hanya akan datang, apabila masyarakat hidup dan
berbuat dengan sangat ketat menurut huruf Taurat atau hukum Musa. Dan di
samping itu ada pula golongan orang yang hidup menyendiri, meninggalkan
keramaian masyarakat dan tinggal di daerah padang gurun, bebas dari kejahatan,
karena ingin membangun Israel sejati, sebagai Kerajaan Allah seperti yang
dicita-citakan. Mereka semua itu memang sangat menantikan datangnya Kerajaan
Allah, tetapi disertai dengan sikap dan hidup fanatik, berlebih-lebihan baik di
bidang keagamaan, politik, budaya maupun sosial.
Adanya corak
kelompok-kelompok tersebut menimbulkan perbedaan pandangan dan sikap hidup,
yang merupakan hambatan, jurang atau tembok pemisah antar mereka sendiri
sebagai warga sesama semasyarakat. Maka terdapatlah pertentangan, bukan
kesatuan dan persaudaraan. Nah, itulah yang total bertentangan dengan ciri
khas Kerajaan Allah yang sesungguhnya.
Apakah pesan
perumpamaan Yesus dalam Injil Markus hari ini kepada kita?
Kiranya justru untuk dunia modern dewasa
ini, dengan segala kemampuan dan keberhasilan kemajuannya, pesan Injil dalam
perumpamaan tentang benih yang tumbuh sangat relevan dan aktual. Kerajaan Allah
diwartakan Yesus dan dinantikan umat manusia bukan hanya baru kelak, atau untuk
masa depan, melainkan sekarang pun sudah diwujudkan oleh Kristus. Memang
sebagai suatu proses yang masih harus terus berjalan menuju kepada
kepenuhannya. Kerajaan Allah adalah karya Allah sendiri. Tetapi justru karena
Kerajaan itu dibangun untuk kita manusia, maka Allah juga mengikutsertaan kita
untuk ikut membangunnya.
Maka apakah kewajiban dan karya kita yang utama? Pertama; Yesus pertama-tama menegaskan, bahwa kita harus sadar bahwa
Kerajaan Allah adalah karya Allah. Maka kita harus yakin dan selalu sadar,
bahwa Kerajaan Allah itu pasti akan terwujud. Kedua, Yesus mengingatkan kita,
bahwa kita harus bersikap, hidup dan berbuat bagaikan tanah, yang siap dan
bersedia menerima benih yang ditaburkan Allah ke dalam hati kita. Dan dengan
daya yang kita miliki masing-masing itulah, kita mengolah hati kita sebagai
tanah, yang mampu mengubah benih-benih itu menjadi tanaman yang berbuah.
Perumpamaan tentang benih dalam Injil Markus
hari ini kita mengingatkan dan menyadarkan kita, bahwa kehidupan , pekerjaaan,
kedudukan, masyarakat dan Gereja kita, semuanya itu merupakan Kerajaan Allah,
yang hanya dapat berada dan berkembang berkat daya Allah sendiri, bukan hasil
karya kita sendiri, betapapun besar dan hebatnya! Allahlah yang berkarya di
dalam segalanya, juga di dalam diri kita. Bila kita sungguh yakin dan sadar
akan kenyataan ini, maka sikap, hidup dan perbuatan kita akan berubah. Bila
demikian akan terjadi perubahan dalam keadaan di dalam keluarga, komunitas,
biara, pastoran, Gereja dan masyarakat .
Sangat
berguna bagi kita untuk juga merenungkan perumpamaan tentang biji sesawi,
yang sangat kecil tetapi dapat menjadi tanaman yang sangat besar. Perumpamaan
ini berlaku juga bagi Yesus Kristus sendiri dan Gereja-Nya. Yesus
memiliki kepercayaan yang sangat mendalam. Ia mewartakan kabar baik, bersikap
dan berbuat baik, tetapi banyak orang melawan dan memusuhi Dia, bahkan Ia harus
menderita dan mati disalib. Tetapi karena yang dilakukan-Nya adalah karya
Allah. Yesus tidak takut, tidak cemas, tidak kecewa. Hasilnya? Seperti biji
sesawi yang sangat kecil, bisa menjadi tanaman besar, begitu juga karya
keselamatan yang diselenggarakan Yesus, yang mati di salib, akhirnya berkat
kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga dan dimuliakan bersama Allah Bapa dan Roh
Kudus, menjadi karya Allah yang agung. Gereja yang didirikan Yesus dimulai
dengan kelompok kecil di Nasaret dan diselesaikan di Yerusalem, kini tertanam
dan berkembang di seluruh dunia. Gereja mengalami perkembangan yang baik,
tetapi juga mengalami kesukaran yang berat. Injil hari ini mengingatkan kita:
kita tetap yakin dan sadar, bahwa Kerajaan Allah didirikan oleh Allah sendiri.
Optimisme! (Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm).
Minggu Biasa XI
/B/2012
Yeh 17:22-24 2 Kor 5:6-10 Mrk 4:26-34
======================================
Buka
Tiga bacaan dalam
Misa kudus hari ini, yaitu Bacaan I (Yeh), Mazmur Tanggapan (Mz 92) dan Injil
(Mark), mengajak kita merenungkan hal pertumbuhan atau perkembangan tumbuh-tumbuhan sebagai perumpamaan mengenai perkembangan hidup kita sebagai manusia,
tetapi sebagai manusia kristiani. Kiranya bagi kita yang hidup di bumi, dunia,
masyarakat yang makin maju, namun sekaligus makin kompleks dan sulit ini, dua
perumpamaan sangat sederhana yang dipakai oleh Yesus dalam Injil hari ini,
dapat menolong kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat berkembang menjadi manusia kristiani
sejati yang dewasa.
Renungan
Sejak dahulu sampai sekarang banyak orang
hidup penuh dengan keinginan untuk menjadi orang besar, makin terkenal,
memiliki rumah dan bangunan makin besar dan mewah, bahkan banyak umat
merindukan bangunan gereja makin besar, megah dan indah. Diidam-idamkan negara
yang makin sejahtera, makin besar, makin kuat. Secara manusiawi hal-hal ini
bisa dimengerti. Itulah juga dialami orang-orang di zaman Yesus. Dan ketika
Yesus mewartakan Kerajaan
Allah, kerajaan itu digambarkan secara manusiawi juga oleh
orang-orangYahudi. Tetapi Yesus menerangkan arti Kerajaan Allah yang sedang
dibangun itu dengan perumpamaan tentang penabur
yang dikaitkan dengan penanaman benih dan pertumbuhannya.
Diperlihatkan bahwa si penabur hanya menabur dan menanam, jadi relatif tidak
berbuat banyak, tetapi dengan kepastian
akan hasilnya. Hanya dikata-kan bahwa benih tnmbuh dan
bertunas. Jadi dalam perumpamaan itu mau ditekankan bahwa kekuatan benih itu
sendiri untuk bertumbuh dan bertunas dengan sendirinya tanpa campurtangan
manusia! Bahkan akhirnya berbuah! Demikianlah Yesus mau menerangkan, bahwa
Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya bergerak dan berkembang dengan diam-diam
namun pasti dan penuh kepastian, sampai nanti hasilnya akan diambil dan
ditentukan pada pengadilan/keputusan-Nya terakhir.
Selanjutnya Yesus menggambarkan Kerajaan Allah sebagai biji sawi
yang termasuk jenis biji yang sangat kecil. Yesus ingin menunjukkan, bahwa
Kerajaan-Nya akan berkembang, meskipun pada permulaannya memang sangat kecil
dan tidak menyolok. Dan buukan sebagai tumbuh-tumbuhan yang tinggi, melainkan
rendah namun melebar.
Demikianlah dari benih-benih yang kecil akan tumbuh
Gereja berkat sabda Allah. Masa`panenannya ialah menggambarkan saat pengadilan
terakhir. Memang pertumbuhannya lambat, seperti yang dialami Gereja, yang
disebabkan oleh aneka hambatan, seperti penganiaan, dan dosa-dosa
anggota-anggotanya sendiri. Dibutuhkan kesabaran dan ketabahan hati. Tetapi
Yesus menegaskan dan memberi kepastian, bahwa Gereja sebagai gambaran
Kerajaan-Nya memang mulai sebagai biji kecil, namun akan tumbuh dan berkembang.
Perkembangan itu adalah
hasil kekuatan Allah, bukan hasil usaha kita!
Sebenarnya dengan berbicara tentang perumpamaan mengenai
bisi sawi itu, Yesus berbicara tentang iman
kita. Maka pesan Injil hari ini kepada kita ialah, bila kita
sungguh memiliki iman yang benar dan hidup, Tuhan akan melaksanakan hal-hal
yang besar dalam diri kita. Tetapi apabila kita di manapun dan kapanpun hanya
mau mempercayai kekuatan kita sendiri betapapun besarnya, dengan aneka rencana
dan program apapun, untuk “mendirikan Kerajaan Allah”, - pastilah kita akan
gagal dan kecewa! Kita harus selalu ingat dan sadar, bahwa Tuhan Allahlah yang
menabur, Tuhanlah yang menyirami tanaman, dan Tuhanlah yang akan memetik
hasilnya! Kita hanyalah abdi-abdi yang melayani kebun tanaman Tuhan.
Pada Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol, 18
Agustus 2011, Paus Benediktus XVI mendapat pertanyaan:”Bagaimana hasil-hasil
Hari-Hari Kaum Muda Sedunia dapat dipastikan di masa depan?” Jawaban beliau: “Allah
selalu menabur secara diam-diam. Hasilnya tak akan segara kita lihat dalam
statistik! Benih-benih yang ditaburkan Tuhan di tanah Hari Kaum Muda Seduia ini
sama dengan yang disebut dalam Injil. Ada yang jatuh di jalan, terinjak-injak
dalam hilang; ada yang jatuh di tanah padas dan lenyap; adalah pula yang jatuh
di antara duri-duri dan juga mati. Namun ada yang jatuh di tanah subur, tumbuh
dan berbuah melimpah”.
Marilah kita sesuai dengan pesan Injil hari ini
meneguhkan iman kita akan Tuhan, yang hadir dan berkarya secara diam-diam namun
nyata dalam diri kita masing-masing serta bersama, sehingga sabda-Nya sebagai benih yang ditaburkan dalam hati kita
dapat bertumbuh, berkembang dan berbuah sebagai manusia kristiani sejati yang
dewasa.
(Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm).
No comments:
Post a Comment