HARI MINGGU BIASA XIX TAHUN B/1
Paroki Kritus Raja Mbaumuku, 9 Agustus 2015
1Raj
19:4‑8; Ef 4:30‑5:2; Yoh 6:41‑51
=============================================================
=============================================================
Buka
Hari
ini Tuhan mengundang kita untuk menerima jaminan kehidupan jiwa kita melalui
Yesus sang Roti Kehidupan. Tuhan menunjukkan cara hidup untuk berbagai dan
menghidupan agar kita juga belajar berbagi
dan menghidupan orang lain. Ekaristi adalah perjamuan penjamin kehidupan
jiwa karena Yesus sendiri rela hadir dan berada dalam darah dan daging kita.
Kita berdoa memohonkan agar kita diberi kekuatan untuk meneruskan semangat
Kristus yang berkorban dan berbagi untuk dunia dan sesama. Kita akui salah dan
dosa kita...
Renungan
Sibuk dan berkesibukan
merupakan tanda yang paling nyata dalam kehidupan kita manusia. Di
mana-mana dan kapan saja orang sibuk dan
kita jumpa setiap orang dengan segala
macam urusannya. Kalau kita berusaha merenungkan sejenak dan bertanya tentang
alasan, mengapa orang sibuk maka jawaban kita yang pas harus mengarah pada satu
perkara yaitu orang sibuk karena orang membutuhkan makanan. Pekerjaaan dan urusan yang paling utama dan
terpenting untuk manusia yang masih hidup adalah urusan berkaitan dengan makan
minum. Segala macam kebutuhkan manusia semuanya menginduk pada satu kebutuhan
utama yaitu kebutuhan akan makanan. Orang
masih bisa bertahan untuk hidup meskipun
tanpa sandang dan rumah tetapi orang tidak mungkin bisa bertahan untuk
hidup tanpa makanan dan minumam. Itulah sebabnya, dalam berbagai kesempatan
beracara atau berpesta, urusan makan minum termasuk urusan yang paling
merepotkan dan melelahkan. Makanan dan minuman itu bukan hanya masalah bagi orang miskin tetapi juga masalah
bagi orang kaya. Dalam hal kebutuhan
akan makanan dan minuman tidak ada yang kaya atau miskin. Rasa lapar dan haus
adalah rasa yang dihadapi baik orang
miskin, sederhana maupun orang kaya.
Tanpa makanan dan minuman orang miskin, sederhana pasti mati. Demikian pula
tanpa makanan dan minuman orang kaya juga akan mati.
Bacaan-bacaan suci yang dihadirkan dalam
perayaan minggu biasa ke-19 ini pada
dasarnya mau menegaskan kepada kita
perihal keterkaitan, dan saling pengaruh antara
kehidupan dengan ketersediaan makanan
serta keterkaitan antara kematian dan ketiadaan makanan. Segala
aktivitas manusia, siapa pun dia, akan
lumpuh dan tak berjalan kalau kebutuhan makanan dan minuman tidak tersedia.
Ancaman kematian yang dikorelasikan dengan ketidaaan makanan memungkinkan
manusia utnuk secara sungguh-sungguh menyiapkan makanan yang menjamin
kelangsungan hiupnya. Korelasi antara ketersediaan makanan dan jaminan untuk kehidupan secara jelas dibahasakan
dalam bacaan pertama. Tokoh Elia yang diserahi tugas sebagai nabi, mengalami kondisi krisis pangan dalam perjalanan menuju gunung Horeb sebagai
tempat perjumpaannya dangan Tuhan. Elia kelaparan dan kehausan dalam
perjalanan, dalam aktivitas, dalam menjalankan peran sebagai nabi yang membawa dan memperkenalkan Tuhan
kepada bangsa yang dihadapinya dan
membawa bangsa itu kehadapan Tuhan. Elia
lapar dan harus karena bekerja, beraktivitas, berjalan. Bukan Lapar dan haus
karena duduk dan tidur di tempat. Lapar dan haus yang menimpa Elia adalah
situasi yang harus dihadapinya dan yang harus diterimanya sebagai utusan Tuhan.
Lapar dan haus karena
beraktivitas melayanai Tuhan seperti yang dialami nabi Elia mau menegaskan
kepada kita bahwa orang yang setia
menjalankan misi perutusan Tuhan, setia dalam mewartakan kebaikan Tuhan tidak
akan dibiarkan mati kelaparan dan kehausan.
Orang yang setia dalam tugas
panggilan dijamin Tuhan tidak akan mati kelaparan dan kehausan. Orang yang taat dan setia senantiasa dibela Tuhan. Elia mengalami
kelelahan karena kepalaran dan kehausan fisik dalam mengabdi Tuhan. Tuhan
menanggapi kesetiaaan sang nabi dengan tersedianya kamanan dan minuman yang
memungkinkan sang nabi tiba di Horeb,
gunung Tuhan. Elia mengalami pembebasan dan pemuasan secara fisik jasmani.
Nabi Elia dipilih dan
dipanggil Tuhan untuk memberi dan menunjukkkan sikap Tuhan yang setia dan
berbelaskasih terhadap manusia. Elia
dipanggil untuk mendamaikan umat
terpilih yang sering mengingkari janji kesetiaan mereka, umat yang terbelenggu
dalam sikap bermusuhan dan berbalas dendam, umat yang membiakkan permusuhan
karena saling memfitnah. Nabi yang diutus dalam kuasa dan bimbingan Roh Tuhan
dipercayakan untuk mendamaikan umat pilihan yang terlibat dalam pertikaian.
Semangat atau spirit
nabi Elia juga menganimasi atau menjiwai misi perutusan Santo Paulus yang telah
berkeliling memberi kesaksian tentang Kristus. Paulus menghadapi pelbagai situasi yang berbeda dari satu temat
ke tempat lain yang dikunjunginya. Surat Paulus kepada jemaaat Efesus hari ini berisi perintah yang segera
ditanggapi. Surat Paulus ini merupakan sebuah imperasi yang segera dilaksanakan karena jemaat Efesus
terlibat dan terbelit dalam kegeraman, pertikaian, fitnah.(konteks pilkada?)
Bagi Paulus, setiap orang yang menerima Yesus sebagai jalan hidupnya harus
mengganti kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah dengan keramahan, kemesraan,
dan saling mengampuni. Paulus menawarkan pola dan model hidup ideal dengan
merujuk kepada Yesus yang telah menyatakan kasih-Nya secara utuh dan sempurna
dalam penyerahanan diri yang total. Bagi
Paulus, jemaat Efesus berada dalam kondisi kelaparan mental, kehausan spiritual,
dan kehilangan orientasi dalam hidup. Kondisi seperti ini akan membawa kematian
jika tidak disadari dan dibenahi.
Kristus yang diwartakan Paulus adalah jaminan kehidupan.
Dalam rencana Allah
manusia diutus ke tengah dunia yang bersifat sementara sebelum dipangggil untuk
kembali berada di hadapan Tuhan. Di dunia manusia mengalami kelaparan dan
kehausan secara fisik seperti pengalaman Elia tetapi di dunia yang akan datang
manusia akan terancam kematian karena kelaparan dan kehausan secara spiritual.
Untuk mengatasi ancaman kematian
spiritual seperti ini, Yohanes dalam injil hari ini memberi jaminan dan
kepastian tentang nasib masa depan jiwa orang percaya. Yohanes mencatat secara
cermat kata-kata Yesus yang menjadi harapan dan andalan bagi jiwa manusia,”Akulah Roti Hidup yang Turun dari
Surga”. Kata-kata Yesus ini menegaskan bahwa tidak ada orang lain yang memberi
jaminan kehidupan bagi jiwa di alam baka selain diri-Nya. Yesus memberi jaminan
karena diri-Nya menjadi roti, makanan bukan makanan fisik jasmani melainkan
makanan jiwa rohani yang menghidupkan. Roti yang menjamin kehidupan jiwa itu
bukan berasal dari dunia dan karena kemuaman manusia melainkan yang turun dari
surga karena kemauan Tuhan. ”Tidak seorang pun yang dapat datang kepada‑Ku
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku." Kita semua
dipanggil untuk datang kepada Yesus sebab di dalam Dia ada hidup. Dialah hidup
kita. "Akulah roti hidup. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama‑lamanya." Inilah alasan yang mengharuskan untuk datang kepada‑Nya. Ajakan untuk datang
kepada Yesus, roti kehidupan tidak begitu saja ditanggapi manusia. Kita manusia
masih mengeluh dan bersungut‑sungut dalam keraguan seperti orang Yahudi.
Niat kita untuk datang
kepada Yesus tidak mungkin hanya dengan usaha kita sendiri. Sesungguhnya itu
adalah anugerah Tuhan. Ia sendirilah yang menarik kita. Sadar atau tidak,
Dialah kekuatan yang ada dan hidup dalam diri setiap kita. Kekuatan‑Nya yang
menarik tampak pertama‑tama lewat Roh‑Nya yang menguatkan kita, mendorong kita
dalam perjalanan hidup kita menuju Yesus. Kita diundang datang kepada‑Nya,
masuk dalam persekutuan hidup dengan‑Nya.
Undangan Tuhan
untuk hidup dalam persekutuan karena
Yesus yang diutus-Nya menjadi Roti kehidupan. Dalam konteks Injil Yohanes Yesus sebenarnya sedang membicarakan dua jenis roti yakni,
Manna roti yang berasal dari sorga yang dikenal sebagai makanan malaikat, yang
menjadi makanan bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah perjanjian
“Kanaan” dan Diri-Nya sendiri, yang
telah diutus oleh Allah untuk menjadi Juruselamat kita. Paling kurang ada empat
hal penting yang dapat kita petik untuk kehidupan kita terkait dua jenis roti
ini:
(1) Manna
harus dikumpulkan setiap hari. Artinya, sebagai seorang Kristen, kita wajib
memperbaharui hubungan kita dengan Yesus setiap hari. Menerima Yesus, bukanlah
sekali seumur hidup, tetapi setiap hari bahkan setiap saat, sebab Yesus berkata
“diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”(Yoh.15:5). Memperbaharui hubungan
kita dengan Yesus setiap hari akan menjadikan hidup kita sebagai berkat untuk
sesama.
(2) Manna
harus dikumpulkan pagi-pagi karena jika terlambat akan mencair. Lebih baik bila
kita mencari Yesus sejak pagi-pagi sekali setiap hari dalam doa pribadi dan
renungan Sabda Allah sebelum terlarut dalam kesibukan. Kesibukan adalah alat
setan yang paling ampuh untuk memisahkan kita dari Tuhan.
(3) Persiapan
manna untuk satu hari saja sebab manna hanya bertahan sehari. Setiap hari
relasi kita dengan Yesus harus semakin baik dan semakin sempurna. Hari ini
harus lebih baik dari hari kemaren dan hari esok lebih baik dari hari ini.
(4) Panggilan
untuk berbagai, karena kita telah menerima roti hidup dari diri Yesus yang rela
dibagi-bagikan maka kita juga dituntut untuk rela berbagi kebaikan kepada orang
lain. Yang kaya bisa berbagi kepada yang miskin, yang berkelebihan bisa berbagi
kepada yang berkekurangan, yang pintar berbagai kepada yang bodoh.
Seorang ibu sederhana pagi-pagi
mendatangi tetangganya yang cukup berada. Ibu itu datang meminta sepotong roti
untuk menenangkan anaknya yang menangis minta roti. Ibu yang didatangi itu
dengan sopannya berkata, “Maaf, Bu kami belum sempat membeli roti. Kami tidak
bisa berikan itu. Ibu itu pulang tanpa roti.
Saat sarapan pagi, ibu yang didatangi tadi mrmbuka lemari tempat
penyimpanan roti. Ia terkejut karena beberapa
roti dalam lemari telah berubah menjadi batu. Hanya ada satu yang belum berubah menjadi batu. Ibu itu
menoba menggigit roti itu, dan tiba-tiba roti itu menjadi batu di mulutnya dan
giginya tertanam pada roti yang membatu itu.
Yesus sudah memberi diri-Nya sebagai
roti hidup untuk kita, biar kita belajar berbagi dari apa yang Tuhan berikan
kepada kita. Kita telah mendapat banyak dari Tuhan untuk dibagikan kepada sesama
berupa harta, kekuasaan, kepandaian, kebijaksanaan. Kita harus membaginya agar tidak
membatu dalam diri kita. Amin
No comments:
Post a Comment