Hari Minggu Biasa XXXI Tahun C/2
Keb. 11:22-12:2; 2Tes. 1:11-2:2; Luk.
19:1-10
Kapela STKIP
Santu Paulus Ruteng,30 Oktober 2016
Buka
Pengalaman
berjumpa dengan Tuhan baik karena
manusia berusaha mencarinya maupun karena Tuhan sendiri berinisiatif mendatangi
manusia selalu menjeutkan dan membahagiakan. Kisah Injil hari ini mengingatkan
kita tentang perilaku kehidupan manusia
yang menjamin keselamatan jiwanya. Kita
berdoa agar kehidupan kita senantaiasa diwarnai dengan pelbagai kejutan yang
Tuhan lakukan atas diri setiap kita. Kita bawa semua doa, harapan, dan intensi kita kepada Tuhan. Untuk itu kita akui salah
dan dosa kita..
Renungan
Mari Berguru pada Zakheus
Judul teks
tadi langsung menyebutkan nama Zakheus. Teks ini termasuk unik dan istimewa
karena hanya penginjil Lukas yang mengisahkan tokoh Zakheus. Itu artinya bagi
Lukas kisah Zakheus itu penting dan bermakna bagi banyak orang. Sungguh
mengejutkan bahwa Lukas yang berprofesi sebagai tenaga medis saat itu menulis
laporan mirip dengan tulisan wartawan yang meliput peristiwa dan kisah unik.
Mengapa Lukas menuliskan Peristiwa itu? Hemat saya Lukas menulis dan melaporkan
peristiwa itu karena dalam peristiwa itu ada banyak kejutan. Saya menemukan
paling kurang ada 7 kejutan dalam teks itu
Kejutan
pertama, Zakheus melepaskan tugas pokoknya sebagai kepada dinas bea dan cukai
atau kepala dinas pendapatan di kota Yerikho. Ia tampaknya membiarkan peluang
berlalu. Ia tidak menjalankan tugasnya melakupan penagihan dan pungutan
terhadap ribuan manusia yang memasuki Yerikho. Dia justru membaur di antara
begitu banyak manusia yang menyertai Yesus ke Yerikho. Dia mau dirinya menjadi
bagian dari sejumlah besar manusia yang menyertai Yesus. Ia melepaskan interse,
kesibukan pribadi yang sifatnya rutinitas demi menjalin kebersamaan dengan
orang lain. Zakheus membuat pilihan yang tidak biasanya ia lakukan. Ia mengubah
kebiasaannya
Kejutan
kedua, Zakheus masuk ke dalam keramaian itu ternyata dengan satu maksud yang
luar biasa. Penginjil Lukas mencatat dengan sangat teliti dan cermat tentang
maksud Zakheus bukan sekadar melihat Yesus tetapi lebih dari itu itu. Zakheus
mau tahu kualitas diri Yesus atau kualifikasi diri Yesus. Ia berusaha untuk
melihat orang apakah Yesus itu. Pertanyaan orang apakah
Yesus itu, adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kualitas diri bukan masalah
asal usul, dari mana Yesus. Jawaban atas pertanyaan orang apakah Yesus
harus mengacu pada kata sifat dan bukan kata benda. Kalau saat ini saya
bertanya kepada kita semua: orang apakah Pater Pit ini? Apa jawaban kita? Orang
Larantuka, Flotim. Jawaban seperti ini salah karena Larantuka/Flotim merupakan
kata benda yang dalam kalimat akan menjadi keterangan tempat. Jika jawabannya
Pater Pit orang Larantuka/Flotim maka
pertanyaannya bukannya orang apakah pater Pit
melainkan orang manakah Pater Pit ini? Jawaban yang benar kalau kita
ditanya: orang apakah Pater Pit itu? Jawabannya ia orang baik, orang sehat,
orang jujur, orang ganteng, orang pintar, orang seni dan sebagainya. Semuanya
itu kata sifat yang mengacu pada kualitas diri dan karakter Pater Pit. Zakheus
masuk dalam rombongan orang banyak dengan satu pertanyaan terkait kualitas diri
dan karakter Yesus. Kalau kualitas diri Yesus yang mau dilihat Zakheus maka ada
pengandaian di balik keinginan itu bahwa ia mau belajar pada Yesus tentang
kualitas diri yang baik.
Kejutan
ketiga, Zakheus Kepala Dinas Bea Cukai atau kepala Dinas Pendapatan wilayah
Yerikho itu melakukan aksi akrobatik dengan bertengger di dahan pohon ara. Aksi
akrobatik Zakheus gaya burung kalong ini dilakukannya bukan kebetulan tetapi ia
lakukan itu setelah ia mempertimbangkan kondisi fisik yang rendah dan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan karena ada begitu banyak orang berdesakan
mendekati Yesus. Injil mencatat demikian: maka berlarilah ia lalu memanjat
pohon ara untuk melihat Yesus yang lewat di situ. Zakheus membuat perhitungan
yang cermat untuk mendahului orang banyak dan menentukan posisi strategis.
Niatnya untuk mendapat kualitas diri Yesus mengharuskan dia untuk mengambil
sikap dan menentukan pilihan yang strategis. Baginya berlari mendahului orang
banyak dan memanjat pohon ara adalah sikap dan pilihan untuk mendapatkan
nilai-nilai kehidupan yang diyakininya akan membentuk dan mengubah karakternya
yang terlanjur dicap sebagai pendosa. Itulah sebabnya, tanpa beban ia memanjat
pohon dengan risiko ditertawakan karena
seorang pejabat publik setingkat kepala Dinas pendapatan ketahuan bertengger di
dahan pohon ara. Bagi Zakheus, mencari dan menemukan karakter unggul dalam diri
Yesus membutuhkan perjuangan bahkan bisa menjadi bahan tertawaan banyak orang.
Zakheus mau menunjukkan kebenaran bahwa
orang harus berlari mendahului, mengungguli yang lain dan harus mampu
menentukan posisi dan disposisi diri pada tempat yang pas dan tepat kalau mau
mendaptkan sesuatu.
Kejutan
keempat terjadi ketika sampai di dekat pohon itu. Ketika Yesus sampai ke tempat
itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari
ini Aku harus menumpang di rumahmu."
Zakheus tidak punya intensi, rencana untuk bisa dilihat Yesus apalagi
diajak turun dan akhirnya Yesus harus mengubah agenda perjalannya dengan mampir
ke rumah Zakheus. Zakheus berlari mendahului dan memanjat pohon untuk melihat
Yesus bukannya untuk dilihat Yesus. Peristiwa ini mengungkapkan kualitas
diri dan pribadi Yesus yang tidak melihat masa lalu Zakheus. Kaena itu, bagi
Zakheus peristiwa Yesus melihat, mengajaknya turun dan terus ke rumah merupakan
bonus dari usahanya untuk mencari dan
belajar pada Yesus. Sikap Yesus terhadap Zakheus menjadi antitesis yang
merontokkan sikap kebanyakan orang yang menyingkirkan Zakheus terkait
jabatannya sebagai kepala pajak. Upaya Zakheus mendahului orang banyak dan
menentukan disposisi diri pada tempat yang pas dan strategis mendatang bonus
yang luar biasa. Dia mendapatkan lebih dari apa yang ia bayangkan dan
rencanakan. Tuhan memberi Bonus bagi orang yang menang dalam perlombaan kehidupan
untuk meneladani sikap Yesus.
Kejutan
kelima, Zakheus turun dan melayani permintaan dan pemberitahuan Yesus yang mau
ke rumah Zakheus. "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus
menumpang di rumahmu.” Melayani permintaan yang mendadak seperti itu juga tidak
gampang apalagi ada begitu banyak manusia yang mau mengikuti Yesus. Memang
injil memberi cacatan tentang Zakheus sebagai seorang yang kaya sehingga pasti
dengan mudah mengatasi semuanya termasuk siap tempat dan makan minum untuk manusia
yang begitu banyak. Dalam kondisi yang serba mendadak Zakheus menerima Tuhan
yang tidak pernah ia pikirkan apalagi rencanakan. Tuhan datang bertamu secara
mendadak, sifatnya segera, hari ini juga. Kata-kata Yesus ini mau mengatakan
bahwa Tuhan menuntut manusia untuk menerima Tuhan di rumah dan dalam hiudpnya setiap hari.
Setiap hari baru untuk kita pengikut Kristus adalah hari ini dan setiap hari
ini Tuhan datang dan hidup bersama kita.
Kejutan
keenam, Yesus dipersalahkan orang banyak yang mengikutinya ketika Yesus memilih
untuk bertamu ke rumah Zakheus. Sikap orang banyak yang bersungut-sungut
terhadap Yesus muncul karena Yesus dikaitkan dengan stigma yang diberikan
kepada Zakheus sebagai pendosa. Zakheus sungguh menangkap reaksi orang banyak
itu sehingga ia tidak ingin Yesus dipersalahkan hanya karena mendatangi
rumahnya. Itulah sebabnya Zakheus
berdiri dan berkata: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada
orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat." Inilah kesadaran paling dasar yang lahir
dari hati Zakheus sebagai dampak kehadiran Yesus di rumahnya. Kata-kata Zakheus
ini tergolong amat revolusioner karena dinyatakan secara terbuka di hadapan
publik. Yesus tahu bahwa apa yang dikatakan Zakheus akan terlaksana. Hal itu
melahirkan kejutan berikutnya
Kejutan
ketujuh, Yesus mengumumkan kepada publik bahwa Zakheus itu keturunan Abraham
dan dikelompokkan sebagai orang yang
hilang. Sebagai keturunan Abraham, Zakheus berhak memperoleh keselamatan.
"Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun
anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang." Pernyataan Yesus ini telah menjadi pernyataan kunci perjumpaan
Zakheus dengan Yesus yang bermula dari dahan pohon ara di tepi jalan. Zakheus
mencarai karakter Tuhan di tengah kerumunan orang banyak menuju Yerikho dan
Tuhan mencari keturunan Abraham dan membawa keselamatan sampai di rumah.
Kisal injil
hari ini berakhir menyenangkan karena ada pujian dan penerimaan Kristus
terhadap pertobatan Zakheus. Dengan tindakan ini pula Kristus membersihkan
segala tuduhan yang dialamatkan kepada-Nya dengan menjadi tamunya (ay. 9-10).
Zakheus dinyatakan sebagai orang yang berbahagia. Mengapa? Karena ia telah
berpaling dari dosa kepada Allah. Ia telah menerima Kristus masuk ke dalam
rumahnya, dan menjadi orang yang jujur, penuh amal, dan baik hati: Hari ini
telah terjadi keselamatan kepada rumah ini. Sekarang setelah ia dipertobatkan,
ia juga dengan demikian diselamatkan; diselamatkan dari dosa-dosanya, dari rasa
bersalah akibat dosa-dosa tersebut, dan dari kuasa dosa. Segala manfaat dari
keselamatan telah menjadi miliknya. Kristus telah datang ke rumahnya, dan ke
mana pun Kristus datang, Ia membawa serta keselamatan dengan-Nya. Ia menjadi
Sumber keselamatan kekal bagi semua yang mengakui-Nya, seperti yang dilakukan
Zakheus. Namun semua ini belumlah cukup. Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini.
Apa yang
telah dilakukan Kristus secara khusus untuk menjadikannya seorang yang
berbahagia adalah sesuai dengan rencana besar-Nya dan maksud kedatangan-Nya ke
dunia. Dengan dasar yang sama ini pula Kristus sebelumnya telah membenarkan
pergaulan-Nya dengan para pemungut cukai. Pada waktu itu Ia mengimbau bahwa Ia
datang untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat, sekarang ia datang untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang, to apolōlos -- yang hilang.
Kristus
datang ke dunia yang tersesat ini untuk mencari dan menyelamatkannya.
Rancangan-Nya adalah untuk menyelamatkan, ketika keselamatan tidak ada di dalam
siapa pun. Dalam menjalankan rancangan-Nya tersebut, Ia mencari, menggunakan
segala cara yang mungkin untuk mewujudkan keselamatan tersebut. Ia mencari
mereka yang tidak layak dicari, Ia mencari mereka yang tidak mencari-Nya dan
tidak mengharapkan-Nya, seperti halnya Zakheus di sini.
Dalam banyak
hal mungkin kita sama seperti Zakheus yang pendosa tetapi hari ini Zakheus
memberikan kita contoh usaha untuk mengenal kualitas diri Tuhan. Zakheus memanjat pohon hanya karena mau mendapatkan
karakter dan kebaikan Yesus. Semoga Tuhan yang sama, setiap hari kita cari dan
undang ke rumah-rumah kehidupan kita, sampai kita mendapatkan keselamtan
sebagai keturunan Abraham. Amin
Pohon Ara Zakheus dekat kota Yeriko
No comments:
Post a Comment