Thursday, July 17, 2014

SAMA-SAMA BEKERJA DALAM KETERBUKAAN

Renungan Misa Pembukaan Tahun Ajaran 2014/2015
Yes.38,1-6,21-22- 39,7-8; Mat.12,1-8
SD, SMP Frateran Claket 21 Malang

MEMASUKI TAHUN SUKSES BERSAMA KRISTUS
Buka
Hari ini kita semua sebagai orang beriman yang mengandalkan kuasa dan bimbingan Tuhan dalam semua gerak hidup kita datang ke hadapan TUhan untuk menyatakan tekad dan niat kita mengawali tahun pembelajaran yang baru ini dalam semangat untuk selalu sukses saat memulai, saat menjalankan, dan saat mengakhiri tahun pembelajaran yang baru ini. Kita memohonkan kerjasama yang baik untuk semua komponen pendidikan di sekolah kita dan semangat keterbukaan dalam menghadapi semua tantangan di sekolah kita. Kita bawa semua harapan bersama dan harapan pribadi kita kepada Tuhan dalam kurban ekaristi pembukaan tahun sekolah ini.
Renungan
Tema yang dipilih untuk misa pembukaan tahun pembelajaran 2014/2015 bagi SD dan SMP Frateran hari ini bagus dan menarik yaitu “Memasuki Tahun Sukses Bersama Kristus” Ada tiga hal yang menarik dari tema ini. Pertama tema ini menyembunyikan subjek karena diawali dengan kata kerja sebagai predikat yaitu memasuki. Pertanyaannya, siapa yang memasuki Tahun sukses itu? Kedua, tema ini memuat satu kata kunci yang penting bagai semua orang.  Kata kunci, inti dan pusat dari tema yang dipilih ini adalah kata “SUKSES” Ketiga, tema ini jelas menggambarkan bahwa semua komponen  mengawali pembelajaran dengan satu keyakinan bahwa sejak awal kata SUKSES harus menjadi pilihan kita. Dengan tema ini kita mau Sukses itu bukan semata-mata yang didapatkan pada akhir proses pembelajaran melainkan harus dimulai dalam setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah. Keyakinan untuk memulai kesuksesan sejak awal mengungkapkan optimisme sekaligus menguatkan motivasi kita untuk semua sukses. Awalnya sukses dan akhirnya juga harus sukses.
Tema yang menarik ini jika dipenggal akan menghasilkan dua penggalan yang sangat bermakna karena masing-masing penggalan memuat kata SUKSES. Penggalan pertama adalah Memasuki Tahun SUKSES dan penggalan kedua, SUKSES Bersama Kristus”. Dalam konteks perayaan ini, jelas sekali bahwa subjek yang merindukan dan mencari SUKSES adalah dua lembaga pendidikan (SD dan SMP Frateran Claket 21) Dalam konteks yang lebih luas yang mau sukses adalah tarekat para frater Bunda Hati Kudus, Yayasan Mardiwiyata, para guru, pendidikan dan tenaga kependidikan, para pegawai,  para siswa/i, dan orangtua/wali siswa.  Semua komponen ini secara bersama, secara sinergis menyasar atau terarah ke suatu tujuan bersama yaitu kesuksesan. Untuk kesuksesan yang didambakan sebagai idealisme bersama, harus selalu dilakukan dalam dan bersama Kristus. Artinya kita mendambakan dan mau sukses bersama Tuhan dan karena yakin Tuhan melakukan karya besar untuk kita semua.
Sebagai orang beriman kita harus yakin bahwa kesuksesan itu program Tuhan dan kita menjadi pelaksana atau pelaku untuk mewujudkannya. Kesuksesan kita akan nyata dalam semua peran, fungsi, dan tugas kita baik sebagai guru, tenaga kependidikan dan siswa di sekolah maupun peran para pemangku kepentingan lainnya  sesuai dengan visi dan misi tarekat BHK. Kesusksesan dalam konteks dunia pendidikan adalah kesukesan bersama, kesuksesan kolektif. Konsekuensinya, semua bagian, komponen pendidikan harus memiliki rasa tanggungjawab bersama.
Rasa tanggung jawab bersama merupakan kumpulan dari rasa tanggungjawab perorangan atau setiap pribadi. Adanya rasa tanggungjawab bersama memungkinkan dan mengharuskan adanya kemauan untuk kerja sama dan sama-sama bekerja. Tidak cukup kita hanya memiliki semangat bekerja sama tanpa mewujudkan semangat itu dalam praktik sama-sama bekerja untuk suatu kesuksesan bersama. Dalam mencapai kesuksesan bersama kita harus bisa menempatkan diri sebagai bagian yang sama-sama pentingnya. Dalam semangat mewujudkan kesuksesan bersama kepala sekolah tidak lebih penting dari dari seorang satpam. Dalam konteks mewujudkan kesuksesan bersama guru tidak lebih penting dari siswa. Semua unsur dalam posisinya sama-sama penting.
Menyadari bahwa dalam kebersamaan kita menjadi sama-sama pentingnya maka di samping semangat kerja sama dan praktik sama-sama bekerja diperlukan pula sikap yang terbuka. Keterbukaan antarsemua unsur di sebuah lembaga pendidikan akan menjadi jalan yang lapang untuk semua persoalan. Kisah tentang Hizkia dalam bacaan pertama adalah kisah tentang pentingnya sikap jujur dan terbuka dalam menghadapi masalah. Hizkia menderita sakit dan Yesaya datang menyampaikan bahwa sebentar lagi Hizkia akan meninggal.  Dalam masalah itu Yesaya menyampaikan secara terbuka pesan Yahwe kepada Hizkia. Hizkia menanggapinya juga dalam keterbukaan. Hizkia secara terbuka menyampaikan masalahnya kepada Tuhan. Hanya dengan itu Hizkia mengalami peyembuhan dan menerima damai dan keamanan seumur hidupnya.
Injil juga sebenarnya berbicara hal yang sama tentang pentingnya keterbukaan dan kejujuran dalam menghadapi masalah. Para murid Yesus memetik gandum pada hari Sabat menjadi masalah. Dan itu diketahui sebagai masalah ketika orang farisi mempersoalkan perilaku para murid itu kepada Yesus. Dialog yang panjang dan pernyataan penting Yesus seperti yang kita dengarkan dalam injil tentu tidak bisa terungkap jika orang farisi tidak menyampaikannya. Keterbukaan orang farisi menjadi kunci untuk menemukan jawaban yang tepat tentang sikap manusia terhadap hari Sabat. Karena orang farisi terbuka menyampaikan keberatan dan persoalan maka mereka mendapatkan penjelasan yang meyakinkan, dan prinsip kehidupan yang benar dalam menghayati dan memaknai aturan.
Kita tentu sependapat bahwa tidak ada lembaga pendidikan, sekolah yang tidak bermasalah. Masalah harus ada karena kita masih hidup di dunia dan masalah itu akan mendewasakan dan mematangkan kita. Masalah adalah guru terbaik kita, sejauh kita menempatkannya dalam suatu dialog yang terbuka dan bermakna.
Kita telah memilih tema bahwa tahun ini adalah SUKSES kita dan kita mau membuka kegiatan pembelajaran kita dengan SUKSES untuk dijalankan bersama Kristus menuju Kesuksesan yang lebih besar. Untuk itu semua kita harus mau sama-sama bekerja bukan hanya dalam rencana dan semangat. Lebih dari itu kita harus jujur dan terbuka untuk mengatasi semua masalah yang kita jumpai. Tanpa kemauan untuk sama-sama bekerja dan tanpa adanya keterbukaan yang jujur di antara kita, mustahil kesuksesan menjadi milik kita. Hanya dalam praktik sama-sama bekerja dan bekerja sama dalam kejujuran dan keterbukaan kita boleh berbangga meraih kesuksesan. Sama-sama mau bekerja dalam perilaku yang jujur dan terbuka adalah gambaran karakter yang baik. Mari kita berjuang menjadi sukses dalam semua karakter yang baik. Tuhan memberkati…


Malang, 18 Juli 2014

No comments:

Post a Comment