Thursday, July 25, 2013

RENUNGAN SANTO YOAKIM & ANNA

Jumat,Pekan Biasa ke-16 thn C/1, 26 Juli 2013
Sir.44. 1,10-15; Mat.13,16-17
Pesta Santo Santa Yoakim dan Ana
Komunitas Suster Misericordia RKZ Malang

Buka
Hari ini Gereja memperingati Yoakim dan Anna, orangtua dari SP Maria. Memang tidak ada catatan mendetil, baik historis maupun alkitabiah, yang diketahui tentang kehidupan dua orang kudus ini, namun banyak umat beriman dalam suasana doa melakukan permenungan atas kehidupan mereka dan bagaimana mereka sebagai orangtua membesarkan anak mereka yang kelak dipilih untuk menjadi Bunda Allah. Gereja memilih bacaan pertama hari ini dari Kitab Putra Sirakh untuk menyampaikan pujian dan hormat yang pantas diberikan kepada kedua orangtua saleh seperti Yoakim dan Anna yang kita peringati.

Yoakim dan Anna ini memiliki rasa tanggungjawab yang besar untuk melakukan karya suci mendidik dan melatih anak perempuan mereka. Kita dapat mengandaikan bahwa mereka melakukan tugas panggilan mereka setelah didahului dengan banyak doa, yang menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah yang menjanjikan segala hikmat-kebijaksanaan dan kekuatan yang mereka perlukan. Buah ketaatan mereka kepada Allah terlihat jelas dalam tanggapan Maria ketika dia didatangi malaikat Gabriel bahwa Roh Kudus akan turun atas dirinya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi dirinya; sebab itu anak yang akan dilahirkannya itu disebut kudus, Anak Allah.

Kita berdoa semoga semangat orangtua Maria, Yoakim dan Anna memberi inspirasi dan semangat bagi semua keluarga Kristiani dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Baiklah jika kita akui salah dan dosa kita mengawali perayaan kudus ini.

Renungan

Kita tentu pernah mendengarkan sebuah ungkapan atau pribahasa klasik yang menggambarkan kualitas relasi orangtua dan anak. Ungkpan klasik itu berbunyi: Buah Jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini bermakna bahwa pola perilaku dan pola tindak seorang anak, sebaian besar mewarisi pola prilaku dan pola tindak orangtua mereka. Kebiasaan baik atau kebiasaan buruk yang dilakukan seorang anak dalam keluarga biasanya selalu dikait-kaitkan dengan orangtua mereka.

Yoakim dan Anna, orang tua St.Perawan Maria yang kita rayakan hari ini adalah dua tokoh yang berasal dari keturunan raja Daud, dan dikenal karena kesetiaan mereka dalam menjalankan kewajiban keagamaan serta mengabdi dan mengasihi Allah dan sesama dengan ikhlas. Dan karena itu keduanya dianggap layak untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah atas dunia. Yoakim dan Anna menjadi penting justru karena keterpilihan Maria menjadi Bunda Allah.

Keterpilihan Maria tidak dapat dipisahkan dari peran kedua orangtuanya. Dikatakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tidak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Kerinduan pasangan Yoakim dan Anna untuk mendaptkan anak terkait dengan tuntutan budaya Yahudi. Bagi orang Yahudi, perempuan yang tidak dapt melahirkan anak dianggap sebagai kutukan Tuhan. Dalam konteks itulah pasangan Yoakim dan Anna berkanjang dan tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kenyataan pahit yang dialami bisa terhindarkan.

Berkanjang dalam doa, berdoa tak mengenal lelah selalu membahasa hasil. Kesetianan pasangan Yoakim dan Anna dalam doa membuat mereka dikaurinia seorang anak yang dikandung tanpa noda yaitu Maria yang pada akhirnya dipilih menjadi bunda Allah. Bagi Yoakim dan Anna kelahiran Maria pada usia senja mereka merupakan bukti betapa Allah mendengarkan doa orang yang tabah, tekun, dan setia dalam pengharapan. Bagi mereka kelahiran Maria, apalagi disaat usia mereka yang sudah tua itu, merupakan buah rahmat Allah, hasil campur tangan Allah sendiri, daripada sesuatu yang kodrati-manusiawi.

Selama bertahun-tahun, Anna memohon kepada Tuhan untuk memberinya anak. Ia berjanji untuk mempersembahkan anaknya itu kelak kepada Tuhan. Ketika sudah lanjut umurnya, Tuhan menjawab doa Anna dengan cara yang amat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terbayangkan olehnya. Anak yang lahir bagi St. Yoakim dan St. Anna adalah Santa Perawan Maria Immaculata (yang Dikandung Tanpa Dosa). Perempuan yang paling kudus di antara semua perempuan ini telah menjadi Bunda Allah. Anna merawat, membesarkan dan mendidik Maria dengan penuh kasih sayang selama beberapa tahun. Kemudian mempersembahkan puterinya itu kepada Tuhan, seperti yang telah dijanjikannya. Maria tinggal di Bait Allah di Yerusalem. Di tempat tinggal pasangan Yoakim dan Anna ini saat ini telah didirikan sebuah gereja besar dengan nama gereja Yoakim dan Anna. Tahun 2011 saat berziarah ke Israel saya sempat masuk ke gereja itu dan pelataran gereja tersebut menjadi perhentian pertama rute jalan salib menuju makam kudus.

Apa yang perlu kita petik dari kisah kehidupan kedua tokoh ini untuk kehidupan keluarga zaman ini. Menurut saya ada dua hal penting yang perlu yaitu:

Pertama: keluarga zaman ini perlu belajar pada pasangan Yoakim dan Anna tentang kesabaran dan ketekunan dalam mengharapkan bantuan Allah. Bagi pasangan Yoakim dan Anna anggapan orang dan usia lanjut TIDAK MENGHALANGI ALLAH untuk menunjukkan kuasa-Nya. Kesabaran, ketekunan untuk berkanjang dalam doa selalu mendatangkan rahmat. Pasangan itu hidup dalam prinsi bahwa Tidak ada usaha yang tidak ada hasilnya, tidak ada doa yang tidak terkabulkan, sejauh manusia berkesabaran dan bertekunan.

Kedua: manusia dan keluarga Kristinai zaman ini perlu belajar untuk mengenal diri agar dikuduskan. Pasangan Yoakim dan Anna mengajarkan bahwa segala yang mereka peroleh itu adalah pertama-tama karena campur tangan Allah, bukan semata usaha mereka sendiri. Kehidupan orangtua kristiani harus dikuduskan bagi Allah dan pelayanan kepada-Nya. Dikuduskan berarti dipisahkan secara khusus, untuk mengabdikan diri kepada Allah. Orangtua yang dikuduskan adalah seorang pribadi saleh yang memenuhi perannya dalam kehidupan dengan komitmen untuk melakukan apa yang menyenangkan Allah, bukan dunia. Komitmen ini menciptakan atmosfir spiritual yang memungkinkan seorang anak akan subur dan bertumbuh dalam kasih dan pelayanan bagi Allah. Orangtua yang dikuduskan bagi Allah mengajarkan anak-anak mereka melalui kata-kata dan contoh, bahwa mereka harus percaya dan diselamatkan dan bahwa mereka juga dipanggil untuk melayani.

Para orangtua yang dikuduskan dan saleh akan memperoleh pujian; keturunan mereka akan mewarisi kebenaran mereka dan tetap setia kepada Allah karena teladan baik mereka ; dan keturunan mereka akan tetapi tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus dan gereja di atas bumi akan menghormati mereka. Marilah kita belajar untuk sabar dan tekun dalam menantikan janji Allah sambil melakukan segala yang baik sebagai warisan yang tetap abadi. Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment