Kamis
Pekan ke-3 Prapaska, Th.A1 27 Maret 2014
Yer.7,23-28 Luk.11,14-23
Kapela Cor Jesu Malang
Buka
Marilah kita mempesiapkan hati merenungkan misteri
keselamtan yang kita rayakan hari ini. Kita kosongkan hati dan diri kita dari
segala kelemahan agar rahmat Allah mengalir ke dalam diri dan menyegarkan hidup
dan perjuangan kita sepanjang hari ini.
Renungan
Pukul 05.00 Lonceng gerejaini biasanya dibunyikan. Bunyinya bisa masuk dan meransang telinga kita.
Berhadapan dengan adanya bunyi lonceng itu ada dua model mekanisme fisik yang
terjadi. Model pertama orang mendengar bunyi loceng. Model kedua orang
mendengarkan bunyi lonceng. Kata mendengar dan mendengarkan merupakan dua kata
yang bermakna sangat berbeda. Orang yang
mendengar hanya bisa mengatakan bahwa yang masuk telinganya bunyi loceng
gereja. Bagi mereka yang mendengarkan
mengatakan bahwa yang masuk telinganya bunyi lonceng gereja untuk membangun
sekaligus mengajak orang untuk menghadiri ekaristi. Mendengarkan jauh lebih
bermakna dari sekadar mendengar.
Ada banyak masalah dalam kehidupan kita terjadi karena
kita hanya sampai pada tingkat mendengar dan belum sampai pada tingkat
mendengarkan. Nubuat Yeremia hari ini lebih menekankan satu model cara cara
hidup yang lebih bermutu, lebih berkualitas bagi umat Allah dengan mendengarkan
Allah. Nabi diutus untuk menyuarakan kehendak Tuhan dan menuntut umat untuk
mendengarkannya. Tuhan mengungkapkan kekecewaaan-Nya terhadap bangsa terpilih
yang tidak mau mendengarkan. Bangsa Israel yang menjadi bangsa yang tegar
tengkuk. Tengkuk yang tegar, tulang leher yang kaku, kejang memang tidak
memungkinkan orang untuk bisa mencermati, mendengarkan apa yang Tuhan inginkan
melalui para nabi-Nya.
Nabi Yeremia berhadapan dengan kaum yang tegar tengkuk,
tidak akan memahami kehendak Allah. Yesus juga dalam penggalan injil hari ini
berhadapan dengan sekelompok orang yang bukan hanya tegar tengkuk tetapi lebih
dari itu berhadapan dengan orang yang tegar hati. Sulit dibanyangkan apa yang terjadi pada
orang yang tegar tengkuk sekaligus tegar hati. Orang seperti itu hampir pasti
akan menilai dirinya yang benar. Itulah inti dan latar belakang diskusi Yesus
dengan orang menganggap Yesus berkuasa mengusir setan dengan bantuan komandan
para setan. Yesus berhadap dengan orang yang telinga dan harinya tegar dan
keras.
Dua bacaan hari ini kiranya mengingatkan dan mengajak
kita pada masa puasa ini untuk membenahi telinga dan hati kita mendengarkan
Tuhan. Mari kita jadikan masa tobat yang sisa ini sebagai kesempatan
melenturkan sendiri-sendi tengkuk dan melembutkan hati kita biar menjadi tempat
Allah menyatakan kebesaran dan kemulian-Nya. Berkat Tuhan menyertai semua
renana dan niat baik kita. Amin
No comments:
Post a Comment