Wednesday, March 26, 2014

PUASA MELENTURKAN TENGKUK DAN HATI

Kamis Pekan ke-3 Prapaska, Th.A1 27 Maret 2014
Yer.7,23-28  Luk.11,14-23
Kapela Cor Jesu Malang

Buka
Marilah kita mempesiapkan hati merenungkan misteri keselamtan yang kita rayakan hari ini. Kita kosongkan hati dan diri kita dari segala kelemahan agar rahmat Allah mengalir ke dalam diri dan menyegarkan hidup dan perjuangan kita sepanjang hari ini.

Renungan
Pukul 05.00 Lonceng gerejaini biasanya dibunyikan. Bunyinya bisa masuk dan meransang telinga kita. Berhadapan dengan adanya bunyi lonceng itu ada dua model mekanisme fisik yang terjadi. Model pertama orang mendengar bunyi loceng. Model kedua orang mendengarkan bunyi lonceng. Kata mendengar dan mendengarkan merupakan dua kata yang bermakna  sangat berbeda. Orang yang mendengar hanya bisa mengatakan bahwa yang masuk telinganya bunyi loceng gereja.  Bagi mereka yang mendengarkan mengatakan bahwa yang masuk telinganya bunyi lonceng gereja untuk membangun sekaligus mengajak orang untuk menghadiri ekaristi. Mendengarkan jauh lebih bermakna dari sekadar mendengar.
Ada banyak masalah dalam kehidupan kita terjadi karena kita hanya sampai pada tingkat mendengar dan belum sampai pada tingkat mendengarkan. Nubuat Yeremia hari ini lebih menekankan satu model cara cara hidup yang lebih bermutu, lebih berkualitas bagi umat Allah dengan mendengarkan Allah. Nabi diutus untuk menyuarakan kehendak Tuhan dan menuntut umat untuk mendengarkannya. Tuhan mengungkapkan kekecewaaan-Nya terhadap bangsa terpilih yang tidak mau mendengarkan. Bangsa Israel yang menjadi bangsa yang tegar tengkuk. Tengkuk yang tegar, tulang leher yang kaku, kejang memang tidak memungkinkan orang untuk bisa mencermati, mendengarkan apa yang Tuhan inginkan melalui para nabi-Nya.
Nabi Yeremia berhadapan dengan kaum yang tegar tengkuk, tidak akan memahami kehendak Allah. Yesus juga dalam penggalan injil hari ini berhadapan dengan sekelompok orang yang bukan hanya tegar tengkuk tetapi lebih dari itu berhadapan dengan orang yang tegar hati.  Sulit dibanyangkan apa yang terjadi pada orang yang tegar tengkuk sekaligus tegar hati. Orang seperti itu hampir pasti akan menilai dirinya yang benar. Itulah inti dan latar belakang diskusi Yesus dengan orang menganggap Yesus berkuasa mengusir setan dengan bantuan komandan para setan. Yesus berhadap dengan orang yang telinga dan harinya tegar dan keras.

Dua bacaan hari ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita pada masa puasa ini untuk membenahi telinga dan hati kita mendengarkan Tuhan. Mari kita jadikan masa tobat yang sisa ini sebagai kesempatan melenturkan sendiri-sendi tengkuk dan melembutkan hati kita biar menjadi tempat Allah menyatakan kebesaran dan kemulian-Nya. Berkat Tuhan menyertai semua renana dan niat baik kita. Amin

No comments:

Post a Comment