Renungan
Misa Paska Jumat, 25 April 2014
1Kor,
5,6-8 Mat.28,1-10
Keluarga Besar SMAK Frateran Malang
Buka
Pada
tempat pertama saya mengucapkan selamat Paska. Selamat karena kita dibebaskan
dari perhambaan dan perbudakan dosa berkat senggsara, kematian dan kebangkitan
Tuhan. Tuhan telah membebaskan dan
melepaskan kita secara rohani. Dalam perayaan
ini kita mau merayakan pesta pembebasan kita sekaligus memohon Tuhan agar
hidup dan karya kita berada dalam
tuntutan terang dan rencana-Nya. Lebih dari itu kita juga mau mengucapkan syukur kepada Tuhan
untuk kehadiran dan penyertaan-Nya dalam seluruh aktivitas yang memungkinkan
satu angkatan menyelesaikan tahap pendidikan mereka. Juga kita mengharapkan
pendampingan Tuhan untuk mereka yang berniat bergabung dan yang masih bergabung
di lembaga SMAK Frateran agar tetap mengalami sukacita dalam tugas dan karya. Marilah
kita menyiapkan diri dengan mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita.
Renungan
Selma Ottilia
Lovisa Lagerloef (20-11-1858 s.d.16-03-1940) adalah seorang penulis terkenal
asal Swedia. Dialah peraih nobel Sastra pertama asal Swedia tahun 1909. Dia
terkenal sebagai penulis buku untuk anak-anak dan penulis legenda legenda.
Puluhan kisah dan legenda yang dihasilkannya berisi aneka pesan bermakna bagi
kehidupan manusia. Satu dari sejumlah kisah atau legenda yang ditulis Lagerloef
saya angkat dalam rangka membantu dan menginspirasi kita dalam memaknai
perayaan Paska yang kita rayakan hari ini.
Judul lengenda Selma Lagerloef yang saya pilih adalah The Flame yang bisa berarti lidah api, cahaya, sinar, terang. Apa
yang dikisahkan Lagerloef dalam legenda The
Flame itu? Lagerloef berkisah tentang seorang prajurit dari kota Florance,
Italia Tengah. Ia menggambarkan watak prajurit itu sebagai seorang yang tegas,
konsisten, berani, serius, loyal, ksatria, dan tidak mudah dikalahkan.
Apa yang dibuat sang Prajurit? Ketika terjadi perang suci
berkobar, sang sang prajurit meninggalkan kotanya pergi merebut tempat-tempat
suci termasuk makam Yesus di Yerusalem. Ia berjuang dengan keyakinan bahwa
Kristus sendiri akan menolongnya. Dalam keyakinan itu ia berhasil merebut
kawasan makam kudus. Setelah kawasan itu direbut dari tangan musuh ia
menyalakan ribuan lilin di tempat itu dan berdoa.
Prajurit itu berdoa di makam Yesus untuk mengucap syukur
atas kemenangan yang diperoleh. Untuk mensyukuri kemenangannya dan sebagai
bukti bagi warga kota Florance bahwa ia menang dalam pertempuran prajurit itu
harus membawa tanda. Tanda itu, diharapkan bisa mendamaikan semua warga kota
Florance yang lagi dilanda krisis perebutan kekuasaan. Prajurit itu tidak
membawa jarahan emas dan barang berharga lainnya. Untuk membuktikan kemenangannya sebagai prajurit Kristus ia
hanya membawa ratusan lililin. Sebelum meninggalkan makam kudus prajurit itu berdoa
memohonkan agar ia dapat membawa cahaya dan terang dari makam kudus untuk
masyarakat Florance. Setelah menyalakan sebatang lilin prajurit segera
menunggang kuda perangnya menuju kota Florance. Ia membawa lilin bernyala dari
makan Tuhan sebagai tanda kemenangan. Dia yakin dan percaya bahwa cahaya yang
dibawanya dari makan Tuhan bisa mengubah
keadaan seluruh warga kota Florence yang saat itu dilandai krisis dan perebutan
kekuasaan.
Prajurit itu kembali dengan lilin
bernayala di atas kuda perangnya. Sambil memacu kudanya ia harus menjaga agar
lilin yang bernyala itu tidak padam diterpa angin. Kalau lilinnya hampir habis,
maka ia berhenti sejenak melanjutkan cahaya itu dengan lilin yang baru. Jika
angin kencang menerpa nyala lilin itu si
prajurit tidak kehilangan akal. Ia terpaksa harus menunggang kuda dengan posisi
muka ke belakang agar lilin kecil itu tidak diterpa angin.
Orang-orang merasa heran menyaksikanna
perilaku prajurit itu. Dalam perjalanan itu si prajurit dihadang gerombolan
perampok dan mengambil semua perlengkapan perangnya. Dia dipaksa turun dari
kudanya dan melepaskan semua perlengkapan militernya. Semua harta miliknya
dirampas tanpa dilawannya karena ia hanya berkonsentrasi menjaga lilinnya tetap
bernyala dan cahayanya bisa secepatnya sampai pada warga kota Florance. Lilin
bernyala menjadi satu-satunya barang yang dipertahankannya dari ulah
perampok.
Semua warga Florence kagum atas
usaha prajurit yang membawakan lilin bernyala itu melewati perjalanan panjang
dan penuh tantangan. Ketika ditanya bagaimana caranya sampai lilin bernyala itu
berhasil sampai kota Florance prajurit itu menjawab: Nyala lilin kecil ini
menuntut perhatianku yang besar dan penuh. Nyala lilin ini tidak memperbolehkan
saya memikirkan hal lainnya. Demi cahaya
lilin ini aku harus menerima risiko dilucuti dan dirampok. Meskipun lilin ini
sudah sering luput dari bahaya, namun saya harus selalu berjaga-jaga agar lilin
ini tidak dirampas dariku. Lilin ini
menjadi segalanya bagiku dan kubawa biar penduduk kota Florance ini tahu bahwa
Kristus menang. Cahaya lilin inilah yang
akan membawa kesejukan dan kedamian buat semua penduduk kota Florence.
Dalam upacara cahaya malam paska
semua kita secara bersama dan secara pribadi
telah menerima dan merasakan terang kebangkitan Tuhan. Cahaya dan terang
kebangkitan yang kita terima itu merupakan barang berharga ibarat emas yang
harus kita jaga dalam rangka menjamin keamanan hidup kita. Cahaya dan terang
Tuhan itulah yang kita bawa, yang kita pelihara dan yang kita bagikan dalam keseharian hidup kita. Dengan
terang itu kita diharapkan untuk tidak lagi melintas di lorong yang gelap,
dijalan-jalan kehidupan yang menyesatkan jiwa kita. Terang yang kita terima
adalah senjata yang harus selalu kita bawa untuk memenangkan kehidupan.
Hari ini kita merayakan Paska berarti
kita datang ke makam Tuhan untuk menyalakan lilin hati dan kehidupan kita.
Harapnnya lilih hidup kita dapat membawa terang bagi orang lain melalui
perbuatan baik, amal, dan kasih kita. Merayakan paska kebangkitan menuntut kita
untuk menjadi manusia yang berguna bagi orang lain, menjadi sepotong lilin yang
terus bernyala.
Injil Matius tadi mengisahkan sejumlah
perempuan yang berziarah ke makam Tuhan. Di makam itulah mereka menerima terang
cahaya malaikat yang menjelaskan tentang keberadaan Yesus. Yesus telah bangkit
dan sudah mendahului para murid ke Galilea tempat tugas sebelum ia disalibkan. Kelompok
perempuan yang datang ke makam dikuatkan dan diingatkan malaikat agar tidak
takut, untuk segera mengabarkan dan meneruskan pesan malaikat tentang
kebangkitan Yesus. Sungguh mengejutkan dalam perjalanan untuk membawa kabar
kebangkitan itu, mereka didatangi Yesus. Yesus menjumpai mereka sekaligus
memberi sesuatu yang amat berharga yaitu SALAM, DAMAI. Perempuan yang mencari
Tuhan itu menerima cahaya dan terang dari malaikat dan dilengkapi lagi dengan
SALAM, DAMAI dari Tuhan sendiri. Yesus menghendaki agar semua orang yang
mengalami kebangkitan harus segera kembali ke Galilea. Mengapa ke Galilea,
karena Galilea adalah tempat Yesus menjalankan tugas rutinnya memberitakan
kerajaan Allah dengan berbagai tanda heran. Kalau Yesus meminta siapa saja harus
segera ke Glilea itu arti Yesus menginginkan agar pengalaman akan Yesus yang
bangkit harus secepatnya membawa buah dan berkat dalam kehidupan harian, dalam
tugas, karya pelayanan kita.
Bagaikan seorang prajurit hari ini semua
kita datang menyalakan api lilin kehidupan kita pada Kristus sebagai Terang
Dunia. Kita datang dengan satu niat, suatu janji untuk melakukan sesuatu yang
lebih berarti di dalam hidup kita baik sebagai guru, pendidik, pegawai, maupun
sebagai peserta didik. Bagi mereka yang masih berjuang di SMAK Frateran, kita
dituntut untuk menjadikan sekolah kita sebagai sebuah galilea yang memiliki
keunggulan sebagai tempat Tuhan menjalankan karya agung dan mulia. Bagi adik-adik yang telah
menyelesaikan pendidkan di SMAK Frateran, Anda akan memasuki dunia baru,
galilea baru tetapi yang Anda bawa adalah terang Tuhan yang sama. Terang-terang
Tuhan itu telah Anda alami dan dapatkan dalam serangkaian proses yang telah
dilalui. Karena itu, tetaplah menjadi sepotong lilin yang terus bernyala karena Anda telah
diproses di sekolah untuk menjadi sepotong lilin bernyala, menjadi diri pribadi
yang memiliki keunggulan dalam aneka aspeknya.
Bangkit bersama Tuhan, mau menjadi prajurit
pembawa terang haruslah menjadi komitmen kita bersama yang merayakan paska. Kita
telah menguburkan segala hal yang lama untuk menjadi manusia baru bersemangat
baru dalam cara hidup yang baru. Marilah kita berusaha menjadi adonan baru
untuk membawa terang dan Damai Tuhan. Berkat Tuhan untuk kita semua...
Amin
No comments:
Post a Comment