Wednesday, February 5, 2014

PAULUS MIKI MARTIR JEPANG

Kamis Pekan Biasa ke-4 Thn. A2 6 Pebruari 2014
Pesta St. Paulus Miki, dkk. Kapela Cor Jesu
1Raj.2,1-4.10-12; Mrk.6,7-13
Buka
Kabar gembira tentang Yesus masuk Jepang berkat usaha Santo Fransiskus Xaverius pada abad ke-16. Lima puluh tahun setelah misi Fransiskus perkembangan umat Kristen di Jepang semakin besar. Bukan hanya jumlah besar tetapi kualitas iman mereka juga semakin kokoh. Perkembangan dan pertumbuhan jumlah umat Kristen itu dianggap mengancam pemerintahan Jepang. Ketika Jepang dipimpiin Hideyoshi, muncul penghasut yang membenturkan para pengikut Kritus  dengan pemimpin Jepang. Orang Kritsen yang dipimpin para misionaris Spanyol dan Portugis dianggap membahayakan keamanan negara dan akan menjadi pengkhianat. Itulah sebabnya banyak orang Kristen yang ditangkap dan dibunuh. Sebanyak 26 yang kita peringati hari ini sebagai martir Jepang adalah pengikut Kristus yang setia dan tegar berpegang teguh pada iman mereka. Paulus Miki  salah seorang dari tiga katekis Yesuit asal Jepang dibunuh bersama 6 biarawan Frasiskan asal Spanyol, Portugis, India dan 17 orang awam. Mereka dibunuh 5 Februari 1597 karena berpegang teguh pada iman akan Kristus. Tahun 1862 St. Paulus Miki dkk digelar  kudus oleh Paus Gregorius XVI.  Marilah kita berdoa, agar semangat para Martir Jepang , Paulus Miki, dkk ini meneguhkan iman kita akan Kristus. Kita berdoa dan bawa semua mereka yang menderita sakit dan penganiayaan karena iman.

Renungan
Dua bacaan suci hari ini mengusung satu persoalan pokok dan penting berkaitan dengan kualitas kehidupan manusia. Persolaan pokok penentu kehidupan itu adalah kebijaksanaan hidup. Kebijaksanaan hidup itu berarti kondisi dan peri kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Raja Salomo yang kemudian dikenal sebagai raja paling bijaksana sepajang sejarah peradaban manusia menjadi bijaksana karena dia mewarisi kebijaksanaan itu sesuai dengan harapan Daud Bapanya. Konsistensi sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak Tuhan melahirkan manusia bijaksana, Yesus juga menghendaki agar para pengikut, para murid, ahli waris-Nya memperoleh kebijaksanaan hidup dalam menjalankan misi perutusan mereka. Kisah pengutusan para murid dalam injil dengan segala ketentuan normatifnya adalah kisah yang menggambarkan betapa Tuhan mengehendaki semua pengikut-Nya menjadi orang bijaksana. Dan kita bisa menjadi bijaksana dalam seluruh tugas, karya kita sejauh kita dikuasai Roh Tuhan   membawa orang agar mengalami Tuhan yang membebaskan dan menyembuhkan. Hari ini dalam cara yang berbeda Tuhan memilih, mengangkat dan mengutus kita, Anda dan Saya untuk menjadi murid-murid-Nya yang setia, bijaksana dan teguh dalam iman seperti Paulus Miki, dkk. Mari belajar menjadi bijaksana dan Tuhan memberkati kita semua.. Amin


Bacaan, 1Raj.2,1-4.10-12

 Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya: "Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Dan Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun. Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan kerajaannya sangat kokoh.

Injil. Mrk.6,7-13

 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

No comments:

Post a Comment