Thursday, January 30, 2014

TUHAN MENGAJARKAN KETEKUNAN

Jumat Biasa Pkn ke-3 Th.A2 31 Januari 2014
2Sam.11,1-4a.5-10a,13-17  Mrk.4,26-34
(St.Yoh Don Bosco)
=================================================
Buka
Misi keselamatan Allah untuk manusia bukanlah urusan Allah saja. Manusia yang percaya dan beriman kepadanya dituntut keterlibatannya. Allah menuntut ketekunan manusia dalam berpartisipasi demi keselamatan yang dijanjikan. Yohanes Don Bosko yang kita peringati pestanya hari ini telah menjadi contoh dalam hal ketekunan. Ia telah menjadi biji sesawi dan telah menjadi benih unggul di tangan Allah yang mampu menjadi tempat perlindungan banyak orang. Bacaan hari ini menuntut manusia unttuk menjadi penabur bahkan kalau boleh menjadi benih unggul di tangan Allah. Kita menyesali segala kelemahan kita mungkin kita belum berjuang maksimal sebagai pohon yang memberikan keteduhan dan buah untuk sesama kia...
Renungan
 Seorang insinyur pertanian pernah mendatangi seorang petani sederhana yang dapat dikatakan sebagai pertani teladan karena segala usaha berhasil dalam mengembangkan tanaman fanili. Ia diwawancarai dengan sekian banyak pertanyaan dari insinyur pertanian itu. Kepada petani itu ditanyakan tentang bagimana proses yang ditempuhnya dalam merawat tanaman faninlinya sampai mencapai hasil yang sangat membanggakan. Dia ditanya apakah ia menggunakan waktu ekstra dalam usahanya sampai ia termasuk petani berhasil. Kepada sang insinyur si petani itu dengan lugunya memberikan jawaban. Bapak insinyur jangan tanyakan kepada saya tentang proses bagaimana fanili itu berbuah karena urusan untuk berbuah atau tidak itu bukan urusan saya. Saya hanya bekerja dan merawatnya dalam posisi saya sebagai pertani. Tentang bagimana ia berbuah dan segala pertanyaan lainnya itu bukan urusan saya. bapak insinyur toh tahu semua tentang hal itu. Saya tidak pernah kerja ekstra selain waktu yang pantas saya pakai untuk bekerja sebagai petani. Saya bekerja dan merawat fanili itu karena memang karena saya tahu bahwa satu saat semuanya akan berbuah. Tetapi bagimana merekaberbuah itu saya tidak tahu.
 Menarik sekali kalau kita coba merenungkan kisah yang diangkat dalam kedua bacaan tadi dan coba menghubungkannya dengan dialog antara seorang petani dengan ahli pertanian tadi. Dalam penjelasan petani tadi terdapat satu keyakinan mendasar bahwa yang menentukan berbuah tidaknya tanaman itu bukanlah urusan manusia melainkan itu adalah urusan Allah. Manusia cuma berusaha dengan bekerja dengan tekun. Manusia dalam bekerja itu berpartisipasi dalam upaya penciptaan oleh Allah. Ketekunan dan kesetiaan dalam menjalankan tugas sebagai petani itulah yang paling penting untuk seorang petani. Untuk menentukan berbuah tidaknya bukan merupakan tugasnya namun mengharapkan akan mendapatkan buah jelas memacunya untuk tetap setia dan tekun dalam tugas panggilannya sebagai petani.
Ketekunan dan kesetiaan pada tugas panggilan itu telah menjadi fokus perhatian dan titik tekan yang disampaikan dalam bacaan pertama tadi. Ketekuan akan menghasilkan buah. Membuktikan ketekunan jelas bukan perkara mudah. Ketekunan itu adalah perjuangan. Dan ketekunan dalam konteks kitab suci adalah ketekunan dalam iman akan Allah yang menjanjikan keselamatan. Kita senantiasa diingatkan: ”janganlah kamu melepaskan kepercayaan, karena upah yang besar memanti kamu. Kamu memerlukan ketekunan supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah kamu akan memperoleh apa yang dijanjikan. Buah yang baik dijanjikan Allah bagi yang tekun dalam imannya meski harus menanggung banyak penderitaan.
 Ketekunan manusia seanntiasa menjerat kemurahan Allah karena Allah sendiri senantiasa menghadirkan ketekunan itu dalam pengalaman hidup manusia. Injil menampilkan dinamika keterlibatan Allah dalam kehidupan manusia. Perumpamaan tentang benih yang tumbuh serta biji sesawi sesungguhnya mengisahkan betapa Allah itu tetap dan selalu terlibat dalam kehidupan manusia. Manusia beriman diharapkan sebagai penabur benih firman. Manusia tak perlu waktu ekstra namun Allah selalu berkarya siang malam. Ketika sang petani tidur terlelap setelah kerja sepanjang hari Allah bekerja terus sehingga semua tanamannya berbuah. Allah hanya akan meberikan buah pada benih yan pernah ditanam. Benih yang disimpan tidak akan tumbuh dan menghasilkan buah. Itu berarti manusia harus aktif dan tekun. Dan keterlibatan Allah dalam kehidupan manusia itu memang mengagumkan. Gambaran besarnya keterlibatan Allah dinyatakan dalam kisah tentang biji sesawi yang kecil ditangan para penabur namun pada akhirnya akan menjadi pohon yang besar dan rindang ditangan Allah. sekali lahgi biji sesawi yang kecil tak bakal tumbuh jika tidak pernah ditaburkan. Dan manusia berimanlah yang diharapkan sebagai penaburnya. Malah Allah juga mengharapkan agar manusia dpat menjadi benih yang tumbuh dan menghasilkan buah yang menjamin kehidupan orang lain. Manusia beriman yang tekun diharapkan dpat menjadi sebatang pohon tempat perlindungan sesamanya sebagaimana burung mendapat sarang pada pohon yang diangkat dalam injil tadi.
 Hari ini kita memperingat Pesta Santo Yohanes Don Bosko. Riwayat hidup dan panggilan Yohanes Don Bosco ini bukan cuma panjang tetapi sangat unik. Dalam buku berjudul Aneka Cerita tentang Don Bosko kita bisa mengenal siapa sebenarnya Don Bosko ini. Kisah kehidupannya sudah membuktikan bahwa dia menjadi seorang yang tekun dalam iman dan kepercayaan kepada Allah sehinga tidak mengherankan banyak terjadi mujizat selama hidupnya. Don Bosko telah menjadi sebiji sesawi ditangan Allah dan telah bertumbuh menjadi pohon yang rimbun. Minat Yohanes Don Bosko pada pastoral kehidupan anak remaja telah membuktikan bahwa ia telah menjadi tempat berteduh para remaja. Dan bagian akhir bukunya Don Bosco memberikan pesan dan wasiat untuk para kaum muda. Ia menulis beberapa pesan berikut untuk orang-orang muda: Anank-anaku yang terkasih saya amat mencintai kalian dan meyakinkan kalian bahwa kalian mungkin akan menemukan buku yang ditulis oleh orang yang lebih kudus dan lebih pintar dari saya. Tetapi kalian akan sulit menemukan seorang yang lebih mencintai kalian dalam Tuhan dan memperhatikan kebahagiaan kalian yang sejati. Orang yang malas pada akhir hidunya akan menderita penyesalan karena menyia=nyiakan waktu. Bijaksanalah dalam kehidupan. dan pilihlah kehidupan itu secara tepat. Karena keliru memilih keadaan hidup akan membuat kehidupan itu menjadi kekeliruan. Aku menyampaikan pesanku dan aku tetap meantimu di Firdaus.
Kiranya firman Tuhan hari ini dan pengalaman hidup Yohanes Don Bosko mampu menguatkan kita dalam tugas dan pelayanan kita agar kita semakin tekun dan pada akhirnya dapat menjadi sebuah pohon yang bukan saja berbuah tetapi dapat memberikan perlindungan dan keteduhan buat sesama kita. Mudah-mudahan...

Rm.Bone Rampung Pr

No comments:

Post a Comment