Saturday, October 29, 2016

Renungan Minggu Biasa XXXI Tahun C/2



Hari Minggu Biasa XXXI Tahun C/2
Keb. 11:22-12:2; 2Tes. 1:11-2:2; Luk. 19:1-10
Kapela STKIP Santu Paulus Ruteng,30 Oktober 2016

Buka
Pengalaman berjumpa  dengan Tuhan baik karena manusia berusaha mencarinya maupun karena Tuhan sendiri berinisiatif mendatangi manusia selalu menjeutkan dan membahagiakan. Kisah Injil hari ini mengingatkan kita tentang  perilaku kehidupan manusia yang menjamin keselamatan jiwanya.  Kita berdoa agar kehidupan kita senantaiasa diwarnai dengan pelbagai kejutan yang Tuhan lakukan atas diri setiap kita. Kita bawa semua doa, harapan, dan intensi  kita kepada Tuhan. Untuk itu kita akui salah dan dosa kita..

Renungan
Mari Berguru pada Zakheus
Judul teks tadi langsung menyebutkan nama Zakheus. Teks ini termasuk unik dan istimewa karena hanya penginjil Lukas yang mengisahkan tokoh Zakheus. Itu artinya bagi Lukas kisah Zakheus itu penting dan bermakna bagi banyak orang. Sungguh mengejutkan bahwa Lukas yang berprofesi sebagai tenaga medis saat itu menulis laporan mirip dengan tulisan wartawan yang meliput peristiwa dan kisah unik. Mengapa Lukas menuliskan Peristiwa itu? Hemat saya Lukas menulis dan melaporkan peristiwa itu karena dalam peristiwa itu ada banyak kejutan. Saya menemukan paling kurang ada 7 kejutan dalam teks itu
Kejutan pertama, Zakheus melepaskan tugas pokoknya sebagai kepada dinas bea dan cukai atau kepala dinas pendapatan di kota Yerikho. Ia tampaknya membiarkan peluang berlalu. Ia tidak menjalankan tugasnya melakupan penagihan dan pungutan terhadap ribuan manusia yang memasuki Yerikho. Dia justru membaur di antara begitu banyak manusia yang menyertai Yesus ke Yerikho. Dia mau dirinya menjadi bagian dari sejumlah besar manusia yang menyertai Yesus. Ia melepaskan interse, kesibukan pribadi yang sifatnya rutinitas demi menjalin kebersamaan dengan orang lain. Zakheus membuat pilihan yang tidak biasanya ia lakukan. Ia mengubah kebiasaannya
Kejutan kedua, Zakheus masuk ke dalam keramaian itu ternyata dengan satu maksud yang luar biasa. Penginjil Lukas mencatat dengan sangat teliti dan cermat tentang maksud Zakheus bukan sekadar melihat Yesus tetapi lebih dari itu itu. Zakheus mau tahu kualitas diri Yesus atau kualifikasi diri Yesus. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu. Pertanyaan orang apakah Yesus itu, adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kualitas diri bukan masalah asal usul, dari mana Yesus. Jawaban atas pertanyaan orang apakah Yesus harus mengacu pada kata sifat dan bukan kata benda. Kalau saat ini saya bertanya kepada kita semua: orang apakah Pater Pit ini? Apa jawaban kita? Orang Larantuka, Flotim. Jawaban seperti ini salah karena Larantuka/Flotim merupakan kata benda yang dalam kalimat akan menjadi keterangan tempat. Jika jawabannya Pater Pit  orang Larantuka/Flotim maka pertanyaannya bukannya orang apakah pater Pit  melainkan orang manakah Pater Pit ini? Jawaban yang benar kalau kita ditanya: orang apakah Pater Pit itu? Jawabannya ia orang baik, orang sehat, orang jujur, orang ganteng, orang pintar, orang seni dan sebagainya. Semuanya itu kata sifat yang mengacu pada kualitas diri dan karakter Pater Pit. Zakheus masuk dalam rombongan orang banyak dengan satu pertanyaan terkait kualitas diri dan karakter Yesus. Kalau kualitas diri Yesus yang mau dilihat Zakheus maka ada pengandaian di balik keinginan itu bahwa ia mau belajar pada Yesus tentang kualitas diri yang baik.
Kejutan ketiga, Zakheus Kepala Dinas Bea Cukai atau kepala Dinas Pendapatan wilayah Yerikho itu melakukan aksi akrobatik dengan bertengger di dahan pohon ara. Aksi akrobatik Zakheus gaya burung kalong ini dilakukannya bukan kebetulan tetapi ia lakukan itu setelah ia mempertimbangkan kondisi fisik yang rendah dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan karena ada begitu banyak orang berdesakan mendekati Yesus. Injil mencatat demikian: maka berlarilah ia lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang lewat di situ. Zakheus membuat perhitungan yang cermat untuk mendahului orang banyak dan menentukan posisi strategis. Niatnya untuk mendapat kualitas diri Yesus mengharuskan dia untuk mengambil sikap dan menentukan pilihan yang strategis. Baginya berlari mendahului orang banyak dan memanjat pohon ara adalah sikap dan pilihan untuk mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang diyakininya akan membentuk dan mengubah karakternya yang terlanjur dicap sebagai pendosa. Itulah sebabnya, tanpa beban ia memanjat pohon dengan risiko ditertawakan  karena seorang pejabat publik setingkat kepala Dinas pendapatan ketahuan bertengger di dahan pohon ara. Bagi Zakheus, mencari dan menemukan karakter unggul dalam diri Yesus membutuhkan perjuangan bahkan bisa menjadi bahan tertawaan banyak orang. Zakheus mau menunjukkan kebenaran  bahwa orang harus berlari mendahului, mengungguli yang lain dan harus mampu menentukan posisi dan disposisi diri pada tempat yang pas dan tepat kalau mau mendaptkan sesuatu.
Kejutan keempat terjadi ketika sampai di dekat pohon itu. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."  Zakheus tidak punya intensi, rencana untuk bisa dilihat Yesus apalagi diajak turun dan akhirnya Yesus harus mengubah agenda perjalannya dengan mampir ke rumah Zakheus. Zakheus berlari mendahului dan memanjat pohon untuk melihat Yesus bukannya untuk dilihat Yesus. Peristiwa ini mengungkapkan kualitas diri dan pribadi Yesus yang tidak melihat masa lalu Zakheus. Kaena itu, bagi Zakheus peristiwa Yesus melihat, mengajaknya turun dan terus ke rumah merupakan bonus dari usahanya untuk  mencari dan belajar pada Yesus. Sikap Yesus terhadap Zakheus menjadi antitesis yang merontokkan sikap kebanyakan orang yang menyingkirkan Zakheus terkait jabatannya sebagai kepala pajak. Upaya Zakheus mendahului orang banyak dan menentukan disposisi diri pada tempat yang pas dan strategis mendatang bonus yang luar biasa. Dia mendapatkan lebih dari apa yang ia bayangkan dan rencanakan. Tuhan memberi Bonus bagi orang yang menang dalam perlombaan kehidupan untuk meneladani sikap Yesus.
Kejutan kelima, Zakheus turun dan melayani permintaan dan pemberitahuan Yesus yang mau ke rumah Zakheus. "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Melayani permintaan yang mendadak seperti itu juga tidak gampang apalagi ada begitu banyak manusia yang mau mengikuti Yesus. Memang injil memberi cacatan tentang Zakheus sebagai seorang yang kaya sehingga pasti dengan mudah mengatasi semuanya termasuk siap tempat dan makan minum untuk manusia yang begitu banyak. Dalam kondisi yang serba mendadak Zakheus menerima Tuhan yang tidak pernah ia pikirkan apalagi rencanakan. Tuhan datang bertamu secara mendadak, sifatnya segera, hari ini juga. Kata-kata Yesus ini mau mengatakan bahwa Tuhan menuntut manusia untuk menerima Tuhan  di rumah dan dalam hiudpnya setiap hari. Setiap hari baru untuk kita pengikut Kristus adalah hari ini dan setiap hari ini Tuhan datang dan hidup bersama kita.
Kejutan keenam, Yesus dipersalahkan orang banyak yang mengikutinya ketika Yesus memilih untuk bertamu ke rumah Zakheus. Sikap orang banyak yang bersungut-sungut terhadap Yesus muncul karena Yesus dikaitkan dengan stigma yang diberikan kepada Zakheus sebagai pendosa. Zakheus sungguh menangkap reaksi orang banyak itu sehingga ia tidak ingin Yesus dipersalahkan hanya karena mendatangi rumahnya. Itulah sebabnya  Zakheus berdiri dan berkata: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Inilah kesadaran paling dasar yang lahir dari hati Zakheus sebagai dampak kehadiran Yesus di rumahnya. Kata-kata Zakheus ini tergolong amat revolusioner karena dinyatakan secara terbuka di hadapan publik. Yesus tahu bahwa apa yang dikatakan Zakheus akan terlaksana. Hal itu melahirkan kejutan berikutnya
Kejutan ketujuh, Yesus mengumumkan kepada publik bahwa Zakheus itu keturunan Abraham dan dikelompokkan sebagai  orang yang hilang. Sebagai keturunan Abraham, Zakheus berhak memperoleh keselamatan. "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Pernyataan Yesus ini telah menjadi pernyataan kunci perjumpaan Zakheus dengan Yesus yang bermula dari dahan pohon ara di tepi jalan. Zakheus mencarai karakter Tuhan di tengah kerumunan orang banyak menuju Yerikho dan Tuhan mencari keturunan Abraham dan membawa keselamatan sampai di rumah.
Kisal injil hari ini berakhir menyenangkan karena ada pujian dan penerimaan Kristus terhadap pertobatan Zakheus. Dengan tindakan ini pula Kristus membersihkan segala tuduhan yang dialamatkan kepada-Nya dengan menjadi tamunya (ay. 9-10). Zakheus dinyatakan sebagai orang yang berbahagia. Mengapa? Karena ia telah berpaling dari dosa kepada Allah. Ia telah menerima Kristus masuk ke dalam rumahnya, dan menjadi orang yang jujur, penuh amal, dan baik hati: Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini. Sekarang setelah ia dipertobatkan, ia juga dengan demikian diselamatkan; diselamatkan dari dosa-dosanya, dari rasa bersalah akibat dosa-dosa tersebut, dan dari kuasa dosa. Segala manfaat dari keselamatan telah menjadi miliknya. Kristus telah datang ke rumahnya, dan ke mana pun Kristus datang, Ia membawa serta keselamatan dengan-Nya. Ia menjadi Sumber keselamatan kekal bagi semua yang mengakui-Nya, seperti yang dilakukan Zakheus. Namun semua ini belumlah cukup. Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini.
Apa yang telah dilakukan Kristus secara khusus untuk menjadikannya seorang yang berbahagia adalah sesuai dengan rencana besar-Nya dan maksud kedatangan-Nya ke dunia. Dengan dasar yang sama ini pula Kristus sebelumnya telah membenarkan pergaulan-Nya dengan para pemungut cukai. Pada waktu itu Ia mengimbau bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat, sekarang ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, to apolōlos -- yang hilang.
Kristus datang ke dunia yang tersesat ini untuk mencari dan menyelamatkannya. Rancangan-Nya adalah untuk menyelamatkan, ketika keselamatan tidak ada di dalam siapa pun. Dalam menjalankan rancangan-Nya tersebut, Ia mencari, menggunakan segala cara yang mungkin untuk mewujudkan keselamatan tersebut. Ia mencari mereka yang tidak layak dicari, Ia mencari mereka yang tidak mencari-Nya dan tidak mengharapkan-Nya, seperti halnya Zakheus di sini.
Dalam banyak hal mungkin kita sama seperti Zakheus yang pendosa tetapi hari ini Zakheus memberikan kita contoh usaha untuk mengenal kualitas diri Tuhan.  Zakheus memanjat pohon hanya karena mau mendapatkan karakter dan kebaikan Yesus. Semoga Tuhan yang sama, setiap hari kita cari dan undang ke rumah-rumah kehidupan kita, sampai kita mendapatkan keselamtan sebagai keturunan Abraham. Amin 

 Pohon Ara Zakheus dekat kota Yeriko

No comments:

Post a Comment