Renungan Tutup Rekoleksi Mahasiswa STKIP
Jumat, Pekan Biasa ke-23 Tahun
B/2
1 Tim 1:1-2,12-14; Luk 6:39-42
Wae Lengkas, 11 September
2015
Buka
Siang ini kita merayakan Ekaristi dalam rangka
permenungan Anda untuk mencari kehendak Tuhan di tempat ini. Setiap Anda
kiranya bisa menenmukan sesuatu di tempat ini yang bisa memberi inspirasi buat
Anda dalam mengisi waktu studi Anda dalam beberapa Tahaun ke depan. Kiranya kesempatan seperti ini
menyadarkan kita akan tugas yang kita emban dan laksanakan terutama dalam tugas
kita sebagai mahasiswa yang sedang membenah dan berbenah diri untuk membuka
mata hati, budi dan kehendak kita, menyiapkan masa depan kita. Kita berniat
menjadi orang baik yang kelak bisa menuntun orang lain pada jalan yang benar. Semua
kita berniat menjadi guru sehingga mau belajar untuk mempersiapkan diri dengan
baik. Mari kita bawa semua niat dan rencana masa depan kita ke hadapan Tuhan
agar kita ditunutun dalam pengertian yang benar dan menjadi orang rendah hati
untuk terus belajar membuka mata dari aneka kebutaan zaman ini. Kita bawa semua
rencana pribadi dan rencana bersama kita ke hadapanTUhan sambil memohon
pengampunan atas semua salah dan dosa yang telah membutakan mata hati dan
pikiran kita.
Renungan
Dalam perumpamaan, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan
yang sangat mudah dijawab, “Dapatkah orang buta menuntun orang buta, bukankah
keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” Jawaban pertanyaan itu pasti,“Tidak!”
Kebutaan dalam konteks kisah ini adalah
“ketidakmampuan seseorang dalam mengenali kekurangan”. Ada suatu penghalang
yang menutupi. Dalam keterangan, Yesus menggunakan kata “balok” yang berarti
sesuatu yang sangat besar menutupi semua bagian mata. Balok itulah yang pertama
harus disingkirkan, sehingga seseorang bisa melihat “selumbar” dalam mata orang
lain. “Menyingkirkan balok” dari mata kita adalah ungkapan “pertobatan
pribadi”.
Melalui kisah injil tadi Yesus hendak menunjukkan
suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia sesungguhnya mendesak manusia, para
pengikut-Nya, kita untuk mengembangkan sikap mawas diri, membuka diri, bersikap
rendah hati dalam hidup untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, yang bisa
membuat kita hidup dan bertindak secara tepat dan benar. Semua sikap ini
memungkinkan kita memiliki pemahaman, pengertian, wawasan yang baru, yang
mengarahkan kita pada sesuatu yang baik.
Santu Paulus dalam bacaan pertama ditampilkan sebagai tokoh yang
mengalami perubahan atau dalam bahasa suci disebut mengalami pertobatan sejati.
Paulus adalah contoh petobat sejati,
yang berbalik dari jalan yang sesat ke jalan yang benar, dari kebutaan menuju
keterbukaan cara pandang yang membawanya pada sikap iman yang benar. Ia bukan lagi berlakuk sebagai orang buta yang
menuntun orang buta. Ia sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang
kepada terang. Ia telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup
baru sesuai dengan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Ia telah mengeluarkan
balok di matanya sebelum ia mengeluarkan benang yang menutupi mata orang lain.
Ia telah menjadi orang yang mampu membawa orang lain dalam jalan dan menuju
tujuan yang benar. Ia telah mendapatkan orientasi baru dalam hidupnya.
Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih
dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau
mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan bahwa dalam hidup,
kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu
memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam
hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan
tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi di balik kesalahan orang lain. Pesan
Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri kita
sendiri dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama.
Jika kita membaca lebih jauh tentang “orang buta tidak
dapat menuntun orang buta”, ada dua hal yang bisa kita perdalam.Pertama, suatu
peringatan kepada para murid untuk berhati-hati terhadap “siapa yang mereka
ikuti” dan “ke mana mereka diarahkan”. Pada zaman sekarang, kita dapat
memperoleh informasi apa pun tentang iman melalui jejaring internet. Dibutuhkan
kearifan dari diri kita untuk tidak “memakan” mentah-mentah semua informasi. Kedua,
tanggung jawab besar bagi para murid
Yesus untuk bisa mengarahkan orang lain
dan membawa mereka menuju Yesus.
Apa yang bisa kita maknai dari pesan Firman
Tuhan melalui dua bacaan hari ini? Paulus menegaskan tentang lahirnya pemahaman
dan pengertian sebagai dasar dan titik tolak untuk suatu perubahan mental, cara
berpikir dan bertindak. Pemahaman dan pengertian itu untuk konteks kita lahir
dari suatu proses pendidikan. Anda semua kini dalam status sebagai mahasiswa
yang sedang belajar untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian yang benar tentang
dinamika dan tantangan kehidupan sejak sekarang dan akan dihadapi belasan tahun
ke depan. Masa Kuliah adalah masa berbenah diri, masa persiapan diri untuk
sesuatu yang lebih baik pada masa depan. Masa kuliah adalah masa Anda berjuang
menyingkirkan balok yang menutup dan membutakan mata hati, dan mata pikiran
Anda. Masa kuliah adalah masa pertobatan Anda yang lama. Masa kuliah hendaknya
dijadikan sebagai saat bagi Anda untuk
berjuang mengubah diri dari kebutaan cara berpikir, kebutaaan karena kurangnya
wawasan, kebutaan akan perilaku yang baik.
Anda semua adalah calon-calon guru, pendidik masa
depan yang menentukan arah kehidupan generasi yang saat ini menantikan cara
kerja dan cara pikir Anda. Anda semua adalah calon-calon penuntun sekian banyak
generasi masa depan. Generasi masa depan atau mereka yang menantikan tuntunan
Anda adalah orang-orang buta karena mata mereka masih ditutup benang kecil dan
balok besar. Anda semua akan menghadapi itu dan Anda perlu mempersiapkan diri
dengan benar meyakinkan.
Lembaga STKIP St.Paulus Ruteng adalah pilihan Anda
untuk berbenah diri. Pada lembaga ini Anda semua menaruh harapan untuk bisa
membuka mata Anda yang mungkin masih buta dan tertutup oleh balok-balok
kekederdilan cara berpikir, kesempitan wawasan
berpikir, kekurangan pengetahuan untuk bertidak cepat dan cerdas,
kekacauan cara hidup dan bertindak dalam
pergaulan yang tidak sehat. Anda kini belajar untuk membuka mata Anda, membuang
semua balok-balok kebodohan, kemalasan, mental cari gampang, konsumtif,
kesombongan, pergaulan tidak sehat, sikap boros, sikap tidak menghargai
pengorbanan orangtua. Kalau semua balok-balok inimenutup mata Anda dan bahkan
menindih Anda maka Anda akan terkurung dalam balok-balok itu dan tidak mungkin
Anda bisa keluar dan menuntun orang lain. Sabda Yesus hari ini tegas dan jelas
dalam sebuah pertanyaan retoris yang sungguh reflektif: “Dapatkah seorang yang
buta menuntun orang buta?”.
Marilah Saudara/i kita jadikan masa belajar kita
sebagai masa penyingkiran balok-balok yang menutup mata hati,budi, dan kehendak
kita sehingga pada waktunya kita bisa menjadi penuntun dan guru yang benar.
Semoga rekoleksi sehari ini membuka mata Anda untuk melihat balok-balok
kelemahan Anda untuk selanjut bisa berbenah diri. Semua pada akhirnya Anda
tamat sebagai orang yang memilki mata mati, pengertian, budi dan kehendak yang
terang. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius
(1:1-2.12-14)
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu
aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan,
Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian
yang diundikan kepadaku.
2.
Aku memuji
Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh
hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di
sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan
kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat
yang abadi.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang
buta?"
Pada suatu ketika
Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah
seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam
lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat
pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar
dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat?
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan
melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah
Injil Tuhan
U.
Terpujilah Kristus.
No comments:
Post a Comment