Sunday, September 13, 2015

RENUNGAN TUTUP REKOLEKSI MAHASISWA



Renungan Tutup Rekoleksi Mahasiswa STKIP
Jumat, Pekan Biasa ke-23 Tahun B/2
1 Tim 1:1-2,12-14;  Luk 6:39-42
Wae Lengkas, 11 September 2015

Buka
Siang ini kita merayakan Ekaristi dalam rangka permenungan Anda untuk mencari kehendak Tuhan di tempat ini. Setiap Anda kiranya bisa menenmukan sesuatu di tempat ini yang bisa memberi inspirasi buat Anda dalam mengisi waktu studi Anda dalam beberapa Tahaun  ke depan. Kiranya kesempatan seperti ini menyadarkan kita akan tugas yang kita emban dan laksanakan terutama dalam tugas kita sebagai mahasiswa yang sedang membenah dan berbenah diri untuk membuka mata hati, budi dan kehendak kita, menyiapkan masa depan kita. Kita berniat menjadi orang baik yang kelak bisa menuntun orang lain pada jalan yang benar. Semua kita berniat menjadi guru sehingga mau belajar untuk mempersiapkan diri dengan baik. Mari kita bawa semua niat dan rencana masa depan kita ke hadapan Tuhan agar kita ditunutun dalam pengertian yang benar dan menjadi orang rendah hati untuk terus belajar membuka mata dari aneka kebutaan zaman ini. Kita bawa semua rencana pribadi dan rencana bersama kita ke hadapanTUhan sambil memohon pengampunan atas semua salah dan dosa yang telah membutakan mata hati dan pikiran kita.
Renungan

Dalam perumpamaan, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat mudah dijawab, “Dapatkah orang buta menuntun orang buta, bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” Jawaban pertanyaan itu pasti,“Tidak!”
Kebutaan dalam konteks kisah ini adalah “ketidakmampuan seseorang dalam mengenali kekurangan”. Ada suatu penghalang yang menutupi. Dalam keterangan, Yesus menggunakan kata “balok” yang berarti sesuatu yang sangat besar menutupi semua bagian mata. Balok itulah yang pertama harus disingkirkan, sehingga seseorang bisa melihat “selumbar” dalam mata orang lain. “Menyingkirkan balok” dari mata kita adalah ungkapan “pertobatan pribadi”.
Melalui kisah injil tadi Yesus hendak menunjukkan suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia sesungguhnya mendesak manusia, para pengikut-Nya, kita untuk mengembangkan sikap mawas diri, membuka diri, bersikap rendah hati dalam hidup untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, yang bisa membuat kita hidup dan bertindak secara tepat dan benar. Semua sikap ini memungkinkan kita memiliki pemahaman, pengertian, wawasan yang baru, yang mengarahkan kita pada sesuatu yang baik.  Santu Paulus dalam bacaan pertama ditampilkan sebagai tokoh yang mengalami perubahan atau dalam bahasa suci disebut mengalami pertobatan sejati. Paulus  adalah contoh petobat sejati, yang berbalik dari jalan yang sesat ke jalan yang benar, dari kebutaan menuju keterbukaan cara pandang yang membawanya pada sikap iman yang benar.  Ia bukan lagi berlakuk sebagai orang buta yang menuntun orang buta. Ia sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang kepada terang. Ia telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup baru sesuai dengan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Ia telah mengeluarkan balok di matanya sebelum ia mengeluarkan benang yang menutupi mata orang lain. Ia telah menjadi orang yang mampu membawa orang lain dalam jalan dan menuju tujuan yang benar. Ia telah mendapatkan orientasi baru dalam hidupnya.
Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan bahwa dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi di balik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri kita sendiri dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama.
Jika kita membaca lebih jauh tentang “orang buta tidak dapat menuntun orang buta”, ada dua hal yang bisa kita perdalam.Pertama, suatu peringatan kepada para murid untuk berhati-hati terhadap “siapa yang mereka ikuti” dan “ke mana mereka diarahkan”. Pada zaman sekarang, kita dapat memperoleh informasi apa pun tentang iman melalui jejaring internet. Dibutuhkan kearifan dari diri kita untuk tidak “memakan” mentah-mentah semua informasi.  Kedua, tanggung  jawab besar bagi para murid Yesus  untuk bisa mengarahkan orang lain dan membawa mereka menuju Yesus.
 Apa yang bisa kita maknai dari pesan Firman Tuhan melalui dua bacaan hari ini? Paulus menegaskan tentang lahirnya pemahaman dan pengertian sebagai dasar dan titik tolak untuk suatu perubahan mental, cara berpikir dan bertindak. Pemahaman dan pengertian itu untuk konteks kita lahir dari suatu proses pendidikan. Anda semua kini dalam status sebagai mahasiswa yang sedang belajar untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian yang benar tentang dinamika dan tantangan kehidupan sejak sekarang dan akan dihadapi belasan tahun ke depan. Masa Kuliah adalah masa berbenah diri, masa persiapan diri untuk sesuatu yang lebih baik pada masa depan. Masa kuliah adalah masa Anda berjuang menyingkirkan balok yang menutup dan membutakan mata hati, dan mata pikiran Anda. Masa kuliah adalah masa pertobatan Anda yang lama. Masa kuliah hendaknya dijadikan sebagai saat bagi Anda  untuk berjuang mengubah diri dari kebutaan cara berpikir, kebutaaan karena kurangnya wawasan, kebutaan akan perilaku yang baik.
Anda semua adalah calon-calon guru, pendidik masa depan yang menentukan arah kehidupan generasi yang saat ini menantikan cara kerja dan cara pikir Anda. Anda semua adalah calon-calon penuntun sekian banyak generasi masa depan. Generasi masa depan atau mereka yang menantikan tuntunan Anda adalah orang-orang buta karena mata mereka masih ditutup benang kecil dan balok besar. Anda semua akan menghadapi itu dan Anda perlu mempersiapkan diri dengan benar meyakinkan.
Lembaga STKIP St.Paulus Ruteng adalah pilihan Anda untuk berbenah diri. Pada lembaga ini Anda semua menaruh harapan untuk bisa membuka mata Anda yang mungkin masih buta dan tertutup oleh balok-balok kekederdilan cara berpikir, kesempitan wawasan  berpikir, kekurangan pengetahuan untuk bertidak cepat dan cerdas, kekacauan cara  hidup dan bertindak dalam pergaulan yang tidak sehat. Anda kini belajar untuk membuka mata Anda, membuang semua balok-balok kebodohan, kemalasan, mental cari gampang, konsumtif, kesombongan, pergaulan tidak sehat, sikap boros, sikap tidak menghargai pengorbanan orangtua. Kalau semua balok-balok inimenutup mata Anda dan bahkan menindih Anda maka Anda akan terkurung dalam balok-balok itu dan tidak mungkin Anda bisa keluar dan menuntun orang lain. Sabda Yesus hari ini tegas dan jelas dalam sebuah pertanyaan retoris yang sungguh reflektif: “Dapatkah seorang yang buta menuntun orang buta?”.
Marilah Saudara/i kita jadikan masa belajar kita sebagai masa penyingkiran balok-balok yang menutup mata hati,budi, dan kehendak kita sehingga pada waktunya kita bisa menjadi penuntun dan guru yang benar. Semoga rekoleksi sehari ini membuka mata Anda untuk melihat balok-balok kelemahan Anda untuk selanjut bisa berbenah diri. Semua pada akhirnya Anda tamat sebagai orang yang memilki mata mati, pengertian, budi dan kehendak yang terang. Amin. 


  Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)   
    
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
   
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1.    Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2.    Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3.    Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.


Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
   "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
  
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

No comments:

Post a Comment