Renungan
Misa Pembukaan Tahun Ajaran 2014/2015
Yes.38,1-6,21-22-
39,7-8; Mat.12,1-8
SD,
SMP Frateran Claket 21 Malang
MEMASUKI TAHUN SUKSES
BERSAMA KRISTUS
Buka
Hari
ini kita semua sebagai orang beriman yang mengandalkan kuasa dan bimbingan
Tuhan dalam semua gerak hidup kita datang ke hadapan TUhan untuk menyatakan
tekad dan niat kita mengawali tahun pembelajaran yang baru ini dalam semangat
untuk selalu sukses saat memulai, saat menjalankan, dan saat mengakhiri tahun
pembelajaran yang baru ini. Kita memohonkan kerjasama yang baik untuk semua
komponen pendidikan di sekolah kita dan semangat keterbukaan dalam menghadapi
semua tantangan di sekolah kita. Kita bawa semua harapan bersama dan harapan
pribadi kita kepada Tuhan dalam kurban ekaristi pembukaan tahun sekolah ini.
Renungan
Tema
yang dipilih untuk misa pembukaan tahun pembelajaran 2014/2015 bagi SD dan SMP
Frateran hari ini bagus dan menarik yaitu “Memasuki Tahun Sukses Bersama
Kristus” Ada tiga hal yang menarik dari tema ini. Pertama tema ini
menyembunyikan subjek karena diawali dengan kata kerja sebagai predikat yaitu
memasuki. Pertanyaannya, siapa yang memasuki Tahun sukses itu? Kedua,
tema ini memuat satu kata kunci yang penting bagai semua orang. Kata kunci, inti dan pusat dari tema yang
dipilih ini adalah kata “SUKSES” Ketiga, tema ini jelas menggambarkan bahwa
semua komponen mengawali pembelajaran
dengan satu keyakinan bahwa sejak awal kata SUKSES harus menjadi pilihan kita.
Dengan tema ini kita mau Sukses itu bukan semata-mata yang didapatkan pada
akhir proses pembelajaran melainkan harus dimulai dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di lingkungan sekolah. Keyakinan untuk memulai kesuksesan sejak awal
mengungkapkan optimisme sekaligus menguatkan motivasi kita untuk semua sukses.
Awalnya sukses dan akhirnya juga harus sukses.
Tema
yang menarik ini jika dipenggal akan menghasilkan dua penggalan yang sangat
bermakna karena masing-masing penggalan memuat kata SUKSES. Penggalan pertama
adalah Memasuki Tahun SUKSES dan penggalan kedua, SUKSES Bersama
Kristus”. Dalam konteks perayaan ini, jelas sekali bahwa subjek yang merindukan
dan mencari SUKSES adalah dua lembaga pendidikan (SD dan SMP Frateran Claket
21) Dalam konteks yang lebih luas yang mau sukses adalah tarekat para frater
Bunda Hati Kudus, Yayasan Mardiwiyata, para guru, pendidikan dan tenaga
kependidikan, para pegawai, para
siswa/i, dan orangtua/wali siswa. Semua
komponen ini secara bersama, secara sinergis menyasar atau terarah ke suatu
tujuan bersama yaitu kesuksesan. Untuk kesuksesan yang didambakan sebagai
idealisme bersama, harus selalu dilakukan dalam dan bersama Kristus. Artinya
kita mendambakan dan mau sukses bersama Tuhan dan karena yakin Tuhan melakukan
karya besar untuk kita semua.
Sebagai
orang beriman kita harus yakin bahwa kesuksesan itu program Tuhan dan kita
menjadi pelaksana atau pelaku untuk mewujudkannya. Kesuksesan kita akan nyata
dalam semua peran, fungsi, dan tugas kita baik sebagai guru, tenaga
kependidikan dan siswa di sekolah maupun peran para pemangku kepentingan
lainnya sesuai dengan visi dan misi
tarekat BHK. Kesusksesan dalam konteks dunia pendidikan adalah kesukesan
bersama, kesuksesan kolektif. Konsekuensinya, semua bagian, komponen pendidikan
harus memiliki rasa tanggungjawab bersama.
Rasa
tanggung jawab bersama merupakan kumpulan dari rasa tanggungjawab perorangan
atau setiap pribadi. Adanya rasa tanggungjawab bersama memungkinkan dan
mengharuskan adanya kemauan untuk kerja sama dan sama-sama bekerja. Tidak cukup
kita hanya memiliki semangat bekerja sama tanpa mewujudkan semangat itu
dalam praktik sama-sama bekerja untuk suatu kesuksesan bersama. Dalam mencapai
kesuksesan bersama kita harus bisa menempatkan diri sebagai bagian yang
sama-sama pentingnya. Dalam semangat mewujudkan kesuksesan bersama kepala
sekolah tidak lebih penting dari dari seorang satpam. Dalam konteks mewujudkan
kesuksesan bersama guru tidak lebih penting dari siswa. Semua unsur dalam
posisinya sama-sama penting.
Menyadari
bahwa dalam kebersamaan kita menjadi sama-sama pentingnya maka di samping
semangat kerja sama dan praktik sama-sama bekerja diperlukan pula sikap yang
terbuka. Keterbukaan antarsemua unsur di sebuah lembaga pendidikan akan menjadi
jalan yang lapang untuk semua persoalan. Kisah tentang Hizkia dalam bacaan
pertama adalah kisah tentang pentingnya sikap jujur dan terbuka dalam
menghadapi masalah. Hizkia menderita sakit dan Yesaya datang menyampaikan bahwa
sebentar lagi Hizkia akan meninggal.
Dalam masalah itu Yesaya menyampaikan secara terbuka pesan Yahwe kepada
Hizkia. Hizkia menanggapinya juga dalam keterbukaan. Hizkia secara terbuka
menyampaikan masalahnya kepada Tuhan. Hanya dengan itu Hizkia mengalami
peyembuhan dan menerima damai dan keamanan seumur hidupnya.
Injil
juga sebenarnya berbicara hal yang sama tentang pentingnya keterbukaan dan
kejujuran dalam menghadapi masalah. Para murid Yesus memetik gandum pada hari
Sabat menjadi masalah. Dan itu diketahui sebagai masalah ketika orang farisi
mempersoalkan perilaku para murid itu kepada Yesus. Dialog yang panjang dan
pernyataan penting Yesus seperti yang kita dengarkan dalam injil tentu tidak
bisa terungkap jika orang farisi tidak menyampaikannya. Keterbukaan orang
farisi menjadi kunci untuk menemukan jawaban yang tepat tentang sikap manusia
terhadap hari Sabat. Karena orang farisi terbuka menyampaikan keberatan dan
persoalan maka mereka mendapatkan penjelasan yang meyakinkan, dan prinsip
kehidupan yang benar dalam menghayati dan memaknai aturan.
Kita
tentu sependapat bahwa tidak ada lembaga pendidikan, sekolah yang tidak
bermasalah. Masalah harus ada karena kita masih hidup di dunia dan masalah itu
akan mendewasakan dan mematangkan kita. Masalah adalah guru terbaik kita,
sejauh kita menempatkannya dalam suatu dialog yang terbuka dan bermakna.
Kita
telah memilih tema bahwa tahun ini adalah SUKSES kita dan kita mau membuka
kegiatan pembelajaran kita dengan SUKSES untuk dijalankan bersama Kristus
menuju Kesuksesan yang lebih besar. Untuk itu semua kita harus mau sama-sama
bekerja bukan hanya dalam rencana dan semangat. Lebih dari itu kita harus jujur
dan terbuka untuk mengatasi semua masalah yang kita jumpai. Tanpa kemauan untuk
sama-sama bekerja dan tanpa adanya keterbukaan yang jujur di antara kita,
mustahil kesuksesan menjadi milik kita. Hanya dalam praktik sama-sama bekerja
dan bekerja sama dalam kejujuran dan keterbukaan kita boleh berbangga meraih
kesuksesan. Sama-sama mau bekerja dalam perilaku yang jujur dan terbuka adalah
gambaran karakter yang baik. Mari kita berjuang menjadi sukses dalam semua
karakter yang baik. Tuhan memberkati…
Malang, 18 Juli 2014
No comments:
Post a Comment