Renungan Misa Syukur
Purnabakti Bpk. Mikhael Mus
Paroki St.Vitalis
Cewonikit Jumat 30 Sept.2016
2Tes.3,1—13 ; Lukas
12,35—44
=======================================
=======================================
Buka
Bapak
ibu, Saudara-Saudari yang terkasih. Selamat malam. Selamat bertemu dan
berkumpul di tempat ini. Malam ini, kita sekalian diundang untuk
menghadiri perayaan Ekaristi Suci untuk
bersyukur bersama Bpk. Mikhael Mus dan keluarga atas waktu, anugerah, dan
rahmat penyertaan Tuhan yang senantiasa membimbing beliau selama bertugas
sebagai pekerja negara (PNS), baik sebagai pendidik/guru, kepala sekolah,
maupun sebagai pengawas pendidikan. Rasa syukur ini sesungguhnya meruapakan
pengungkan iman beliau akan penyertaan Tuhan yang tidak rela membiarkan Pak
Mikahel berjalan sendirian tanpa kasih Tuhan. Ia menyadari bahwa dirinya mampu
mengemban tugas bukan karena kemampuannya semata tetapi terutama karena ada
dalam kebersamaan dengan banyak orang termasuk kita semua yang hadir ini yang
dipakai Tuhan dengan caranya masing-masing.
Dengan
begitu, rasa syukur ini sekaligus ungkapan rasa terima kasih beliau kepada kita
dan kepada Tuhan sang penyelenggara. Allah menyertai beliau dalam setiap usaha,
tantangan, dan kesulitan selama berkarya. Dalam simpul-simpul suka dan duka
itu, beliau sadar bahwa Allah tetap memberi kekuatan dan ketegaran. Allah tetap
memberikan “kelapangan” kepadanya. Agar lebih pantas mengikuti Perayaan
Ekaristi Suci ini, marilah kita semua dengan rendah hati mengarahkan hati dan
pikiran kita kepada Tuhan sembari mengakui segala salah dan dosa kita terkait
tugas dan karya kita di hadapan kerahaiman Allah dan pengampunan dari sesama.
Renungan
Kata apakah yang
selalu dicari dan kejar setiap orang dalam hidup? Kata itu adalah Sukses. Semua
aktivitas manusia selama hidup diarahkan pada pencapaian kata sukses. Semua
orang mau mendapat kesuksesan, tetapi apakah dengan itu orang mengetahui
hakikat dari sebuah kesuksesan itu? Apa itu sukses. Kalau kita bertanya kepada
10 orang tentang hakikat kesuksesan, kita akan mendapatkan 10 jawaban yang
bervariasi. Hakikat sukses itu
bervariasi untuk setiap orang karena untuk sampai pada kata itu, setiap orang
beradaa dalam situasi dan pengalaman yang berbeda. Sukses dan kesuksesan itu
sesungguhnya tidak bisa didefinisikan, tetapi dapat digambarkan atau dideskripsikan.
· Untuk
yang bersekolah sukses mungkin berarti
dapat menyelesaikan pendidikannya, mendapat pekerjaan sesuai dengan keahliannya.
· Untuk
yang berkeluarga atau keluarga sukses
mungkin berarti mampu membangun rumah tangga, dan punya anak dan hidup
berbahagia dalam rumah tangga.
· Untuk
kontraktor mungkin sukses berarti memang tender dan proyek yang dikerjakannya
tidak bermasalah.
· Untuk
pedagang mungkin sukses berarti banyaknya keuntungan dalam dunia bisnisnya,
bagi para birokrat sukses itu mungkin dirasakan ketika mendapatkan posisi dan
jabatan.
· Untuk
para pemimpin sukses itu mungkin berarti mampu merebut dan mempertahankan
posisi dalam pertarungan pemilihan pemimpin.
· Untuk
seorang koruptor mungkin sukses baginya terasa
ketika kejahatannya berhasil
disembunyikan dan belum terdeteksi.
· Untuk
seorang sopir mungkin sukses baginya dirasakan ketika mengantar majikannya
dengan selamat ke tempat tujuan
· Untuk
seorang panitia pesta mungkin sukses bagi bisa terasa ketika semua tamu dan
undangan merasa dilayani dengan baik.
· Untuk
seorang petani mungkin merasaka sukses memetik banyak hasil dari apa yang
ditanamnya
· Untuk
seorang pencuri, mungkin sukses baginya dirasakan ketika aksinya tidak
tertangkap orang lain.
· Untuk
seorang pegawai atau pekerja mungkin sukses baginya dirasakan ketika ia mampu
menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
· Begitulah
seterusnya, sukses itu bisa dibatasi dan digambarkan dalam cara yang berbeda
karena memang dilami secara berbeda.
Sukses adalah kata
sifat yang lahir dari aktivitas. Tidak ada kata sukses kalau tidak ada aktivitas
dan tindakan. Sukses itu adalah kutub atau ujung terbaik dari semua tindakan.
Aktivitas dan tindakan kita selama hidup dalam bahasa populer kita namakan kerja.
Sukses selalu dipertalikan dengan kerja atau orang Jawa menyebutnya gawai/gawe. Kata pegawai/pegawe
sebenarnya persis sama makanya dengan kata pekerja tetapi orang sering
menggunakan mayas bahasa eufemisme yang terkesan mentereng. Syukur bahwa banyak
orang yang belum mengetahui makna
pegawai itu sebagai pekerja, sehingga kalau sebut pegawai maka konotasinya
lebih dari petani, dan pekerja lainnya. Dampak dari ketidaktahuan itu, membuat banyak
orang ingin menjadi pegawai dan yang ada dalam bayangannya bekerja di kantor
yang bersih, tanpa harus tersengat matahari dan kucurkan keringat. Apa pun namanya,
yang pasti kalau mau mendapatkan kata sukses seeseorang harus bekerja. Mengapa
orang, kita harus bekerja?
Ada dua alasannya
(a) karena hidup manusia itu berbatas, ada batasnya dan (b) dalam masa hidup
yang terbatas itu setiap manusia ingin memberi makna atas kehadiran dan
kehidupannya. Andaikan semua kita manusia tidak akan mati, maka dunia kita
pasti sepi dari pelbagai kesibukan. Orang tidak perlu sibuk memasak karena
manusia tidak mati meskipun tidak makan. Karena itu, kita harus bersyukur
karena hidup ini ada batasnya sehingga kita terlibat dalam aneka kesibukan
sekadar mempertahankan kehidupan yang sementara. Hanya karena hidup berbatas
manusia akan mencari makna dalam kehidupannya. Orang bilang manusia itu makhluk
pencari dan penemu makna kehidupan. Itu memang benar! Manusia dan setiap kita
berjuang untuk menjadikan hidup kita ini bermakna dan berarti. Hal inilah yang
mendorong manusia untuk bergiat dan bekerja. Dengan itu kerja pada tingkat pertama dilihat sebagai unsur yang menjadikan
kehidupan itu berarti dan bermakna. Bekerja itu apa pun bentuknya selalu
terkait dengan pemaknaan atas kehidupan.
Mengikuti alur dan
logika berpikir tentang kebermaknaan hidup yang ditautkan pada persoalan kerja
seperti ini, mengharuskan kita berpikir secara serius tentang apa yang kita
kerjakan dan apa saja yang diserahkan kepada kita untuk dikerjakan sebagai
pekerjaan. Kerja dan bekerja harus diakui sebagai kenyataan yang melekat-satu
pada kehidupan kita. Kerena itu jelas dan sangatlah penting bagi kita untuk
melihat dan berusaha menyadari kembali makna pekerjaan yang kita lakukan. Saat ini kita merayakan
ekaristi khusus untuk menyadari kembali segala bentuk kegiatan kita. Kita yang
hadir dibantu oleh Pak Mikhael untuk melihat kembali apa yang menjadi pekerjaan
kita selama ini dan bagaiamana kita melaksanakannya. Kerja yang menyatu pada
kehidupan kita sering dinilai sebagai
beban karena dihubungkan dengan episode pascakejatuhan manusia. Kerja yang
dilihat sebagai beban memungkinkan orang menghindari pekerjaan itu.
Gejala dan sikap
menghindarkan diri dari usaha dan kerja seperti ini menjadi tantangan bagai
Paulus dalam pewartaaanya. Jemaat
Tesalonika yang telah menerima pengajaran Paulus tergoda untuk menghindari
pekerjaan dan melepaskan iman mereka. Atas alasan itulah dalam bacaan pertama
tadi Paulus menulis, “kami berpesan kepadamu, Saudara-Saudara, dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak
melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima
dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan
kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti
orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami
tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan
bagi kamu, supaya kamu ikuti”. Kata-kata Paulus ini tegas dan jelas bahwa
pengikut Kristus harus melepaskan diri dari orang yang tidak mau bekerja dan
tidak membenarkan orang yang menjadi beban bagi orang lain. Bekerja bagi Paulus
menjadi bagian dari iman yang dinyatakan. Karena itu, logika yang dibangunnya
sederhana saja, yang tidak bekerja janganlah ia makan.
Bekerja sabagai
bagian dari iaman atau wujud pernyataan iman yang dikatakan Paulus bukan
sekadar pemenuhan kebutuhan fisik ekonomis tetapi lebih dari itu harus menjadi
sarana yang mengukur spirit atau semangat setiap orang dalam bekerja atau
menjalankan tugas. Hal inilah yang mau dikatakan Yesus dalam versi pnginjil
Lukas malam ini. Bekerja bukan asal bekerja tetapi bekerja secara sungguh-sungguh.
Penegasan itu diungkapkan dalam rumusan benuansa imperatif, perintah,
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan
hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang
pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka
pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga
ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan
mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Bekerja dalam semangat dan spirit yang benar
adalah bekerja bukan karena selalu diawasi tetapi bekerja karena yakin
pekerjaan itu akan membawanya lebih akrab dengan si pemilik pekerjaan.
Didapati tuan dengan
pinggang terikat dan pelita bernayala merupakan ungkapan yang menyatakan
kesetiaan dan ketekunan seorang dalam menjalankan apa yang menjadi tugasnya.
Hanya orang seperti itulah yang akan diberi penghargaan, diangkat untuk suatu
tugas dan tanggung jawab yang lebih. Dalam kontsks ini kita bisa menilai diri
kita dalam pekerjaan kita. Apakah pernah diangkat menjadi pengawas atau tugas
yang lebih berat? Kalau Pak Mikhael ya pernah alami karena sebelum pensiun
beliau menjadi pengawas.
Sukses dalam bekerja
hanya akan terjadi kalau kita memahami makna kerja kita dan mengetahui cara dan
model kerja kita. Penyair Kahlil Gibran pernah
ditanya seorang petani: tentang Apakah Bekerja itu? Gibran menjelaskannya demikian,
Jika Kau bekerja maka langkah seiring irama bumi. Berpangku tangan menjadikan
engkau orang yang asing bagi musim, dan
keluar dari barisan kehidupan sendiri. Bila Bekerja Engkau ibarat sepucuk seruling. Lewat jantungnya bisikan
sang waktu menjelma lagu. Selama ini kau dengar orang berkata bahwa kerja adalah kutukan dan jeri payah adalah suratan
takdir, TETAPI aku berkata kepadamu:
bila kau bekerja Engkau memenuhi sebagian cita‑cita bumi yang
tertinggi. Dengan menyibukan diri dalam kerja, hakikatnya engkau mencintai
kehidupan. Mencintai hidup dengan bekerja adalah mengalami rahasia hidup yang
paling dalam. Jika engkau bekerja dengan rasa cinta, engkau menyatukan dirimu
dengan dirimu. Kau satukan dirimu dengan orang lain, serta kau dekatkan dirimu
kepada Tuhan. Kerja adalah cinta yang mengejahwanta. Jika kau tidak sanggup
bekerja dengan cinta, lebih baik engkau meninggalkannya dan jadilah pengemis
pada mereka yang bekerja dengan sukacita. Sebab jika engkau membakar roti
dengan rasa tertekan maka pahitlah roti itu. Bila engkau menggerutu saat memeras anggur, gerutu itu akan meracuni
anggur. Kata-kata Gibran ini mau menegaskan bahwa bekerja dengan senang hati
dan tanpa tekanan adalah prinsip kerja yang menyelamatkan. Ketulusan dan
keterbukaan dalam bekerja itulah yang membawa kesuksesan. Jika sebaliknya kita
akan menjadi racun dalam kehidupan bersama.
Kita ingin menjadi
roti manis dan anggur tanpa racum. Kita inginkan madu yang manis dihasilhand
ari cara kerja kita. Karena itu hendaknya kita hiudp dan berkarya daalam spirit
lebah yang menghasilkan madu yang termanis. Kita belajar pada keunggulan lebah
1.
Lebah hanya makan makanan yang baik dan
berguna, yaitu serbuk sari termanis dari bunga yang dihingapi. Lebah bekerja
secara pasti menentukan dan memlih yang terbaik bukan untuk dirinya tetapi
untuk manusia yang akan menikmati manusia hasil kerjanya. Dengan ini lebah mau mengajak
manusia meniru sifat dan cara kerja terbaik untuk kebaikan sesama.
2.
Di mana saja lebah berada dan bekerja
mencari ia tidak pernah merugikan. Lebah mengembangkan prinsip kerja yang
saling menguntungkan. Prinsip mutualisma saling menguntungkan dibahasakan lebah
untuk manusia. Ia mengisap sari bunga tetapi pada saat yang sama ia membantu
proses penyerbukan yang memungkinan jenis atau spesien tanamam tertentu bisa
berkemang. Dia bekerja mencari kehidupan untuk orang lain tetapi sekaligus
menghidupkan yang lain. Inilah cara kerja yang bermakna, tidak mencari
keuntungan diri sendiri sambil merugikan orang lain. Prinsip kerja seekor lebah
menjadi kritikan bagi para koruptor.
3.
Lebah menerapakan manajemen kerja yang rapih
dan teratur. Semua anggotanya bekerja secara sinergis dengan sistem pembagian
kerja yang tegas dan jelas. Hanya dengan itu manusia pada waktunya menikmati
madu hasil kerja. Manusia sukses, sukses dalam ketertauran kerja bukan dalam
kemanasukaan bekerja atau kerja mana suka.
4.
Lebah mengembangkan semangat kerja pantang
mundur. Lebah akan tetap mendekati putik bunga yang mengkin sulit didekati
karena diterpa angin. Lebah akan berjuang sampai mendaptkan apa yang terbaik
dan termanis bukan untuk dirinya tetatpi untuk manusia pemangsa madu
5. Lebah
memproduksi madu yang manis bukan hasil kerja seekor lebah tetapi
merupakan hasil kerja sama segerombolan lebah. Kerja sama binatang berna
lebah menghasilkan madu termanis.
Saya kira semua kita
sepakat bahwa malam ini kita merayakan syukur bersama Pak Mikhael karena dia
telah menghasilkan roti yang manis, anggur yang manis, dan madu termanis.
Semoga kita bisa belajar dari sini untuk mengembangkan filosofi kerja seekor
lebah. Tidak perlu tanya banyak-banyak tentang apa itu sukses. Cukup ingat apa
yang yang dikatakan Brett Farmiloe ini: Bagiku Sukses adalah saat saya
mampu berkata: "Saya mencintai apa yang saya lakukan." Amin
No comments:
Post a Comment