Saturday, October 1, 2016

SYUKUR PURNABAKTI SEBAGAI PNS



Renungan Misa Syukur Purnabakti Bpk. Mikhael Mus
Paroki St.Vitalis Cewonikit Jumat 30 Sept.2016
2Tes.3,1—13 ; Lukas 12,35—44
=======================================
Buka
Bapak ibu, Saudara-Saudari yang terkasih. Selamat malam. Selamat bertemu dan berkumpul di tempat ini. Malam ini, kita sekalian diundang untuk menghadiri  perayaan Ekaristi Suci untuk bersyukur bersama Bpk. Mikhael Mus dan keluarga atas waktu, anugerah, dan rahmat penyertaan Tuhan yang senantiasa membimbing beliau selama bertugas sebagai pekerja negara (PNS), baik sebagai pendidik/guru, kepala sekolah, maupun sebagai pengawas pendidikan. Rasa syukur ini sesungguhnya meruapakan pengungkan iman beliau akan penyertaan Tuhan yang tidak rela membiarkan Pak Mikahel berjalan sendirian tanpa kasih Tuhan. Ia menyadari bahwa dirinya mampu mengemban tugas bukan karena kemampuannya semata tetapi terutama karena ada dalam kebersamaan dengan banyak orang termasuk kita semua yang hadir ini yang dipakai Tuhan dengan caranya masing-masing.
Dengan begitu, rasa syukur ini sekaligus ungkapan rasa terima kasih beliau kepada kita dan kepada Tuhan sang penyelenggara. Allah menyertai beliau dalam setiap usaha, tantangan, dan kesulitan selama berkarya. Dalam simpul-simpul suka dan duka itu, beliau sadar bahwa Allah tetap memberi kekuatan dan ketegaran. Allah tetap memberikan “kelapangan” kepadanya. Agar lebih pantas mengikuti Perayaan Ekaristi Suci ini, marilah kita semua dengan rendah hati mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan sembari mengakui segala salah dan dosa kita terkait tugas dan karya kita di hadapan kerahaiman Allah dan pengampunan dari sesama.

Renungan
Kata apakah yang selalu dicari dan kejar setiap orang dalam hidup? Kata itu adalah Sukses. Semua aktivitas manusia selama hidup diarahkan pada pencapaian kata sukses. Semua orang mau mendapat kesuksesan, tetapi apakah dengan itu orang mengetahui hakikat dari sebuah kesuksesan itu? Apa itu sukses. Kalau kita bertanya kepada 10 orang tentang hakikat kesuksesan, kita akan mendapatkan 10 jawaban yang bervariasi.  Hakikat sukses itu bervariasi untuk setiap orang karena untuk sampai pada kata itu, setiap orang beradaa dalam situasi dan pengalaman yang berbeda. Sukses dan kesuksesan itu sesungguhnya tidak bisa didefinisikan, tetapi dapat digambarkan atau dideskripsikan.
·    Untuk yang bersekolah sukses mungkin berarti  dapat menyelesaikan pendidikannya, mendapat pekerjaan sesuai dengan  keahliannya.
·     Untuk yang berkeluarga atau keluarga  sukses mungkin berarti mampu membangun rumah tangga, dan punya anak dan hidup berbahagia dalam rumah tangga.
·     Untuk kontraktor mungkin sukses berarti memang tender dan proyek yang dikerjakannya tidak bermasalah.
·     Untuk pedagang mungkin sukses berarti banyaknya keuntungan dalam dunia bisnisnya, bagi para birokrat sukses itu mungkin dirasakan ketika mendapatkan posisi dan jabatan.
·     Untuk para pemimpin sukses itu mungkin berarti mampu merebut dan mempertahankan posisi dalam pertarungan pemilihan pemimpin.
·     Untuk seorang koruptor mungkin sukses baginya terasa  ketika kejahatannya  berhasil disembunyikan dan belum terdeteksi.
·     Untuk seorang sopir mungkin sukses baginya dirasakan ketika mengantar majikannya dengan selamat ke tempat tujuan
·     Untuk seorang panitia pesta mungkin sukses bagi bisa terasa ketika semua tamu dan undangan merasa dilayani dengan baik.
·     Untuk seorang petani mungkin merasaka sukses memetik banyak hasil dari apa yang ditanamnya
·     Untuk seorang pencuri, mungkin sukses baginya dirasakan ketika aksinya tidak tertangkap orang lain.
·     Untuk seorang pegawai atau pekerja mungkin sukses baginya dirasakan ketika ia mampu menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
·     Begitulah seterusnya, sukses itu bisa dibatasi dan digambarkan dalam cara yang berbeda karena memang dilami secara berbeda.
Sukses adalah kata sifat yang lahir dari aktivitas. Tidak ada kata sukses kalau tidak ada aktivitas dan tindakan. Sukses itu adalah kutub atau ujung terbaik dari semua tindakan. Aktivitas dan tindakan kita selama hidup dalam bahasa populer kita namakan kerja. Sukses selalu dipertalikan dengan kerja atau orang Jawa menyebutnya gawai/gawe. Kata pegawai/pegawe sebenarnya persis sama makanya dengan kata pekerja tetapi orang sering menggunakan mayas bahasa eufemisme yang terkesan mentereng. Syukur bahwa banyak orang  yang belum mengetahui makna pegawai itu sebagai pekerja, sehingga kalau sebut pegawai maka konotasinya lebih dari petani, dan pekerja lainnya. Dampak dari ketidaktahuan itu, membuat banyak orang ingin menjadi pegawai dan yang ada dalam bayangannya bekerja di kantor yang bersih, tanpa harus tersengat matahari dan kucurkan keringat. Apa pun namanya, yang pasti kalau mau mendapatkan kata sukses seeseorang harus bekerja. Mengapa orang, kita harus bekerja?
Ada dua alasannya (a) karena hidup manusia itu berbatas, ada batasnya dan (b) dalam masa hidup yang terbatas itu setiap manusia ingin memberi makna atas kehadiran dan kehidupannya. Andaikan semua kita manusia tidak akan mati, maka dunia kita pasti sepi dari pelbagai kesibukan. Orang tidak perlu sibuk memasak karena manusia tidak mati meskipun tidak makan. Karena itu, kita harus bersyukur karena hidup ini ada batasnya sehingga kita terlibat dalam aneka kesibukan sekadar mempertahankan kehidupan yang sementara. Hanya karena hidup berbatas manusia akan mencari makna dalam kehidupannya. Orang bilang manusia itu makhluk pencari dan penemu makna kehidupan. Itu memang benar! Manusia dan setiap kita berjuang untuk menjadikan hidup kita ini bermakna dan berarti. Hal inilah yang mendorong manusia untuk bergiat dan bekerja. Dengan itu kerja pada tingkat  pertama dilihat sebagai unsur yang menjadikan kehidupan itu berarti dan bermakna. Bekerja itu apa pun bentuknya selalu terkait dengan pemaknaan atas kehidupan.
Mengikuti alur dan logika berpikir tentang kebermaknaan hidup yang ditautkan pada persoalan kerja seperti ini, mengharuskan kita berpikir secara serius tentang apa yang kita kerjakan dan apa saja yang diserahkan kepada kita untuk dikerjakan sebagai pekerjaan. Kerja dan bekerja harus diakui sebagai kenyataan yang melekat-satu pada kehidupan kita. Kerena itu jelas dan­ sangatlah penting bagi kita untuk melihat dan berusaha menyadari kembali makna pekerjaan  yang kita lakukan. Saat ini kita merayakan ekaristi khusus untuk menyadari kembali segala bentuk kegiatan kita. Kita yang hadir dibantu oleh Pak Mikhael untuk melihat kembali apa yang menjadi pekerjaan kita selama ini dan bagaiamana kita melaksanakannya. Kerja yang menyatu pada kehidupan kita sering  dini­lai sebagai beban karena dihubungkan dengan episode pascakejatuhan manusia. Kerja yang dilihat sebagai beban memungkinkan orang menghindari pekerjaan itu.
Gejala dan sikap menghindarkan diri dari usaha dan kerja seperti ini menjadi tantangan bagai Paulus dalam pewartaaanya.  Jemaat Tesalonika yang telah menerima pengajaran Paulus tergoda untuk menghindari pekerjaan dan melepaskan iman mereka. Atas alasan itulah dalam bacaan pertama tadi Paulus menulis, “kami berpesan kepadamu, Saudara-Saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti”. Kata-kata Paulus ini tegas dan jelas bahwa pengikut Kristus harus melepaskan diri dari orang yang tidak mau bekerja dan tidak membenarkan orang yang menjadi beban bagi orang lain. Bekerja bagi Paulus menjadi bagian dari iman yang dinyatakan. Karena itu, logika yang dibangunnya sederhana saja, yang tidak bekerja janganlah ia makan.
Bekerja sabagai bagian dari iaman atau wujud pernyataan iman yang dikatakan Paulus bukan sekadar pemenuhan kebutuhan fisik ekonomis tetapi lebih dari itu harus menjadi sarana yang mengukur spirit atau semangat setiap orang dalam bekerja atau menjalankan tugas. Hal inilah yang mau dikatakan Yesus dalam versi pnginjil Lukas malam ini. Bekerja bukan asal bekerja tetapi bekerja secara sungguh-sungguh. Penegasan itu diungkapkan dalam rumusan benuansa imperatif, perintah, "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.  Bekerja dalam semangat dan spirit yang benar adalah bekerja bukan karena selalu diawasi tetapi bekerja karena yakin pekerjaan itu akan membawanya lebih akrab dengan si pemilik pekerjaan.
Didapati tuan dengan pinggang terikat dan pelita bernayala merupakan ungkapan yang menyatakan kesetiaan dan ketekunan seorang dalam menjalankan apa yang menjadi tugasnya. Hanya orang seperti itulah yang akan diberi penghargaan, diangkat untuk suatu tugas dan tanggung jawab yang lebih. Dalam kontsks ini kita bisa menilai diri kita dalam pekerjaan kita. Apakah pernah diangkat menjadi pengawas atau tugas yang lebih berat? Kalau Pak Mikhael ya pernah alami karena sebelum pensiun beliau menjadi pengawas.
Sukses dalam bekerja hanya akan terjadi kalau kita memahami makna kerja kita dan mengetahui cara dan model kerja kita.  Penyair Kahlil Gibran pernah ditanya seorang petani: tentang Apakah Bekerja itu? Gibran menjelaskannya demikian, Jika Kau bekerja maka langkah seiring irama bumi. Berpangku tangan menjadikan engkau orang yang asing bagi  musim, dan keluar dari barisan kehidupan sendiri. Bila Bekerja Engkau ibarat  sepucuk se­ruling. Lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu. Selama ini kau dengar orang berkata bahwa kerja  adalah kutukan dan jeri payah adalah suratan takdir, TETAPI aku berkata kepadamu:  bila kau bekerja Engkau memenuhi seba­gian cita‑cita bumi yang tertinggi. Dengan menyibukan diri dalam kerja, hakikatnya engkau mencintai kehidupan. Men­cintai hidup dengan bekerja adalah mengalami rahasia hidup yang paling dalam. Jika engkau bekerja dengan rasa cinta, engkau menyatukan dirimu dengan dirimu. Kau satukan dirimu dengan orang lain, serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan. Kerja adalah cinta yang mengejahwanta. Jika kau tidak sanggup bekerja dengan cinta, lebih baik engkau meninggal­kannya dan jadilah pengemis pada mereka yang bekerja dengan suka­cita. Sebab jika engkau membakar roti dengan rasa tertekan maka pahitlah roti itu. Bila engkau menggerutu  saat memeras anggur, gerutu itu akan meracuni anggur. Kata-kata Gibran ini mau menegaskan bahwa bekerja dengan senang hati dan tanpa tekanan adalah prinsip kerja yang menyelamatkan. Ketulusan dan keterbukaan dalam bekerja itulah yang membawa kesuksesan. Jika sebaliknya kita akan menjadi racun dalam kehidupan bersama.
Kita ingin menjadi roti manis dan anggur tanpa racum. Kita inginkan madu yang manis dihasilhand ari cara kerja kita. Karena itu hendaknya kita hiudp dan berkarya daalam spirit lebah yang menghasilkan madu yang termanis. Kita belajar pada keunggulan lebah
1.    Lebah hanya makan makanan yang baik dan berguna, yaitu serbuk sari termanis dari bunga yang dihingapi. Lebah bekerja secara pasti menentukan dan memlih yang terbaik bukan untuk dirinya tetapi untuk manusia yang akan menikmati manusia hasil kerjanya. Dengan ini lebah mau mengajak manusia meniru sifat dan cara kerja terbaik untuk kebaikan  sesama.
2.    Di mana saja lebah berada dan bekerja mencari ia tidak pernah merugikan. Lebah mengembangkan prinsip kerja yang saling menguntungkan. Prinsip mutualisma saling menguntungkan dibahasakan lebah untuk manusia. Ia mengisap sari bunga tetapi pada saat yang sama ia membantu proses penyerbukan yang memungkinan jenis atau spesien tanamam tertentu bisa berkemang. Dia bekerja mencari kehidupan untuk orang lain tetapi sekaligus menghidupkan yang lain. Inilah cara kerja yang bermakna, tidak mencari keuntungan diri sendiri sambil merugikan orang lain. Prinsip kerja seekor lebah menjadi kritikan bagi para koruptor.
3.    Lebah menerapakan manajemen kerja yang rapih dan teratur. Semua anggotanya bekerja secara sinergis dengan sistem pembagian kerja yang tegas dan jelas. Hanya dengan itu manusia pada waktunya menikmati madu hasil kerja. Manusia sukses, sukses dalam ketertauran kerja bukan dalam kemanasukaan   bekerja atau kerja mana suka.
4.    Lebah mengembangkan semangat kerja pantang mundur. Lebah akan tetap mendekati putik bunga yang mengkin sulit didekati karena diterpa angin. Lebah akan berjuang sampai mendaptkan apa yang terbaik dan termanis bukan untuk dirinya tetatpi untuk manusia pemangsa madu
5.  Lebah memproduksi madu yang manis bukan hasil kerja seekor lebah tetapi merupakan hasil kerja sama segerombolan lebah. Kerja sama binatang berna lebah menghasilkan madu termanis.

Saya kira semua kita sepakat bahwa malam ini kita merayakan syukur bersama Pak Mikhael karena dia telah menghasilkan roti yang manis, anggur yang manis, dan madu termanis. Semoga kita bisa belajar dari sini untuk mengembangkan filosofi kerja seekor lebah. Tidak perlu tanya banyak-banyak tentang apa itu sukses. Cukup ingat apa yang yang dikatakan Brett Farmiloe ini: Bagiku Sukses adalah saat saya mampu berkata:  "Saya mencintai apa yang saya lakukan."  Amin

Rm.Bone Rampung, Pr

No comments:

Post a Comment