Tuesday, February 25, 2014

PEMINDAHAN KERANGKAN JENAZAH

Renungan

Ibadat Pemakaman Kerangka Jenazah 3 Fr.BHK

Selasa, 26 Februari 2014 di Karangwidoro Malang

Why.21,1-7; Yoh,6:37-40

 

Buka

Saudara/i terkasih, Tuhan Yesus Kristus telah bersabda: ”Biji gandum yang tidak ditanam dan mati, akan tetap tinggal sebiji; tetapi jika mati, akan berbuah banyak sekali”. Tiga biji gandum itu hadir dalam diri ketiga frater kita yang telah berpulang dan kerangka mereka kita  datangkan dan mau kuburkan di pemakaman ini. Kini kita mau menyerahkan kerangka tubuh fisik mereka kepada pangkuan ibu pertiwi. Kita semua percaya bahwa seperti Kristus turun ke alam maut, lalu bangkit dengan mulia, demikian pun saudara-saudara kita ini akan dibangkitkan untuk kehidupan kekal. Marilah kita saling meneguhkan dalam kepercayaan ini.

Doa Pembuka

Marilah berdoa

Allah Bapa yang maharahim, kehidupan dan kematian kami berada di tangan-Mu. Engkau telah memanggil saudara-saudara kami (…….NN) dari kehidupan di dunia ini menghadap hadirat-Mu. Dengan penuh harapan kami menantikan kebangkitan, sebab Kristus telah bangkit sebagai yang pertama dari antara orang-orang mati. Berikanlah mereka istirahat penuh terang dan damai dalam kerajaanMu. Ampunilah segala dosa dan kesalahannya agar mereka layak bersatu dengan para hamba-Mu untuk menikmati cahaya kebahagiaan kekal dan memuji kebaikan-Mu. Engkau mengubah maut yang gelap gulita menjadi fajar yang gilang-gemilang berkat kebangkitan mulia PuteraMu. Maka kami mohon kasihanilah mereka, ya Tuhan, kasihanilah mereka, dan terimalah mereka dalam rumah Bapa surgawi. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kini dan sepanjang masa.  U : Amin 

Kitab Wahyu 21,1-7

Lihatlah, Aku menjadikan segala sestau baru

 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.

Injil Yohanes 6:37-40

Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang  kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk  melakukan kehedak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia  yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang  telah  mengutus Aku, yaitu supaya darisemua yang telah diberikanNya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak  BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan  yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan  supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman. 
Renungan
Dua hari lalu ketika oversteh Claket 21 mengumumkan akan ada pemindahan kerangka konfrater dari pemakaman umum di Surabaya ke pemakaman para frater di Karangwidoro ini muncul dan terdengar beberapa komentar lepas yang terkesan ibarat canda. Frater Patris misalnya sempat berkomentar, mengapa mereka dipindahkan ke sini dan tidak dibiarkan tenang-tenang di pemakaman Surabaya. Kalalu mereka semua yang dimakamkan di tempat lain dibawa ke Malang, nanti kita yang lain tidak kebagian tempat. Frater lain menyambung, bahwa tempat masih cukup. Hanya memang tidak ada yang berani mengungkapkan keinginan untuk secepatnya mendapat tempat atau ingin merebut tempat di komunitas masa depan ini.
Secara praktis dan dalam pemikiran yang lebih pragmatis mungkin ada orang yang berpikir bahwa pemindahan kerangka seperti ini terkesan mencari kerja, mencari kerepotan, buang-buang waktu, tenaga dan biaya. Mencari kerja karena toh di mana saja orang dikuburkan pasti menjadi tanah karena hukum penciptaan mengharuskan itu terjadi. Diciptakan dari tanah kembali ke tanah, diciptakan dari debu kembali ke debu. Belum ada cerita yang menjelaskan bahwa jasad seseorang yang dikubur di tempat lain kemudian dipindahkan akan berubah menjadi emas atau batu permata. Sisa-sisa tubuh konfrater kita yang kita datangkan dari Surabaya dan dimakamkan hari ini di sini tidak akan menjadi emas dan batu permata. Kalau cara pikir seperti ini yang kita gunakan maka apa yang kita lakukan saat ini dianggap sebagai usaha mencari repot dan mau merepotkan diri.
Kita tentu tidak akan berpikir sepraktis dan sepragmatis seperti itu. Tentu ada niatan dan ada nilai yang mau kita wacanakan, yang mau kita tumbuhkan dalam aksi pemindahan kerangkan jenazah seperti ini. Tentu saja kegiatan dan tindakan pemindahan kerangka seperti ini menjadi saat permenungan sekaligus moment belajar untuk kita. Pemindahan kerangka ketiga konfrater ini jelas bukan atas rencana dan kehendak mereka bertiga tetapi atas rencana dan kehendak para frater yang hidup. Karena pemindahan ini terjadi atas rencana dan kehendak kita yang masih hidup maka satu pertanyaan pokok yang harus kita jawab adalah mengapa mereka dipindahkan ke sini? Kemungkinan setiap kita bisa memberi banyak alasan dan argumentasi tetapi saya kira dari semua alasan dan argumentasi yang ada dalam pikiran dan hati kita semunya bisa dirangkum dalam satu jawaban. Mereka dipindahkan ke sini demi sebuah kebersamaan.
Kita menginginkan bahkan bisa dikakatan kita memaksakan adanya kebersamaan bagi konfrater kita yang telah meninggal. Pemindahan yang kita lakukan dilandaskan pada pemikiran bahwa pemakamanan ini merupakan komunitas masa depan yang sungguh-sungguh menghadirkan nilai dan semangat kebersamaan dan persaudaraan. Kita semua dengan cara ini mau mengatakan dan mau mewartakan bahwa kebersamaan dan komunitas kita bukan hanya ada dan terjadi selama kita masih hidup tetapi justru harus nyata dalam komunitas masa depan. Pemakaman ini adalah komunitas masa depan para frater. Di pemakaman ini bahasa kebersamaan, bahasa persaudaraan itu menjadi nyata. Pemakaman ini sebagai komunitas masa depan yang membahasakan kebersamaan dan membahasakan persaudaraan kiranya menjadi komunitas yang tepat untuk kita belajar arti persaudaraan dan kebersamaan.
Kita menghendaki, merencanakan, dan menginginkan agar konfrater kita yang telah meninggal berada dalam satu komunitas masa  depan dalam kebersamaan. Itu artinya kebersamaan untuk mereka yang telah meninggal menjadi urusan penting bagi kita. Kita sibuk mengurus kebersamaan mereka yang telah meninggal jelas tujuannya baik dan mulia. Kita semua percaya sambil berharap dalam iman bahwa kalau semua konfrater kita yang sudah berada bersama dalam persaudaraan di komunitas masa depan ini berdoa dan menjadi pendoa bagi kita yang masih hidup maka para frater dan panggilan dalam tarekat akan terus maju dan berkembang. Maju dan berkembang karena nilai kebersamaan dan dimensi komununal itu kita tugaskan dan wajibkan kepada mereka dengan cara membiarkan mereka berada bersama.
Memang lebih mudah bagi kita untuk merencanakan kebersamaan mereka yang telah meninggal dengan cara seperti ini tetapi saya kira konfrater yang telah meninggal juga menghendaki adanya kebersamaan dan persaudaraan pada komunitas masa kini atau bagi kita yang masih hidup. Tentu menjadi tugas dan tanggungjawab bagi kita yang masih hidup untuk terus menghadirkan kebersamaan dan persaudaraan itu dalam hidup kita selama hidup. Saya kira konfrater yang telah kita satukan di kumunitas masa depan, di pemakaman ini akan merasa berbahagia jika nuansa kebersamaan, nuansa persaudaraan itu juga mewarnai komunitas-komunitas kita.
Kitab Wahyu memberi gambaran tentang langit dan bumi yang baru, Yerusalem baru. Lukisan sastra apokaliptik ini pada dasarnya mau mengatakan bahwa langit dan bumi yang baru adalah langit dan bumi yang diwarnai kebersamaan. Langit dan bumi baru yang didiami orang yang mengtamakan kebersamaan dan persaudaraan. Untuk meraih dan mengalami suasana Langit dan bumi diperlukan kebersamaan dan persaudaraan. Persadaraan dan kebersamaan bukan saja bagi yang telah meninggal tetapi terlebih bagi kita yang masih berada di komunitas-komunitas masa kini.
Kegiatan kita hari ini kiranya menyadarkan kita untuk menata kembali kebersamaan, nilai-nilai persaudaraan dan kehidupan komunal di komunitas-komunitas kita. Saya kira ketiga konfrater kita yang kita satukan di komunitas masa depan ini akan merasa bahagia melihat kita yang mengutamakan kebersamaan dan persaudaraan dalam hiudp dan karya kita. Jika itu yang terjadi maka janji Yesus dalam injil tadi juga menjadi janji yang akan digenapi untuk setiap kita.  Mari kita terus mengisi dan memaknai kebersamaan dan persaudaraan kita. Tuhan memberkati niat baik kita. Amin
Doa Penutup
Marilah berdoa:
Allah dan Bapa kami yang Maha baik, kami mempercayakan hamba-hamba-Mu (NN……) yang kami kasihi ini kepada kerahimanMu. Kami percaya, bahwa semua orang yang meninggal dalam Kristus akan hidup bersama Kristus. Kepercayaan ini memberi kami harapan dan menabahkan hati kami dalam kesusahan. Dengarkanlah doa umatMu ini dan bukalah pintu surga bagi mereka yang sudah Engkau panggil. Semoga kami yang masih berziarah di bumi ini saling membantu dalam segala tantangan hidup ini; dan tetap menaruh kepercayaan yang teguh akan sabda-Mu. Sebab Dialah Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang segala masa. Amin

No comments:

Post a Comment